Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/55 |
|
![]() |
|
Berita PESTA edisi 55 (8-8-2011)
|
|
Berita PESTA Edisi 55/Juli 2011 DAFTAR ISI BERITA PESTA: KELULUSAN KELAS DIK, FOTO ALUMNI, PENILAIAN, DAN MODUL BARU ARTIKEL: SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP KRISIS KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DPA MEI/JUNI 2011 POKOK DOA Shalom, Kami berharap Berita PESTA Juli 2011 ini menjumpai Anda dalam keadaan sehat dan sejahtera. Sebuah artikel menarik telah kami siapkan untuk menjadi bahan perenungan bagi kita bersama, yang berjudul "Sikap Orang Percaya Terhadap Krisis". Semoga semakin membekali kita untuk hidup menjadi saksi-saksi Kristus yang tangguh. Beberapa berita kegiatan pelayanan PESTA dapat Anda simak di kolom Berita PESTA. Semoga berita-berita ini boleh menjadi pokok-pokok doa kita bersama. Selamat menyimak dan selamat berdoa. Tuhan memberkati. Staf Redaksi Berita PESTA, Yonathan Sigit < http://lead.sabda.org > BERITA PESTA 1. Pengumuman Kelulusan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode Juni/Juli 2011 Bersyukur atas penyertaan Tuhan selama berlangsungnya kelas diskusi DIK periode Juni/Juli 2011. Terima kasih banyak untuk partisipasi setiap peserta yang mengikuti kelas ini dengan baik. Kiranya setiap berkat yang didapat menambah wawasan rohani mereka. Saat dibuka pada tanggal 6 Juli 2011, peserta diskusi DIK Juni/Juli 2011 berjumlah 24 orang. Dari jumlah tersebut, ada 6 peserta yang dinyatakan tidak lulus karena tidak aktif dalam mengikuti diskusi. Kepada peserta yang belum lulus, Anda masih dapat mengikuti kembali kelas DIK pada periode Januari/Februari 2011. Untuk itu, Anda tidak perlu mengumpulkan tugas tertulis lagi. Bagi yang sudah lulus, kami mengucapkan selamat dan kami mengundang Anda untuk segera bergabung kembali mengikuti kelas-kelas PESTA lanjutan yang lain. Silakan menghubungi Sdr. Kusuma < kusuma(at)in-christ.net > untuk keterangan lebih lanjut. 2. Foto Alumni PESTA di Situs PESTA Online "Tak kenal, maka tak sayang." Demikian pepatah yang sering kita dengar. Tim PESTA pun rindu agar setiap peserta bisa saling mengenal supaya ikatan keakraban di antara para peserta PESTA semakin erat. Salah satu wujud pengenalan itu adalah dengan berbagi foto di situs PESTA. Untuk tujuan tersebut Tim PESTA telah memberikan pengumuman kepada para alumni PESTA untuk mengumpulkan foto-foto ke Sdr. Kusuma. Foto-foto peserta tersebut akan kami pasang di halaman khusus situs PESTA Online. Kalau selama ini para peserta hanya saling mengenal nama saja, maka sekarang mereka bisa saling mengenal wajah juga. Bagi yang foto-fotonya sudah terpasang di situs PESTA, kami juga sudah mendapat izin dari beberapa peserta untuk menautkan fotonya tersebut ke Facebook pribadi masing-masing. Dengan demikian kami berharap setiap peserta bisa berkomunikasi lebih akrab lagi melalui jejaring sosial tersebut. Bagi alumni yang sudah mengumpulkan foto, kami mengucapkan terima kasih banyak. Bagi Anda yang belum mengirimkan, silakan kirim ke Sdr. Kusuma di: ==> < kusuma(at)in-christ.net >. Foto-foto terbaru alumni PESTA dapat dilihat di URL berikut: ==> http://www.pesta.org/foto 3. Penilaian Tugas Tertulis Kelas DPA Mei/Juni dan DIK Juni/Juli 2011 Saat ini Tim PESTA sedang menyelesaikan penilaian tugas tertulis DPA Mei/Juni dan DIK Juni/Juli 2011. Doakan agar tugas kami ini bisa dilaksanakan dengan baik sehingga nilai-nilai peserta bisa segera diterima oleh para peserta. 4. Modul Baru untuk Kelas PESTA 2012 Ada dua modul baru yang sedang diselesaikan pada bulan Agustus 2011 ini, yaitu Doktrin Alkitab (DAL) dan Doktrin Allah Tritunggal (DAT). Menurut rencana kelas diskusi kedua modul ini akan dijadwalkan untuk dibuka tahun 2012. Selain untuk menjadi bahan kelas diskusi PESTA (online), kami juga berharap modul ini akan dipasang di situs PESTA sehingga bisa didownload oleh banyak orang supaya bisa dipakai secara lebih luas. To God be the glory! ARTIKEL: SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP KRISIS Setiap manusia yang ada di dalam dunia ini tidak bisa lepas dari kesulitan, tantangan, dan penderitaan. Karena hal-hal tersebut di atas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka kesulitan, tantangan, dan penderitaan harus disikapi dengan benar, karena kalau tidak, akan berkembang menjadi krisis. Norman Wright, seorang penulis dan psikolog Amerika yang ternama, mengatakan bahwa ke mana pun ia pergi, ia selalu bertemu dengan orang-orang yang mengalami stres, depresi, sikap yang panik dan tak berdaya, dan ingin melarikan diri dari masalah-masalah yang ada, sehingga ia cenderung berdoa, "Tuhan, angkatlah segala permasalahanku." Menurut Norman Wright, semua gejala di atas merupakan ciri-ciri dari orang yang mengalami krisis aktif. Bagaimanakah seharusnya seorang percaya membangun sikap yang benar terhadap krisis, sehingga krisis tidak berkembang menjadi suatu kekuatan negatif yang merusak dirinya? Untuk itu, kita akan belajar dari teladan Tuhan Yesus sendiri dalam menghadapi krisis. Lukas 22:39-46 menceritakan akan masa-masa akhir pelayanan Tuhan Yesus di muka bumi. Di dalam kemahatahuan-Nya, Dia tahu bahwa sebentar lagi Dia akan ditangkap, disiksa dan disalibkan. Walau Kristus mengetahui bahwa dalam menghadapi segala sesuatu Bapa di Surga selalu menyertai- Nya, tapi ketika waktu-Nya akan tiba, Dia tetap merasa gentar. Dan kegentaran itu mencapai puncaknya pada malam terakhir, sebagaimana yang dicatat oleh Lukas bahwa di tengah-tengah pergumulan-Nya, Dia mencucurkan keringat darah dan tampaklah seorang malaikat memberikan kekuatan kepada-Nya (ayat 43). Tentang pergumulan Tuhan Yesus yang dahsyat ini, penulis Ibrani juga menulis: "Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah." (Ibrani 12:3-4) Bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi krisis? Pertama, Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku …" (ayat 42). Apakah doa Tuhan Yesus ini menyatakan bahwa Dia ingin menghindarkan diri dari misi-Nya mati di atas kayu salib? Atau apakah doa itu menunjukkan bahwa Dia ragu-ragu untuk melanjutkan pekerjaan-Nya, sehingga ada kesan Dia ingin menyerah di tengah jalan? Sekali-sekali tidak. Tapi justru dengan berkata-kata seperti di atas, kita mendengar suatu doa yang jujur: Apakah kematian di atas kayu salib merupakan satu-satunya cara menyelamatkan manusia berdosa? Doa Tuhan Yesus menjadi contoh dari seorang yang jujur dan terbuka terhadap Allah. William Barclay berkata: "Bukanlah suatu hal yang salah bila kita mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya terhadap Allah." Hanya mereka yang jujur terhadap Allah, baru dapat jujur terhadap diri sendiri dan sesamanya. Hanya mereka yang terbuka terhadap Allah, baru dapat terbuka terhadap diri sendiri dan sesamanya. Kedua, Yesus menegaskan kembali akan komitmen-Nya terhadap kehendak Bapa. "… tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (ayat 42). Walau Kristus mempertanyakan adanya alternatif lain dalam menggenapkan misi-Nya untuk menyelamatkan orang yang berdosa, namun pada saat yang sama, Dia menegaskan kembali akan komitmen-Nya terhadap kehendak Bapa di Surga. Meski jalan salib ini sulit, tapi kalau itu kehendak Bapa, Kristus rela menerimanya. Ini adalah suatu ketaatan yang mutlak. Sikap yang demikian juga perlu kita perlihatkan terhadap Allah. James C. Dobson menulis: "Pertumbuhan dalam kehidupan orang Kristen terletak pada ketaatannya dalam masa-masa krisis." Ada banyak peristiwa yang menakutkan yang setiap saat bisa menimpa kita, tapi jika itu seizin Tuhan, kita akan belajar menerimanya dengan sukacita. Maka: "Janganlah berdoa untuk kehidupan yang mudah, berdoalah menjadi orang yang lebih kuat. Janganlah berdoa untuk tugas-tugas yang sesuai dengan kekuatan Anda, berdoalah untuk kekuatan yang sesuai dengan tugas-tugas Anda" (Philip Brooks). Lagi pula, dalam mengizinkan berbagai kesulitan dan tantangan dalam kehidupan anak-anak-Nya, Tuhan ingin melatih kita supaya menjadi orang-orang percaya yang kuat. Mensius, salah satu murid Konfusius yang terkemuka, melihat kebenaran ini dan mengungkapkan demikian: "Jikalau langit memberikan tugas yang berat kepada orang tertentu, maka orang itu pasti diberikan kesengsaraan besar, dilatih sampai semua ototnya lelah, dan hatinya penuh kepedihan, barulah dia akan menjalankan tugasnya." Bagi orang beriman, kita harus percaya bahwa tidak ada masalah yang lebih besar daripada Allah, dan tidak pernah ada problem manusia yang lebih besar daripada solusi Allah. Kesempitan kita adalah kesempatan bagi Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita belajar memunyai ketetapan hati dalam dunia yang terus bergolak ini. Ketiga, Yesus diteguhkan kembali. Setelah berdoa, Dia berkata kepada murid-murid-Nya: "Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat" (Markus 14:42). Di taman Getsemani kita melihat suatu pemandangan yang kontras: Yesus memasuki taman Getsemani dalam kegelapan; Dia keluar dari sana dalam terang karena Dia telah berbicara dengan Allah. Yesus memasuki taman Getsemani dengan pergumulan; Dia keluar dari sana dengan damai di dalam jiwa-Nya karena Dia telah berbicara dengan Allah. Maka betapa pentingnya doa bagi orang Kristen. Kebiasaan berbicara dengan Tuhan secara intim perlu kita kembangkan. Cho Yonggi, pendeta sejuta umat di Korea Selatan, berkata: "Bagiku doa sangat penting. Doa akan menjawab semua persoalanku." Hal yang sama juga diutarakan oleh Martin Luther: "Doa adalah hal yang terpenting dalam hidupku. Apabila aku tidak berdoa, maka aku akan kehilangan api iman." Josephus, sejarawan Yahudi yang amat tersohor, setelah menyaksikan berbagai bentuk penganiayaan sadis yang menimpa orang-orang Kristen di awal kekristenan, menulis demikian: "Saya tidak bisa mengerti, pada waktu singa menerkam orang-orang Kristen, mereka tetap memunyai wajah-wajah yang tenang, hati yang begitu stabil dan terus memuji Yesus Kristus. Sebelum mati, suara pujian tidak henti-hentinya keluar dari mulut para martir." Kita dapat mengasumsikan bahwa jika orang-orang Kristen itu dapat dengan tabah menghadapi semua siksaan yang ada, ini dikarenakan mereka semua telah terlebih dahulu berbicara dengan Allah, dan seperti yang Tuhan Yesus alami, mereka juga memperoleh ketenteraman yang amat besar dalam jiwa mereka dari Allah. Hanya orang Kristen yang memunyai damai dari Tuhan, baru mampu dengan tenang menghadapi semua tantangan hidup. Karena itu, perlu kita mengingat nasihat penulis Ibrani yang berkata: "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16) Berbagai krisis yang sedang menimpa negara Indonesia kelihatannya belum akan segera berlalu. Dan sebagaimana yang telah kita lihat dan alami bersama, krisis ini telah membawa berbagai dampak negatif dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Walau demikian, kita tidak perlu berkecil hati dan putus asa, karena seperti Bapa menyertai Tuhan Yesus, Dia juga akan menyertai kita. Tuhan Yesus tidak akan membiarkan kita yatim piatu. Pada saat kita mengalami jalan buntu dan kita tidak tahu bagaimana harus berdoa dan menyelesaikan permasalahan kita, kita perlu mengingat perkataan Paulus dalam Roma 8:26: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya kita harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan." Orang Kristen mungkin menghadapi situasi yang berada di luar kemampuannya, tetapi perlu diingat bahwa ia tak pernah di luar kemampuan Allah. Pada akhirnya, Denis Waitley berkata: "Krisis merupakan suatu kesempatan untuk mengendarai angin yang berbahaya. Pandanglah krisis sebagai suatu kesempatan atau batu loncatan untuk menggapai bintang." Diambil dari: Nama situs: GKA Gloria Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/a01.php Judul artikel: Sikap Orang Percaya Terhadap Krisis Penulis: Pdt. William Liem Tanggal akses: 3 Agustus 2011 KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DPA MEI/JUNI 2011 Semakin Dalam (Andy Hardjono) Kelas DPA ini banyak mengeksplorasi Alkitab lebih dalam, yaitu doktrin Allah, gereja serta eskatologi. Dengan memahami dan memperdalam doktrin-doktrin tersebut membuat saya lebih mengenal Tuhan dan Juru Selamat saya, Yesus Kristus. Amin. Dapat Menjadi Berkat (Anny Tjandri) Hidup dalam rencana Allah diawali dengan pengetahuan akan firman Allah, takut akan Tuhan dan melakukan kebenaran-Nya. Selama saya mengikuti kursus, PESTA Online ini banyak membuka wawasan saya dengan materi-materi yang dibahas dan hal ini biasa saya bagikan di persekutuan saya sehingga saya bertumbuh di dalam Kristus Yesus dan mereka juga terbangun imannya di dalam Kasih Kristus. Terima kasih PESTA. Semakin Kuat (Antung) Dengan mengikuti kursus PESTA maka semakin diperkuat pemahaman kita tentang kebenaran Alkitab dengan cara membandingkan beberapa jawaban peserta dan pendapat dari Gereja kita sendiri. Wawasan Baru (Dedy Yanuar) Bagi saya mengikuti kelas PESTA, bukanlah untuk mencari sertifikat atau penilaian dari moderator, tetapi untuk mencari dan belajar wawasan baru mengenai firman Tuhan. Selain itu, dalam mengikuti kelas ini kita harus memohon hikmat Tuhan dalam memahami hal-hal yang sedang didiskusikan bersama. Belajar firman Tuhan (Endrik) Saya diingatkan kembali bahwa waktu masih kecil dulu saya sering membaca Alkitab satu pasal setiap harinya. Terutama saya sangat senang sekali dengan cerita bergambar. Puji Tuhan kebiasaan itu masih ada sampai sekarang karena saya setiap pagi dan malam selalu membaca firman Tuhan dan membaca buku-buku kristiani. Selain itu, saya juga mengikuti kelas diskusi yang diselenggarakan oleh PESTA yang memberi wawasan yang baru bagi saya. Semakin bertumbuh (Feronica) Dengan mengikuti diskusi PESTA iman saya semakin mengakar, bertumbuh karena melalui diskusi PESTA pengetahuan saya terus dipertajam oleh teman-teman peserta diskusi yang datang dari latar belakang dominasi gereja yang berbeda-beda sehingga saya semakin diperkaya dengan firman Tuhan. Kiranya PESTA menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Keragaman Pemahaman (Gita Mahardhika) Pemahaman kelas diskusi DPA ini sangat membantu saya untuk mengerti doktrin yang bersumber dari Alkitab sebagai satu-satunya standar utama dalam kekristenan. Banyaknya partisipasi peserta yang mengikuti kelas diskusi ini semakin mempertajam wawasan yang selama ini kerap memandang hanya dari sudut pandang saya secara pribadi. Waktu yang Berguna (Harun) Kesaksian saya adalah ketika saya mengikuti kelas ini, sebagian waktu saya gunakan untuk kegiatan PA pribadi, jadi tidak ada waktu untuk bergosip, melihat film yang sebelumnya menjadi kebiasaan. Saya merasakan Tuhan turut bekerja dan Roh Kudus memimpin saya kepada melalui firman-Nya. Belajar Menghargai (Husin Gunawan) Berdiskusi melalui kelas PESTA selain menambah wawasan, juga melatih kita untuk belajar menghargai berbagai pandangan yang berbeda. Jangan takut mengungkapkan pandangan yang berbeda. Kesatuan Tubuh Kristus (Lawah Salleh) Mengerti dan memahami Alkitab adalah dasar utama yang harus dimiliki bagi setiap orang percaya untuk dapat bertumbuh dalam kehidupan sebagai orang kristiani. Perbedaan pendapat dalam diskusi tidak harus dijadikan pemisah dalam kesatuan kita dalam Kristus. Dalam kelas ini semua belajar untuk menerima dan menghormati pandangan semua orang. Selain itu, kita juga membangun diri kita untuk lebih percaya kepada Tuhan kita. Belajar Alkitab (Linda Cheang) Saya menemukan hal-hal baru dari hasil bersama-sama menggali isi Alkitab ini. Selain itu, kesukaan saya untuk membaca Alkitab semakin bertambah karena ternyata membaca Alkitab itu bisa jauh lebih seru daripada membaca novel. Saya boleh dibukakan lebih banyak lagi berkat dari Alkitab. Banyaknya perbedaan pendapat karena perbedaan pengajaran, latar belakang dan cara berpikir rekan-rekan peserta, membuat saya semakin menemukan banyak hal baru dalam Alkitab yang berguna untuk dipakai dalam perluasan pekabaran injil. Meluangkan Waktu (Nathanael Marvin) Aktivitas apa pun yang dapat kita lakukan, baik belajar lewat PESTA, aktif dalam pembinaan rohani, aktif pelayanan di gereja apa pun itu, mari kita lakukan dan berusaha keras untuk kemuliaan Tuhan. Melalui studi di PESTA, saya dapat lebih fokus terhadap topik yang diberikan dan meluangkan waktu untuk merenungkan firman Tuhan. Saya harap, bagi orang-orang lain yang masih banyak waktu kosong atau tidak tahu mau melakukan apa, atau masih melakukan hal yang berfokus pada diri sendiri, cobalah untuk mengisi waktu dengan baik. Saling Memberkati (Tirta Sukma) Shalom, dalam mengikuti diskusi DPA ini saya semakin diperkaya dengan wawasan mengenai firman Tuhan. Karena diskusi ini bersifat interdenominasi, sehingga saya diperkaya dengan warna doktrin yang sedikit menambah wawasan saya. Melalui diskusi ini kita saling memberkati satu dan lainnya. Semakin Diteguhkan (Vika Rahelia) Semenjak saya mengikuti PESTA dan menambah pengetahuan saya tentang Alkitab, semakin diteguhkan mengenai iman dan kepercayaan saya kepada Yesus Kristus. Dengan tambahan pengetahuan akan Alkitab di PESTA saya memunyai kesempatan yang dapat saya pakai untuk menguatkan teman-teman saya yang sedang mengalami pergumulan dengan iman Kristen. Bersyukur (Widiani Miciko) Bersyukur sekali bisa mengikuti kelas DPA, karena menambah pengenalan saya akan doktrin denominasi gereja lain, dan membawa saya secara pribadi untuk belajar bagaimana menjadi berkat bagi lingkungan dengan adanya berbagai sudut pandang. Wawasan yang Luas (Poedjo Soetrisno) Dengan mengikuti Kursus PESTA online dan berdiskusi, wawasan saya menjadi lebih terbuka. Mengerti Kehendak Tuhan (Suwito Gonawan) Sering kita tahu tetapi kita tidak mengerti. Melalui kelas diskusi PESTA kita dapat belajar memahami dan mengerti kehendak Tuhan. Pemahaman Baru (Naomi Harmini) Setiap mengikuti kelas diskusi PESTA, pasti saya mendapatkan pemahaman baru mengenai firman Tuhan. Puji Tuhan saya semakin bertumbuh dalam pengenalan saya kepada Yesus Kristus. POKOK DOA 1. Mengucap syukur untuk kelas DIK periode Juni/Juli 2011 yang telah menyelesaikan diskusi. Kiranya setiap pelajaran dan diskusi yang berlangsung dapat menolong peserta untuk semakin bersemangat menggali kebenaran firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengucap syukur kepada Tuhan karena kelas diskusi SYK periode Juli/Agustus 2011 telah berakhir dengan baik. Doakan agar semua peserta dapat semakin mengenal Yesus Kristus sesuai dengan kebenaran Alkitab. 3. Doakanlah para calon peserta kelas diskusi GSM periode September/Oktober 2011 yang sudah mendaftarkan diri. Kiranya mereka dapat menyelesaikan tugas tertulisnya dengan baik dan memiliki komitmen yang teguh untuk mengikuti kelas ini dari awal sampai selesai. 4. Tim PESTA sedang menyusun program kelas PESTA untuk tahun 2012. Jika Tuhan menghendaki, akan dibuka 12 kelas diskusi tahun depan. Doakanlah agar Tuhan memberikan hikmat dan bijaksana kepada tim PESTA dalam menetapkan langkah-langkah strategis untuk menjalankan rencana yang telah dibuat. 5. Beberapa alumni PESTA telah bersedia untuk menjadi moderator untuk membantu kelas-kelas diskusi PESTA. Mengucap syukur atas beban yang telah Tuhan berikan kepada mereka untuk terlibat dalam pelayanan ini. Kiranya Tuhan memberikan pengetahuan dan kemampuan komunikasi yang cukup bagi mereka. Kontak: < beritapesta(at)sabda.org > Redaksi: Desi Rianto, Yulia Oeniyati, Fitri Nurhana, dan Yonathan Sigit (c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org > < http://fb.sabda.org/pesta > Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |