Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/83

Berita PESTA edisi 83 (28-5-2014)

Mei/2014

Berita PESTA -- Edisi 83, Mei 2014

DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Pembukaan Kelas Kehidupan Rasul Paulus (KRP)
2. Pelaksanaan Kelas PIR dan DIK
3. Milis Alumni PESTA
4. Info Pernikahan Ryan dan Erma
ARTIKEL: DOA YANG LAHIR DARI IMAN MENYELAMATKAN ORANG SAKIT

Shalom,

Kami bersyukur dapat memberitakan kegiatan PESTA bulan Mei. Karena 
itu, silakan menyimaknya di kolom Berita. Untuk memberikan berkat yang 
melimpah bagi Anda, kami juga menyajikan artikel yang berjudul "Doa 
yang Lahir dari Iman Menyelamatkan Orang Sakit". Kiranya berkat dari 
artikel ini juga dapat Anda bagikan kepada teman-teman yang lain. 
Selamat menyimak Berita PESTA Mei.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >


                            BERITA PESTA

1. Pembukaan Kelas Kehidupan Rasul Paulus (KRP)

Rasul Paulus merupakan sosok yang sangat berpengaruh bagi dunia 
kekristenan, bukan hanya pada zaman Perjanjian Baru, melainkan juga 
sampai sekarang. Panggilan hidupnya untuk menjadi hamba Tuhan sungguh 
luar biasa. Bagi para alumni PESTA yang ingin mengenal lebih dekat 
sosok Paulus dan karya pelayanannya, silakan bergabung di kelas 
diskusi Kehidupan Rasul Paulus (KRP) bersama teman-teman dari berbagai 
gereja dan denominasi. Kelas diskusi ini akan berlangsung mulai 
tanggal 5 Juli 2014. Untuk dapat diterima, Anda harus mengerjakan 
tugas tertulis lebih dahulu. Karena itu, segeralah mendaftar ke Admin 
PESTA < kusuma(at)in-christ.net >.

Bagi yang ingin mengunduh sendiri Modul KRP ini, silakan berkunjung 
ke: < http://pesta.org/krp_sil >.

Pokok doa: Dukunglah dalam doa agar Tuhan menggerakkan para alumni 
untuk bergabung di kelas diskusi KRP sehingga mereka dapat 
diperlengkapi untuk semakin mengenal karya Tuhan melalui kehidupan 
Rasul Paulus.

2. Pelaksanaan Kelas DIK dan PIR

Pada Mei 2014 ini, PESTA kembali melaksanakan dua kelas diskusi secara 
paralel, yaitu kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) dan Pembinaan Iman 
Remaja (PIR). Kelas DIK adalah kelas dasar yang harus diikuti oleh 
peserta sebelum mengikuti kelas-kelas lanjutan. Saat ini, kelas DIK 
diikuti oleh 21 peserta dan masih sedang dalam proses diskusi. 
Sementara itu, kelas PIR adalah kelas baru dan saat ini masih belum 
dibuka karena menunggu target jumlah peserta terpenuhi. Melalui kedua 
kelas ini, diharapkan semua peserta diperlengkapi dengan pengajaran 
yang dapat menolong mereka semakin mencintai firman Tuhan dan 
pelayanan yang Tuhan percayakan kepada mereka.

Pokok doa: Bersyukur untuk kelas DIK dan PIR yang dibuka bulan Mei 
ini. Doakan untuk setiap peserta DIK agar dapat saling menolong dan 
bertumbuh dalam mempelajari firman Tuhan. Doakan untuk kelas PIR agar 
Tuhan mengirimkan peserta yang cukup sehingga kelas diskusi dapat 
segera dibuka.

3. Milis Alumni PESTA

PESTA memiliki beberapa komunitas. Selain di Facebook, PESTA juga 
mempunyai komunitas untuk para alumni yang tergabung di milis PESTA 
alumni. Tujuan komunitas-komunitas PESTA ini adalah untuk 
mempromosikan berbagai kegiatan kelas PESTA dan juga produk-produk 
pelayanan Yayasan Lembaga SABDA. Sebagian besar anggotanya adalah 
alumni PESTA yang telah mengikuti kelas-kelas diskusi PESTA.

Pokok doa: Doakan agar melalui komunitas PESTA ini, Tuhan memakai 
setiap sharing dan informasi yang diberitakan sehingga dapat menjadi 
berkat yang berguna bagi mereka.

4. Info Pernikahan Ryan dan Erma

Oleh anugerah Tuhan, salah satu moderator PESTA, yaitu D. Rianto 
(Ryan) akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan akan dilaksanakan 
pada tanggal 7 Juni 2014. Tim Moderator PESTA dan seluruh staf PESTA 
tidak lupa mengucapkan, "Selamat menempuh hidup baru" untuk Ryan dan 
Erma. Kiranya, Allah selalu melimpahkan berkat-Nya ke dalam rumah 
tangga yang baru terbangun ini.

Pokok doa: Doakan agar Tuhan menjadi Nahkoda dalam bahtera keluarga 
Ryan dan Erma. Biarlah dalam mengarungi hidup baru ini mereka selalu 
mengandalkan Tuhan.


     ARTIKEL: DOA YANG LAHIR DARI IMAN MENYELAMATKAN ORANG SAKIT

Di Alkitab, ada janji penyembuhan yang indah, "Dan doa yang lahir dari 
iman akan menyelamatkan orang sakit dan Tuhan akan membangunkan dia 
...." (Yohanes 5:15) Cepat atau lambat, setiap orang akan 
memprihatinkan penyakitnya sendiri ataupun penyakit orang yang 
dikasihinya. Karena itu, menarik untuk memperhatikan ayat di atas. 
Mari kita ulas beberapa hal untuk memahami ayat tersebut.

Perhatikanlah bahwa kata-kata yang digunakan adalah "menyelamatkan" 
bukan "menyembuhkan". Penyelamatan ilahi dapat mencakup penyembuhan, 
tetapi tidak selalu demikian. Tuhan tidak selalu menjanjikan 
penyembuhan, tetapi jika kita menggunakan iman kita, Tuhan selalu 
menjanjikan penyelamatan, yang sebenarnya lebih penting daripada 
penyembuhan. Dan, sering kali, Tuhan menggunakan penyakit untuk 
menciptakan iman kepercayaan.

Salah seorang pelawak terbesar di dunia ialah Sir Harry Lauder. Suatu 
hari, datang kabar bahwa anaknya telah terbunuh. Dengan sendirinya, ia 
terkejut sekali. Setelah pikirannya tenang, ia memikirkan kejadian itu 
dan mengatakan bahwa dalam keadaan seperti itu, ada tiga jalan yang 
dapat ditempuh oleh manusia:

1. Menyerah pada keputusasaan sehingga hidupnya kemudian diliputi oleh 
kepahitan dan menjadi seseorang yang selalu menggerutu.

2. Mencoba melupakan kesedihannya dengan minum minuman keras hingga 
mabuk atau dengan cara menjalani hidup yang jahat dan suka menentang 
orang lain.

3. Memalingkan dirinya kepada Allah.

Sir Harry mengambil jalan yang ketiga, dan meskipun Tuhan tak 
menyembuhkan dukacitanya dengan mengembalikan anaknya kepadanya, 
kesedihannya menjadi sebuah alat yang membantu dia mendapatkan Tuhan, 
mengembangkan imannya, lalu mendapatkan hidup yang amat berarti. 
Kepedihannya tetap ada, tetapi ia memperoleh kekuatan untuk dapat 
menahan sakitnya, dan hal ini sesungguhnya merupakan bentuk yang lebih 
luhur dari penyembuhan.

Ingatlah Luther Burbank. Waktu kecil, ia setengah cacat sehingga hari-
harinya dipenuhi dengan ketakutan bahwa hidupnya akan merupakan 
kegagalan total. Ia bekerja di sebuah pabrik yang penuh debu dan panas 
di New England, tetapi akhirnya ia harus berhenti bekerja karena 
kesehatannya memburuk. Ia terpaksa harus bekerja di luar. Ia 
mendapatkan pekerjaan di ladang tumbuh-tumbuhan. Di kemudian hari, ia 
menjadi penyelidik alam yang terbesar pada zamannya. Burbank berkata, 
"Setiap benih dapat dijadikan bunga," dan ia membuktikan bagaimana ia 
dapat mencapainya. Ia memang seorang yang beriman, tetapi jika bukan 
karena penyakitnya, ia akan menghabiskan hidupnya di pabrik. Karena 
penyakitnya, ia benar-benar belajar tentang iman, dan hal ini 
membawanya kepada keselamatan.

A. J. Cronin adalah seorang dokter yang berhasil di London. Karena 
menderita sakit, ia terpaksa meletakkan pekerjaannya lalu pindah ke 
dusun. Awalnya, ia amat kecewa, tetapi sedikit demi sedikit imannya 
mulai tumbuh di dalam dirinya. Di kemudian hari, ia mulai menulis dan 
sebagai hasilnya, dunia sekarang memiliki buku-buku seperti "The 
Citadel", "The Keys of the Kingdom", dan lain-lain.

Memang penyakit telah membawa mereka kepada keselamatan. Ada satu hal 
yang penting untuk diperhatikan. Penyakit dapat menyebabkan kepanikan, 
kekecewaan, dan keputusasaan. Sebaliknya, penyakit juga dapat 
mendorong kita untuk melihat hidup kita, membawa kita kepada iman dan 
dedikasi kepada suatu tujuan yang lebih mulia. Dan, jika melalui 
penyakit seseorang dibawa kepada iman, iman itu pun dapat membawa 
keselamatan bagi orang itu.

Keselamatan dapat berbentuk kesembuhan. Salah seorang pendeta yang 
sangat dihormati di dunia saat ini adalah Dr. Leslie D. Weatherhead 
dari London. Bukunya, "Psychology, Religion and Healing" (Ilmu jiwa, 
Agama, dan Penyembuhan, Red.) merupakan suatu studi yang indah tentang 
kesembuhan Ilahi. Beliau menceritakan banyak kasus penyembuhan karena 
iman. Sebagai contoh, ada seorang perawat yang sakit keras di suatu 
rumah sakit, suhu badannya amat tinggi dan ia sudah tidak makan selama 
beberapa hari. Ia juga tidak sadar. Pada suatu kebaktian malam, Dr. 
Weatherhead meminta jemaat untuk mendoakan perawat Itu. Ia berkata, 
"Percayalah bahwa saat ini, Kristus sedang menjamah hidup wanita itu, 
dan kuasa penyembuhan-Nya akan diwujudkan dalam tubuhnya sekarang." 
Setelah berdiam beberapa saat, ia melanjutkan, "Janganlah membiarkan 
pikiran Anda menyimpang, melainkan pusatkan dan angkatlah wanita itu 
kepada Allah." Kemudian, ternyata tepat pada jam itu, suhu badan 
perawat yang sakit itu turun menjadi normal kembali dan ia dapat tidur 
nyenyak tanpa obat-obatan. Esok harinya, ia bisa makan sedikit dan 
dalam beberapa hari kemudian, ia sembuh secara total.

Penyembuhan dapat berbentuk lain. Beberapa waktu yang lalu, saya 
mengadakan suatu ceramah di sebuah pabrik. Setelah selesai, pemimpin 
pabrik itu mengantar saya meninjau pabriknya dan menjelaskan cara 
kerja mereka. Ada banyak wanita yang sedang menjalankan mesin-mesin. 
Mereka menjalankan mesin-mesin itu demikian cepatnya sehingga mata 
kita tak dapat mengikuti gerak tangan mereka. Selagi kami berjalan 
melewati mereka, saya heran melihat salah seorang wanita yang tidak 
memiliki jari di tangan kirinya. Saya melihat sekali lagi dan ternyata 
tangan kanannya juga tak berjari. "Apakah mungkin wanita itu melakukan 
pekerjaannya?" tanya saya kepada pemimpin pabrik. Ia menjawab, "Ia 
merupakan pekerja wanita yang paling cermat dan cepat." Pada wajahnya 
terlihat senyuman, dan saya yakin di dalam hatinya terdapat nyanyian.

Anak perempuan itu merupakan contoh kesembuhan ilahi. Di dalam 
lingkungannya, satu-satunya pekerjaan yang dapat dilakukan wanita 
adalah menjalankan mesin. Akan tetapi, ia tidak mempunyai jari. Saya 
kira ia memiliki cukup iman untuk berdoa kepada Allah agar ia bisa 
memperoleh jari-jari tangannya. Dan, jika Allah menghendaki, secara 
mengherankan Dia dapat saja memberikan jari yang dibutuhkan itu. Hal 
ini pasti. Namun, Allah memberikan kesembuhan dengan cara lain. Ia 
telah memberi kekuatan kepada wanita itu agar ia dapat mewujudkan 
cita-citanya kendati tak memiliki jari. Ia telah disembuhkan dalam 
arti bahwa apa yang tadinya menjadi penghalang, kini menjadi pendorong 
baginya.

Demikian pula yang terjadi pada Rasul Paulus. Tiga kali ia telah 
berdoa kepada Allah agar Tuhan mengambil duri dalam dagingnya. Tuhan 
tidak membuang duri itu, tetapi memberikan kekuatan kepadanya agar ia 
dapat menanggungnya (2 Korintus 12:7-9). Inilah kesembuhan. Dan, bila 
kita sakit jasmani atau rohani, Tuhan kadang-kadang tidak mengangkat 
dan melenyapkan penyakit itu. Sebagai gantinya, Tuhan dapat memberi 
kita semacam watak yang dapat memenangkan segala rasa kasihan akan 
diri sendiri, keputusasaan, dan keluhan, Dia juga memberikan kepada 
kita suatu sikap dan keyakinan bahwa hidup ini masih dapat merupakan 
suatu pengalaman yang penuh kemenangan.

Iman akhirnya selalu menang, iman tak pernah terkalahkan. Kita mungkin 
mengenal Dr. Harvey Cushing, seorang dokter spesialis penyakit otak 
yang cemerlang. Salah seorang pasiennya pernah menulis sebagai 
berikut: "Aku benar sadar bahwa aku ini akan menjadi gila. Setelah 
menjalani wajib militer dalam perang selama hampir lima tahun, aku 
tenggelam dalam kesulitan keuangan sehingga pada akhirnya, aku 
kehilangan kekuatanku sama sekali. Waktu istriku menceritakan bahwa 
Dr. Cushing ingin bertemu denganku, aku berkata, `Apa gunanya? Ia tak 
dapat menolongku!`" Namun, akhirnya ia pergi juga untuk bertemu dengan 
dokter itu. Dr. Cushing memandang dia langsung ke dalam matanya. Ia 
belum pernah mengalami seseorang memandangnya dengan cara demikian 
tajam. Setelah diadakan pemeriksaan, dokter itu berkata, "Anda mengira 
bahwa Anda akan saya kirim ke rumah sakit jiwa? Lupakan hal itu. Anda 
tak apa-apa. Anda sebenarnya hanya mengalami syok karena perang, dan 
keadaan ini menjadi lebih parah karena Anda terlampau banyak 
memikirkan pekerjaan Anda. Akan tetapi, jiwa Anda sebenarnya sehat 
seperti saya sendiri. Jika Anda pulang dari tempat ini dan percaya 
bahwa apa yang saya katakan itu merupakan suatu kebenaran, dalam satu 
tahun Anda akan pulih kembali seperti biasa. Namun, jika Anda mengira 
bahwa saya sedang membujuk dan hanya ingin sekadar menghibur Anda, 
Anda tidak akan hidup lebih lama lagi. Saya harap Anda percaya kepada 
saya." Kemudian, orang itu menceritakan, "Aku percaya kepadanya. Ia 
sungguh-sungguh yakin dan ia telah meneruskan keyakinannya kepadaku 
sehingga aku pun merasa yakin. Yang menonjol dalam hal ini ialah bahwa 
aku merasakan adanya maksud baik yang tulus dan kebesaran jiwa di 
dalam diri dokter itu. Aku datang kepadanya sebagai seorang yang 
setengah gila, aku meninggalkannya dengan suatu keyakinan dan 
sukacita."

Orang itu telah disembuhkan, tetapi apa yang membuat dia sembuh? 
Kepercayaannya kepada Dr. Cushing itulah yang menyembuhkannya. Dan, 
jika kepercayaan kepada manusia bisa memiliki kekuatan untuk 
penyembuhan, terlebih lagi betapa besar kekuatan iman di dalam Tuhan 
yang abadi!

Kita tentu masih ingat kisah ayah yang membawa anak laki-lakinya yang 
sakit kepada Tuhan Yesus (Markus 9:14-27). Yang pertama dilakukan oleh 
Kristus adalah meyakinkan orang itu bahwa Ia prihatin; Tuhan bertanya, 
"Sudah berapa lama ia mengalami penyakit ini?" Maksudnya ialah bahwa 
Tuhan Yesus mengetahui tentang anak itu dan Dia senang mendengar 
cerita bapak itu. Inilah tindakan pertama dari Tuhan. Jika kita tidak 
percaya bahwa Tuhan bersedia memperhatikan dan mendengarkan kita, kita 
tak mungkin bisa memperoleh iman.

Selanjutnya, Tuhan menarik keluar semua iman yang dimiliki oleh orang 
itu. "Jika engkau percaya, segala sesuatu dapat terjadi." Lalu, ayah 
anak itu berteriak dan berkata sambil air matanya bercucuran .... Air 
mata itu mempunyai sifat kejantanan dan kesungguhan. Kita tidak dapat 
mendekati Allah dengan kurang sopan dan tanpa iman. Iman tak dapat 
kita peroleh, kecuali kita sungguh-sungguh.

Ayah itu berkata, "... aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya 
ini." Maksudnya, kepercayaan ayah itu tidak sempurna. Dia masih 
sangsi. Ayah itu sudah berdoa lama sekali dan ia merasa kecewa. Ia 
mengaku tak punya iman banyak, tetapi ia ingin menggunakan segala iman 
yang masih ia miliki. Ia sekaligus jujur dan rendah hati. Yesus 
akhirnya menyembuhkan anak itu. Kemudian, murid-murid ingin mengetahui 
mengapa mereka tak dapat menyembuhkan anak itu. Tuhan menjawab, "Jenis 
ini tak dapat diusir kecuali dengan doa dan puasa." Berpuasa bukan 
berarti tidak makan dan tidak minum. Berpuasa ialah semacam proses 
pengosongan, melepaskan segala sesuatu yang bertentangan dengan roh 
Allah, doa dan pengabdian diri kepada Allah, kepada kehendak dan 
rencana-Nya. Dan, inilah proses datangnya iman. Seperti dikatakan 
Yakobus, "Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan." Bukan hanya 
penyakit jasmaniah, melainkan semua penyakit dalam segala situasi 
hidup ini. Yakinlah akan Allah!

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa Jilid 2
Judul bab: Doa yang Lahir dari Iman Menyelamatkan Orang Sakit
Penulis: Charles L. Allen
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
Halaman: 50 -- 54

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: e-Doa
Alamat URL: http://doa.sabda.org/doa_lahir_dari_iman_menyelamatkan_orang_sakit
Tanggal akses: 19 Mei 2014


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Ryan dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org