Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/51 |
|
Berita PESTA edisi 51 (28-2-2011)
|
|
BERITA PESTA Edisi 51/Februari 2011 DAFTAR ISI BERITA PESTA: PENDAFTARAN DPA, PENUTUPAN DIK dan PERNIKAHAN FITRI NURHANA ARTIKEL: HAL KEUANGAN FAKTA ALKITAB: SEJARAH INTERTESTAMENTAL KESAKSIAN: MODERATOR DAN PESERTA KELAS DIK POKOK DOA Shalom, Bersyukur atas anugerah Tuhan karena beberapa kegiatan pelayanan PESTA bulan lalu dapat terlaksana dengan baik. Doakan untuk kegiatan pelayanan PESTA bulan Maret, terutama untuk pembukaan pendaftaran kelas diskusi Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) dan Dasar-dasar Iman Kristen (DIK). Ada sajian artikel menarik yang kami harap dapat menolong kita semua menyikapi salah satu kunci untuk mengatasi masalah keuangan. Kiranya artikel yang kami siapkan, dapat menjadi sebuah pelajaran berharga bagi Anda, untuk semakin bijak dalam mensyukuri setiap berkat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan memberkati. Pimpinan Redaksi Berita PESTA, Desi Rianto < ryan(at)in-christ.net > < http://pesta.org > BERITA PESTA: PENDAFTARAN DPA, PENUTUPAN DIK dan PERNIKAHAN FITRI NURHANA 1. Pendaftaran Kelas Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) Mei/Juni 2011 Alkitab merupakan premis pertama di dalam sistem teologia dan iman Kristen. Melalui Alkitab kita akan mengenal Allah dan karya-Nya. Oleh karena pentingnya pengajaran ini, maka PESTA akan membuka kelas DPA yang bertujuan untuk membakar kembali kecintaan Anda kepada Alkitab sebagai dasar hidup Kristen melalui firman Tuhan. Adapun pokok-pokok pengajaran yang akan dibahas dan didiskusikan di kelas DPA antara lain: Pribadi dan karya Kristus, Pribadi dan karya Roh Kudus, Ajaran tentang Manusia, Keselamatan, Gereja, dan Akhir Zaman. Dengan gembira kami mengundang Anda untuk bergabung dalam kelas diskusi DPA ini. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengirimkan email kepada Sdr. Kusuma di < kusuma(at)in-christ.net >. Jika Anda ingin mendapatkan Modul DPA, Anda dapat mengakses ke: < http://pesta.sabda.org/dpa_sil >, 2. Penutupan Kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2011 Bersyukur untuk kelas diskusi DIK yang telah berakhir dengan baik. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua peserta yang telah mengikuti kelas ini. Kami juga mengucapkan selamat atas kelulusan 12 peserta dari 23 peserta yang mengikuti. Sayang sekali ada 2 peserta yang tidak bisa mengikuti kelas dan ada 9 peserta yang tidak aktif dalam proses berdiskusi, sehingga dinyatakan tidak lulus. Bagi yang tidak lulus, Anda tidak perlu kecil hati karena Anda masih bisa mengulangi mengikuti kelas DIK ini lagi di periode Juni/Juli 2011. Silakan menghubungi Sdr. Kusuma < kusuma(at)in-christ.net > untuk keterangan lebih lanjut. 3. Pernikahan Fitri Nurhana Tanggal 19 Februari 2011, Fitri Nurhana telah melangsungkan pernikahan dengan Fasa Eli Laia. Fitri bergabung di YLSA dan melayani di Div. PESTA sejak bulan Agustus 2010 -- membantu Administrasi PESTA dan menjadi salah satu Tim Moderator PESTA. Seluruh Tim Moderator dan Pengurus PESTA, mengucapkan selamat menempuh hidup baru kepada Fitri dan Fasa. Kami mendukung dalam doa, Allah sumber damai sejahtera melimpahkan anugerah dan berkat-Nya kepada keluarga baru Anda. ARTIKEL: HAL KEUANGAN Masalah keuangan dan pengelolaannya merupakan hal yang sangat penting. Ada orang Kristen yang tidak bahagia dan memiliki hidup yang tidak berkemenangan hanya karena masalah materi. Melalui artikel berikut, kita akan belajar salah satu kunci dalam mengatasi masalah keuangan yaitu "Mencukupkan Diri". Mari kita bersama-sama menyelidiki hal ini dari Filipi 4:10-13. Sikap yang benar terhadap pemberian Bagian ini merupakan respons Paulus terhadap bantuan yang diberikan jemaat Filipi kepadanya, ketika ia berada dalam penjara rumah di Roma atau Kaisarea (Filipi 1:12-14; Filipi 2:25). Bantuan ini merupakan pemberian materi yang jemaat Filipi berikan kepada Paulus untuk kesekian kalinya (band. Filipi 4:10, 15-16). Bagaimana Paulus memberikan respons terhadap hal ini? Pertama-tama, ia mengekspresikan sukacitanya yang besar di dalam Tuhan (Filipi 4:10a) -- Paulus tidak langsung menunjukkan ucapan terima kasihnya kepada jemaat Filipi, seakan-akan merekalah aktor paling penting dalam pemberian ini (Filipi 4:10a), artinya ia percaya bahwa di balik pemberian jemaat Filipi, ada tangan Tuhan yang kuat yang telah menggerakkan mereka (Filipi 2:12-13). "Bersukacita" merupakan konsep yang dominan dalam surat Filipi (muncul sekitar 16 kali). Kedua, ia memfokuskan ucapan syukurnya pada pikiran, perasaan, dan pikiran jemaat Filipi (Filipi 4:10b), bukan pemberian mereka. Seseorang yang baru saja mendapatkan bantuan materi, biasanya cenderung "terikat" pada pentingnya pemberian itu. Dalam bagian ini Paulus justru melihat hal yang lebih penting daripada pemberian itu, yaitu kasih jemaat Filipi kepada Paulus. Di bagian selanjutnya ia lebih menyoroti hasil dari pemberian itu, bukan pemberian itu sendiri (Filipi 4:17). Ketiga, ia tidak mengeksploitasi kekurangannya (Filipi 4:11a). Frasa "kukatakan ini bukan karena kekurangan" merupakan antisipasi Paulus terhadap kesalahpahaman yang mungkin muncul dari pihak jemaat Filipi. Di Filipi 4:10 ia mengatakan, perhatian jemaat Filipi akhirnya bertumbuh kembali. Dalam bahasa Yunani, kata "hdh pote" (LAI-TB "akhirnya") menyiratkan durasi waktu yang sangat lama. Sebagian versi Inggris dengan tepat menerjemahkan dengan "sekarang setelah sekian lama" (now at length, ASV/RSV/YLT). Kalimat ini bisa berpotensi menimbulkan kesan bahwa, Paulus mengeluh atau menyindir jemaat Filipi karena mereka kurang tanggap terhadap kebutuhan Paulus. Karena itu, ia menjelaskan bahwa ketiadaan bantuan hanya masalah kesempatan yang belum ada (Filipi 4:10b). Ia juga menegaskan bahwa ucapannya di Filipi 4:10 bukan dimaksudkan sebagai upaya untuk meminta-minta secara halus kepada jemaat Filipi. Paulus secara eksplisit menyatakan bahwa pemberian mereka sudah lebih dari cukup (Filipi 4:18). Mengapa Paulus bisa memberikan respons seperti ini? Bukankah orang cenderung mengungkapkan ketergantungannya kepada si pemberi, dengan cara memuji si pemberi atau mengeksploitasi kekurangan si penerima bantuan? Bagaimana ia bisa memiliki cara pandang yang benar seperti itu? Apa rahasianya? Jawabannya, Paulus mencukupkan diri! (Filipi 4:11). Dalam bagian ini kita akan menyelidiki tiga konsep yang benar tentang mencukupkan diri. 1. Mencukupkan diri merupakan hasil belajar (Filipi 4:11b) Mayoritas orang cenderung memiliki sikap tamak. Kondisi ini merupakan akibat dari natur manusia yang berdosa, karena dosa Adam (Mazmur 51:7; Roma 5:12-21). Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sudah mereka miliki, sehingga tidak heran kita sering mendengar orang kaya selalu mengeluhkan "kekurangan" mereka. Ya! Perasaan cukup adalah hasil dari proses pembelajaran. Berdasarkan struktur kalimat Yunani yang dipakai, ayat 11b seharusnya diterjemahkan "aku sendiri [bukan orang lain] sungguh-sungguh belajar...". Istilah "belajar" (mantanw) sebenarnya dipinjam dari kosakata filsafat "Stoa" yang menekankan disiplin/pengendalian diri, sehingga seseorang tidak dipengaruhi oleh situasi di sekitarnya. Ide tentang "mendisiplinkan diri" (belajar) diambil dari filsafat "Stoa", tetapi konsep Paulus sangat berbeda dengan "Stoa". Filsafat "Stoa" bersifat "anthroposentris" (berpusat pada kemampuan manusia), sedangkan konsep Paulus bersifat "theosentris" (berpusat pada Allah). Ayat 11b menunjukkan bahwa Paulus berusaha keras mendisiplin (mengontrol) diri supaya mendapatkan kecukupan yang sebenarnya. "Cukup" bukan masalah jumlah, tetapi kedisiplinan rohani untuk kepuasan dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. 2. Mencukupkan diri mencakup segala situasi (Filipi 4:12) Dalam ayat ini Paulus menggunakan kata Yunani "pas" (segala/setiap) sebanyak dua kali. Kata "pas" juga dipakai Filipi 4:13, "segala perkara...". Penggunaan "pas" di Filipi 4:12 seharusnya diterjemahkan "setiap (pas) hal dan segala (pas) perkara", karena "pas" yang pertama berbentuk tunggal, sedangkan yang kedua berbentuk jamak. Dengan kata lain, Paulus bukan hanya membicarakan beragam situasi secara umum, tetapi juga setiap detail situasi. Rasa cukup dengan Allah tetap harus ada, meskipun berada dalam kekurangan dan kelaparan (Filipi 4:12). Dalam 1 Timotius 6:8 Paulus menjelaskan salah satu batasan "cukup", yaitu asal ada makanan dan pakaian. Manusia cenderung menentukan sendiri batasan "cukup" dalam hidup mereka. Tidak jarang batasan ini telah memperbudak mereka untuk bekerja di luar batas waktu yang wajar, sampai mengabaikan hal-hal lain yang lebih penting, misalnya waktu keluarga dan waktu beribadah kepada Tuhan. Batasan ini sering kali membuat orang terlalu kikir/pelit (berhemat melewati batas) dan menghalangi mereka untuk memberi materi lebih banyak bagi orang lain maupun gereja (Tuhan). Batasan ini juga membuat orang sulit merasa cukup dengan berkat Tuhan yang ada. Seandainya setiap kita mengikuti prinsip "cukup" seperti yang tertulis di kitab Filipi 4:11 ini, maka kita tidak akan mudah bersungut-sungut kepada Tuhan maupun mengeluh kepada suami/istri/orang tua kita. Apa pun keadaan kita, kita harus menyadari bahwa memiliki Allah dan dimiliki oleh-Nya adalah lebih daripada cukup. Ingat, "enough is more than more" (cukup adalah lebih dari lebih). Orang kaya yang sesungguhnya adalah mereka yang selalu merasa cukup dengan apa yang ia telah terima dari Tuhan. 3. Mencukupkan diri membutuhkan kekuatan Tuhan (Filipi 4:13) Bagian ini merupakan kontras yang tegas antara penganut "Stoa" dan Paulus. Paulus meyakini bahwa kemampuan untuk merasa cukup dalam setiap situasi hanya bisa tercipta melalui kekuatan Tuhan. Kata "menguatkan" (endunamow) menyiratkan ide pemberian kekuatan dari dalam. Secara logika, tidak ada manusia yang merasa cukup ketika ia kekurangan atau kelaparan. Perasaan cukup dan usaha untuk berdisiplin diri supaya cukup, hanya bisa terjadi kalau Tuhan yang memberi kekuatan supranatural. Disunting dari: Nama situs: GKRI Exodus Alamat URL: http://www.gkri-exodus.org/page.php?XSER-Keuangan-Keluarga Judul asli artikel: Keluarga dan Keuangan (Filipi 4:10-13) Penulis: Yakub Tri Handoko, Th.M. Tanggal Akses: 25 Februari 2011 FAKTA ALKITAB: SEJARAH INTERTESTAMENTAL Apa yang terjadi dalam 400 tahun di antara penulisan kitab Maleakhi dan saat kelahiran Yesus tidak selalu jelas. Kita menyebutnya "Periode Intertestamental" oleh sebab, inilah jangka waktu di antara penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kita tahu bahwa bangsa Israel yang telah dipulihkan mengalami berbagai gangguan politik yang serius sementara waktu ini. Setelah Aleksander Agung menaklukkan Imperium Persia, para pangeran dan jenderal Yunani berjuang merebut hak untuk memerintah Timur Dekat. Raja Antiokhus III dari wangsa Seleukus, merebut Palestina dari Mesir pada tahun 198 SM dan berusaha menjadikannya sebagai pangkalan untuk membangun suatu imperium baru di Timur. Akan tetapi, Antiokhus III bukanlah tandingan bagi legiun-legiun Roma. Mereka mengalahkan bala tentaranya pada tahun 190 SM, dan menjadikannya penguasa boneka dalam rangkaian pemimpin Roma. Keluarga Makabeus (keturunan imam besar Matatias) memulai perang saudara melawan para penguasa Seleukus dan merebut Yerusalem pada tahun 164 SM. Akan tetapi, baru pada tahun 134 SM, mereka mampu menghalau orang-orang Seleukus dari urusan mereka. Pada tahun itu, Yohanes Hirkanus I dari keluarga Makabeus mendirikan wangsanya sendiri yang dikenal sebagai wangsa Hasmoneus. Mereka berkuasa sampai tahun 37 SM, ketika Roma menetapkan keluarga Herodes sebagai pemerintah boneka yang baru di Palestina. Kitab-kitab yang berjudul Pertama dan Kedua Makabe, menggambarkan pemberontakan Makabe dan kekacauan di Palestina sampai ke masa wangsa Hasmoneus. Gereja Katolik Roma memasukkan kitab-kitab dan beberapa tulisan lain dari Masa Intertestamental dalam Alkitab mereka, tetapi orang Protestan tidak, meskipun berbagai terjemahan kitab-kitab ini sering termasuk dalam versi Protestan dari Alkitab. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Alkitab.sabda.org Alamat URL: http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=9&res=almanac Penulis: J.I Packer, Merrill C. Tenney, dan William White, Jr. Tanggal akses: 24 Februari 2011 KESAKSIAN: MODERATOR DAN PESERTA KELAS DIK Berikut adalah kesaksian dari moderator dan para peserta kelas diskusi DIK yang baru saja berakhir minggu lalu. Dengan membaca kesaksian mereka, kami berharap para pembaca Berita PESTA bersedia berdoa bagi kelanjutan pertumbuhan iman mereka. Yonathan Sigit (Moderator) Suatu pengalaman yang sungguh luar biasa dalam hidup saya, karena saya diberi kesempatan untuk menjadi moderator dalam diskusi DIK yang diselenggarakan oleh PESTA. Dari diskusi yang sudah berjalan kurang lebih satu bulan, saya sungguh mendapat banyak berkat. Semangat para peserta diskusi dalam memberikan tanggapan dari topik yang sudah disampaikan, memberikan motivasi bagi saya pribadi untuk lebih berkembang lagi, karena para peserta sangat antusias dalam mengikuti diskusi, dan jawaban yang diberikan bukan hanya sekadar jawaban, melainkan jawaban yang alkitabiah. Meskipun ada sedikit perbedaan pendapat, tetapi semuanya tetap bersatu hati, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik hingga kelas berakhir. Desi Rianto (Moderator) Pengalaman saya menjadi moderator mendapat banyak berkat serta pelajaran berharga dari diskusi DIK yang baru saja berakhir. Sebagai moderator, saya harus benar-benar mengerti dan menguasai pembahasan topik yang diberikan. Artinya sebagai seorang moderator, saya dituntut untuk memiliki kemampuan menjelaskan dan memberikan arahan yang diperlukan jika mengalami OOT (of out topic). Semakin jelas permasalahan diskusi, maka akan lebih mudah menemukan pemecahannya, demikian juga sebaliknya. Secara pribadi saya belajar untuk dapat memberikan petunjuk bila menghadapi hambatan, dan belajar untuk mampu merangsang kemampuan berpikir logis, serta mendorong peserta diskusi yang tidak aktif untuk berpartisipasi dalam diskusi. Tjuk Imansafi: Memperoleh Keluarga Baru Dengan mengikuti kelas DIK, terutama saat diskusi, saya disegarkan kembali oleh firman Tuhan. Peserta diskusi yang berasal dari berbagai aliran gereja dan jawaban dari moderator, membuat wawasan saya semakin bertambah. Selain itu, saya seperti mendapatkan keluarga baru dengan mengenal orang-orang baru dalam komunitas PESTA, yang saling membangun dan menguatkan sebagai bagian dari tubuh Kristus. Linda Tjahjadi: Memperoleh Wawasan Baru Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya bisa mengikuti kelas DIK. Saya sangat diberkati dan semakin memahami Alkitab sebagai firman Tuhan yang hidup, serta wawasan saya juga semakin bertambah setelah mengikuti kelas ini. Bertambahnya wawasan saya, sangat membantu saya dalam membagikan pemahaman yang benar mengenai dasar iman Kristen dan pemahaman akan Alkitab, khususnya kepada orang-orang yang baru percaya kepada Kristus, atau yang pemahamannya belum dalam. Tidak lupa, saya boleh memiliki banyak teman baru melalui kursus ini. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua, Amin. Ronny Hadisukrisno: Menambah Pengetahuan Kelas diskusi DIK menambah pengetahuan saya, khususnya mengenai dasar iman Kristen sehingga dapat meningkatkan pelayanan saya. Nathanael Marvin: Sangat Bersyukur "Tidak ada sesuatu terjadi secara kebetulan" mungkin kalimat itu yang mewakili pengalaman saya waktu itu sehingga dapat menemukan situs PESTA ini. Melalui pembelajaran kelas kursus yang diadakan PESTA, saya semakin dibekali dengan pemahaman firman Tuhan yang memadai melalui kelas diskusinya. Meskipun kelas PESTA online hanya melalui jaringan internet, tapi saya percaya bahwa segala bentuk komunikasi dapat dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Ony Timisela: Lebih Mendalami Setelah mengikuti kelas DIK ini saya banyak belajar lagi tentang iman Kristen yang bersumber di dalam Alkitab, sehingga saya lebih memahami secara mendalam doktrin Kristen yang saya percayai, dan bisa menjadi berkat buat pelayanan saya kepada orang awam di sekitar saya. Diah Arumsasi: Banyak Pelajaran Ada banyak pelajaran yang saya dapatkan dari kelas diskusi ini. Saya sangat bersyukur karena saya dituntun untuk mengenal Tuhan melalui program ini. Tuhan memberkati. POKOK DOA 1. Doakan peserta DIK Januari/Februari 2011 yang telah menyelesaikan kelas diskusi, kiranya mereka dapat memperoleh wawasan doktrin yang benar dengan lebih dalam lagi, sehingga semakin mengerti rencana Tuhan yang agung. 2. Berdoa untuk pelaksanaan diskusi PKS Februari/Maret 2011 yang sedang berjalan; untuk kesehatan para peserta, kerja sama Tim Moderator sebagai pemandu dan pembimbing jalannya diskusi, serta kelancaran proses kelangsungan diskusi dari awal sampai akhir. 3. Berdoa untuk proses pembuatan modul-modul PESTA yang baru, agar Tuhan sendiri yang menolong sehingga modul-modul ini mencerminkan pengajaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan. 4. Doakan untuk keluarga baru Fitri dan Fasa. Biarlah dasar pernikahan mereka betul-betul di atas Batu Karang yang teguh sehingga hidup baru mereka mencerminkan kasih Allah. Kontak: < beritapesta(at)sabda.org > Redaksi: Desi Rianto, Yulia Oeniyati, dan Anik (c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org > < http://fb.sabda.org/pesta > Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |