Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/43 |
|
Berita PESTA edisi 43 (30-6-2010)
|
|
______________________________________________________________________ BERITA PESTA Edisi 43/Juni/2010 DAFTAR ISI EDITORIAL BERITA PESTA: 1. Pengumuman Kelulusan dan Penutupan Kelas Paskah 2010 2. Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode Juni/Juli 2010 3. Pendaftaran Kelas Tafsiran Markus (TMR) -- Periode Agustus/September 2010 ARTIKEL: Kebangkitan Kaum Awam APPRECIATION: Selamat Ulang Tahun -- Juli 2010 KESAKSIAN: Kesaksian Peserta Kelas Paskah B -- Maret 2010 POKOK DOA STOP PRESS: Audio SABDA: Alkitab dalam Audio ______________________________________________________________________ EDITORIAL Salam sejahtera, Walaupun Berita PESTA terbit terlambat dari yang direncanakan, redaksi berharap menjumpai Anda dalam keadaan sehat dan penuh berkat. Berita PESTA bulan Juni ini memberikan beberapa informasi tentang kelas-kelas virtual PESTA yang sudah berlangsung dan yang sedang berlangsung pada bulan Juni 2010. Kami juga menyajikan sebuah artikel menarik tentang "Kebangkitan Kaum Awam" yang kami harap dapat membantu kita semua memahami alasan penting keterlibatan kaum awam secara alkitabiah, supaya gereja semakin efektif dan pekerjaan Tuhan semakin maju. Selamat menyimak. Tuhan memberkati. Dalam kasih-Nya, Pimpinan Redaksi Berita PESTA, Desi Rianto < ryan(at)in-christ.net > http://pesta.sabda.org http://fb.sabda.org/pesta ______________________________________________________________________ BERITA PESTA 1. Pengumuman Kelulusan Kelas Paskah A dan B Serta Penutupan Kelas Paskah 2010 Puji Tuhan! Kelas diskusi Paskah sudah berakhir beberapa bulan yang lalu bisa ditutup, yaitu setelah semua peserta mengumpulkan tugas tertulisnya. Segenap pengurus PESTA mengucapkan selamat kepada semua peserta yang telah menyelesaikan semua tugas. Biarlah melalui kelas diskusi Paskah ini mereka semakin memacu diri untuk mengenal kasih Tuhan dan menghargai pengurbanan Kristus. Bagi yang tidak lulus dalam kelas diskusi ini, jangan berkecil hati karena masih ada kesempatan bagi Anda untuk mengikutinya kembali tahun depan. Untuk membaca kesaksian-kesaksian dari peserta kelas Paskah 2010, silakan akses alamat berikut ini. ==> http://pesta.sabda.org/kesaksian_pesta_kelas_paskah_maret_2010 2. Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode Juni/Juli 2010 Kelas diskusi DIK Juni/Juli 2010 baru saja selesai berlangsung. Dari 26 peserta, tidak semuanya bisa lulus karena ada yang tidak terlibat dalam diskusi secara aktif. Saat ini peserta sedang menyelesaikan tugas akhir yaitu membuat evaluasi. Diskusi telah berjalan dengan baik dan sebagian besar peserta telah aktif terlibat dalam mendiskusikan pokok-pokok penting iman Kristen yang berkaitan dengan penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa serta penebusan yang digenapi dalam Yesus Kristus. Kursus dalam kelas ini mengacu ke modul Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) PESTA. ==> http://pesta.sabda.org/dik_sil 3. Pendaftaran Peserta Kelas Tafsiran Markus (TMR) -- Periode Agustus/September 2010 Untuk pertama kalinya PESTA akan membuka kelas yang agak berbeda dari kelas sebelumnya, yaitu kelas Tafsiran Injil Markus (TMR). Kali peserta tidak diberi bahan atau tugas tertulis, kecuali membaca seluruh Injil Markus dengan teliti. Di kelas diskusi nanti peserta akan diajak secara aktif menggali seluruh Injil Markus. Metode yang dipakai dalam kelas diskusi TMR ini merupakan metode uji coba. Jika nantinya kursus ini dapat berjalan baik dan peserta dapat mengikutinya maka studi ini akan diperluas dengan studi kitab-kitab yang lain. Peserta yang dapat mengikuti kelas TMR ini disyaratkan untuk mereka sudah mengikuti minimal beberapa kelas diskusi PESTA sebelumnya. Pendaftaran kelas ini akan dibuka mulai bulan Juli 2010. Bagi Anda yang tertarik, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk belajar bersama-sama seluruh Injil Markus. Untuk informasi lebih jelas, silakan hubungi sekretaris PESTA di: ==> kusuma(at)in-christ.net ______________________________________________________________________ ARTIKEL KEBANGKITAN KAUM AWAM (Oleh: John Stott) Gereja terus-menerus berubah secara konstan. Sebelumnya tidak nampak perubahan yang lebih nyata daripada yang nampak di dalam sikap Gereja-gereja masa sekarang terhadap kaum awam. Pada setiap komisi atau bagian dari gereja Kristen, orang-orang awam mulai mendapatkan tempat mereka yang selayaknya. Sebelumnya memang sudah tercatat adanya gerakan-gerakan kaum awam, misalnya, pada abad-abad pertengahan dan selama zaman Reformasi. Selain itu ada juga catatan tentang inisiatif kaum awam yang mengarahkan timbulnya gerakan yang luar biasa dari kaum muda dan misionari secara internasional pada abad ke-19, meskipun belum memancarkan kekuatannya. Tetapi semuanya ini terjadi secara spontan; gerakan kaum awam dimulai dari bawah dan sering kali dibiarkan oleh para pemimpin gereja -- karena mereka tidak memunyai pilihan lain. Tetapi sekarang sikap acuh tak acuh itu sudah diganti dengan dorongan,dan keengganan diganti dengan rasa antusias. Sekarang ini kaum awam dipertimbangkan secara serius [oleh gereja]. Hal ini disebabkan karena tumbuhnya kesadaran akan posisi mereka yang sebenarnya di dalam gereja. Sikap ini sangat kontras dengan apa yang dikemukakan di dalam surat Ensiklik Paus Pius X pada tahun 1906 yang berjudul "Vehementer Nos", "Sebab bagi jemaat biasa, mereka tidak memunyai hak selain membiarkan diri mereka sendiri untuk dipimpin, serta menuruti gembala-gembala (pemimpin-pemimpin gereja) mereka sebagai kawanan domba yang patuh." Hanya dalam selang waktu beberapa tahun yang lalu Sir Kenneth Grubb memberikan penilaian mengenai kedudukan gereja Anglikan dengan mengatakan, "Gereja di Inggris tidak memberikan kesan yang mendalam bahkan mereka tidak tertarik pada kaum awamnya; nampaknya mereka hanya merendahkan dan menakut-nakuti kaum awam."[1] Namun, sikap yang merendahkan seperti itu sekarang ini jarang diungkapkan. Sebaliknya, suatu pernyataan dari konferensi Lambeth pada tahun 1958 mengatakan, "Sekarang ini sedang tumbuh suatu kesadaran bahwa kita telah membuat suatu perbedaan yang sangat tajam antara pendeta dan jemaat awam,"[2] dan "kita perlu memikirkan suatu pandangan teologi yang lebih baik mengenai kaum awam."[3] Hal-hal apakah yang meningkatkan peranan kaum awam di dalam gereja saat ini? Beberapa alasan yang mendorong mereka dikemukakan di bawah ini. Pertama, faktor sosiologis. Di Inggris antara tahun 1851 dan 1966 diperkirakan terjadi kemunduran yang hebat dalam perbandingan jumlah pendeta dan jemaat; dari 1 berbanding 1.000 menjadi 1 berbanding 2.500. Keadaan jemaat yang semakin bertambah dan pendeta yang semakin berkurang merupakan suatu faktor yang memengaruhi timbulnya penyimpangan arus di gereja-gereja. Banyak pendeta yang terlalu sibuk bekerja, yang sebelumnya memegang semua tampuk kepemimpinan gereja (di tangan mereka sendiri), sekarang terpaksa harus mencari bantuan dari jemaat awam. Tom Allan menjuluki jemaat awam itu sebagai "tunakarya/penganggur di dalam gereja",[4] tetapi sekarang banyak di antara penganggur itu "sudah mendapatkan pekerjaan". Seperti yang juga diungkapkan oleh Hendrik Kraemer, jemaat awam yang sebelumnya hanya "hadir sebagai bantuan kredit beku"; sekarang mereka dicairkan dan disirkulasikan. Walaupun demikian, kita tidak dapat berhenti di sana, sebab, meminjam gambaran Kraemer lainnya, kaum awam "bukanlah suatu reservoir atau tempat penyimpanan tenaga manusia yang sumbatnya tidak dibuka cukup besar."[5] Kedua, alasan pragmatis, meskipun ini bukanlah suatu alasan yang kuat. Jika kita tidak memberikan tugas atau tanggung jawab kepada jemaat awam sesuai dengan apa yang dapat mereka kerjakan, maka kita akan kehilangan mereka, setidak-tidaknya waktu senggang mereka. Mereka akan melibatkan diri ke dalam persekutuan atau kegiatan pelayanan-pelayanan sukarela lainnya yang bersifat sekuler, mungkin juga pelayanan di [gereja] tempat lain, yang lebih baik dalam memberikan kedudukan dan tanggung jawab kepada jemaat/anggotanya dibandingkan yang dapat dilakukan oleh gereja asalnya.[6] Hal ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak harus terlibat di dalam pelayanan masyarakat. Kita harus melibatkan diri dalam masyarakat. Jika keterlibatan seperti itu disadari sebagai bagian dari panggilan Kristen dan mendapatkan dukungan serta dorongan dari gereja setempat, maka hal itu baik sekali dan benar. Akan tetapi jika hal itu terjadi hanya sebagai "faute demieux" [karena tidak adanya alternatif yang lebih baik, Red.], dari suatu perasaan frustrasi karena menganggap diri tidak berguna di dalam gereja, maka hal itu keliru dan sangat menyedihkan. Canon Max Warren menjelaskan hal ini dengan baik.[7] Dia membandingkan gerakan kebangunan di Afrika Timur yang telah terjadi di dalam gereja, dengan kelompok-kelompok yang memisahkan diri (separatis) di Afrika Selatan, yang pada saat itu telah memunyai anggota lebih dari 1.300. Semuanya ini telah dipaparkan oleh Dr. B.G.M. Sundkler (kemudian menjadi Penatua), di dalam bukunya yang berjudul "Bantu Prophets in South Africa" ("Nabi-Nabi Bantu di Afrika Selatan"), dan dari penyelidikan ini Canon Warren menarik beberapa kesimpulan penting. Pertama-tama, "Mustahil kita mempersalahkan orang Afrika karena bersifat mengucilkan atau memisahkan diri, kalau [pada kenyataannya] mereka sendiri diperlakukan sebagai orang yang dikucilkan." Dia melanjutkan, "Fakta lain bahwa mereka dikucilkan di dalam gereja ialah kenyataan bahwa mereka ditempatkan pada posisi yang lebih rendah, dan dengan demikian tidak dapat mengungkapkan inisiatif atau kekuasaan, sehingga mendorong mereka untuk memisahkan diri secara resmi." Maka, "masalah bagaimana menyediakan ruang lingkup yang memadai bagi inisiatif dan kepemimpinan bagi `kaum awam`, masih tetap menjadi salah satu dari tugas gereja di Afrika yang belum terselesaikan." Hal yang sama terjadi juga di seluruh dunia. Alasan yang ketiga adalah semangat zaman. Gereja belum luput dari akibat-akibat yang dihasilkan oleh revolusi sosial dan politik yang melanda dunia di abad ini [abad ke-20], dan yang telah membawa kematangan serta rasa tanggung jawab bagi sejumlah besar rakyat biasa. Kebijakan wajib belajar dan tersedianya kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, tersebarnya kebebasan atau demokrasi yang disertai hak menentukan pilihan bagi kaum muda secara universal, emansipasi "pekerja-pekerja" baik di negara-negara komunis maupun kapitalis, gerakan perserikatan dagang, pemberontakan di seluruh dunia melawan hak-hak monopoli, otoritarianisme dan setiap bentuk penguasaan, serta desakan akan persamaan hak, semuanya menunjukkan adanya perkembangan-perkembangan di masa yang akan datang. Terhadap pandangan-pandangan modern ini gereja sering kali hanya nampak sebagai suatu benteng yang kokoh dengan aturan- aturannya yang kuno, melawan, dan menentang perubahan, sementara strukturnya yang sangat bersifat hierarkis itu bagi banyak orang nampak seperti suatu peninggalan antik feodalisme yang sebenarnya sudah dibuang pada abad pertengahan. Tetapi sekarang ada tuntutan akan kebebasan untuk ikut berpartisipasi, baik dalam bidang industri maupun pemerintahan daerah dan nasional, dan gereja yang ingin mencontoh kemajuan ini mau tidak mau harus mengikutinya. Inilah tiga alasan praktis yang menumbuhkan partisipasi yang lebih besar dari kaum awam di dalam kehidupan dan pelayanan gereja: kebutuhan, kekhawatiran, dan semangat zaman. Semua alasan itu logis, sepanjang yang dipaparkan, tetapi tidak memadai. Alasan yang benar bagi kita dalam mengharapkan agar kaum awam menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab, aktif, dan bersifat membangun seharusnya alasan-alasan yang berdasarkan Alkitab, bukan alasan-alasan pragmatis; alasan-alasan yang didasarkan atas prinsip teologis, bukan hanya karena mereka dibutuhkan. [Alasan yang benar] juga bukan karena gembala/pendeta membutuhkan pertolongan orang awam, atau karena orang awam itu sendiri ingin dirinya berguna, ataupun karena dunia zaman ini memikirkan cara ini, melainkan karena Allah sendiri telah menyatakan panggilan itu sebagai kehendak-Nya. Lagipula, satu- satunya cara bagi orang awam untuk dapat mengerti dan menerima hak- hak mereka (yang tidak dapat dicabut lagi) serta pelayanan di dalam gereja ialah kalau mereka memahaminya di dalam terang firman Tuhan sebagai kehendak Allah bagi umat-Nya. Maka alasan yang keempat, yang paling penting, ialah alasan berdasarkan Alkitab. Kita telah melihat bahwa mustahil kita berbicara mengenai kaum awam tanpa membicarakan pendeta. Sekarang kita pun harus menyadari, bahwa mustahil berbicara mengenai keduanya tanpa membicarakan gereja yang menaungi mereka. Yves menulis, "Pada dasarnya, hanya ada satu teologia yang sah mengenai kaum awam, yakni Ekklesiologi lengkap."[8] Boleh dikatakan, ketimpangan yang terjadi pada pemimpin gereja ataupun kaum awam berarti juga ketimpangan di dalam gereja. Lebih jelas lagi dikatakan, terlalu rendahnya pandangan mengenai kedudukan kaum awam sejajar dengan terlalu tingginya pandangan mengenai kedudukan pendeta/pemimpin gereja; dan terlalu tingginva pandangan mengenai kedudukan pendeta sejajar dengan terlalu rendahnya pandangan mengenai gereja. Catatan kaki: [1] Sir Kenneth Grubb, A Layman Looks at the Church, hal. 161. [2] The Lambeth Conference, 1958, hal. 126 [3] ibid., hal. 299 [4] Tom Allan, The Face of My Parish, hal. 54 [5] Hendrik Kraemer, A Theology of the Laity, hal. 34,37. [6] Leslie Paul memberikan komentar, "Kenyataan yang ada ialah bahwa kaum awam sudah jarang dilibatkan di waktu yang lampau, dan jarang dilibatkan oleh gereja sekarang ini, dalam acara-acara gereja menurut tingkat kesanggupan mereka di dunia sekuler" (Layman`s Church, hal.43) [7] M.A.C. Warren, Revival -- An Enquiry, hal. 28. [8] Yves M.J. Congar, Lay People in the Church (Terjemahan Bahasa Inggris, 1957, hal.13). Diambil dan disunting dari: Judul buku: Satu Umat Penulis: John Stott Penerbit: SAAT, Malang 1992 Halaman: 1 -- 7 Pernah dipublikasikan dalam Publikasi e-Reformed 120/2010 Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/120/ ______________________________________________________________________ APPRECIATION Seluruh pengurus PESTA dan Tim Moderator PESTA mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" kepada peserta PESTA yang namanya tercantum di bawah ini. Kiranya kasih Tuhan senantiasa nyata dalam hidup dan keluarga Anda. Marilah kita semakin berpegang teguh pada Yesus Kristus sebagai Batu Karang di mana kita membangun iman dan hidup rohani kita. SELAMAT ULANG TAHUN! Yeremia Budi Dharmawan 01 Juli 1975 Sugianto 02 Juli 1976 Husin Gunawan 03 Juli 1979 Ishak Iskandar 03 Juli 1967 Robert Leonard Panie 04 Juli 1960 Liana Tan 05 Juli 1964 Poedjo Soetrisno 05 Juli 1948 Linawati 06 Juli 1975 Widdi Yulianto 07 Juli 1969 Maria Rosmauli 08 Juli 1968 Asta Abraham Mustopa 10 Juli 1966 Prasetio Sudjarwo 10 Juli 1947 Hadi V. Ferdinandus 11 Juli 1982 Rudi Girsang 16 Juli 1965 Elvia Elita 19 Juli 1980 Fui Hin 20 Juli 1976 Julius Federal 20 Juli 1975 Yosafat Serafim Andi Hartono 21 Juli 1979 Pipin Kuntami 22 Juli 1979 Susannawati 24 Juli 1952 Eka lestari 25 Juli 1988 Tri Sadono 26 Juli 1981 Yakob 26 Juli 1972 May Maria Santosa 27 Juli 1964 Dwiana 28 Juli - Irawaty Silalahi 29 Juli 1974 Jusuf Nurman 29 Juli 1943 Roditus Mangunsaputro 30 Juli 1957 Yuli Arifiani Rahayu 31 Juli 1978 Benny Susilo Putro 31 Juli 1966 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7) < http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+17:7 > ______________________________________________________________________ KESAKSIAN KESAKSIAN PESERTA KELAS PASKAH B -- MARET 2010 * Kelas Diskusi yang cukup bermanfaat (F. Krismayandri) Kelas Diskusi Paskah ini sangat bermanfaat sekali karena selain menambah wawasan tentang makna paskah itu sendiri, juga dapat berkenalan dengan saudara-saudara seiman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Selain itu saya semakin dikuatkan dengan firman Tuhan yang sangat luar biasa dari diskusi ini sehingga beban yang saya alami semakin ringan. Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih kepada team moderator yang sudah bekerja keras sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. * Paskah sebagai wujud kasih Allah (Donald Siahaan) Perayaan Paskah merupakan momentum yang sangat tepat bagi kita untuk kembali mengingat wujud kasih Allah kepada manusia yang berdosa. * Anugerah terindah (Restu Cakep) Saya teringat dengan firman Tuhan yang berkata, tidak mudah orang mau mati untuk orang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada yang mau mati, akan tetapi Kristus justru mati bagi kami orang yang berdosa (Rom. 5:7-4). Oleh sebab itu saya secara pribadi mengucap syukur atas anugerah dan kasih-Nya pada kehidupan saya. ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Dukung dalam doa para peserta Pengantar Perjanjian Baru (PPB) yang telah menyelesaikan tugas-tugasnya, semoga melalui kelas diskusi dan mengerjakan tugas ini mereka semakin menghargai pengorbanan Kristus dan hidup sesuai dengan panggilan-Nya. 2. Dukung dalam doa para peserta kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) yang sudah selesai mengikuti kelas diskusi: doakan supaya melalui kelas ini pengetahuan mereka tentang iman Kristen semakin dalam dan mereka dapat menerapkannya di dalam kehidupan mereka dengan benar. 3. Doakan juga para alumni PESTA yang pada bulan Juli telah merayakan ulang tahunnya, biarlah melalui hidup mereka semakin dekat dengan Tuhan dan semakin mengenal kasih-Nya yang luar biasa. 4. Doakan juga untuk kelas Tafsiran Markus (TMR) yang akan dibuka dan dilaksanakan pada periode bulan Agustus/September supaya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dijadwalkan. ______________________________________________________________________ STOP PRESS ALKITAB DALAM AUDIO! "Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" (Roma 10:14b) Saat ini telah tersedia Alkitab Audio yang bisa didengarkan dalam bentuk CD - MP3! Milikilah segera dan jadikan CD Alkitab Audio MP3 ini alat untuk menyebarkan firman Tuhan karena di sekitar kita masih banyak orang yang belum dijangkau oleh firman Tuhan. Untuk tujuan inilah, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA -- http://www.ylsa.org) - tergerak untuk melakukan kampanye: "Bible Everywhere!" agar Alkitab dapat tersebar secara GRATIS/ nonkomersial ke segala penjuru Nusantara. Apa kegunaan CD Alkitab Audio? CD Alkitab Audio ini akan banyak menolong Anda dan gereja Anda, khususnya untuk menolong para lanjut usia, penyandang tunanetra, mereka yang sedang berbaring sakit atau yang masih buta huruf sehingga mereka pun bisa dilawat oleh firman Tuhan. CD Alkitab Audio ini dibuat dalam format MP3 dan bisa diakses lewat pemutar CD/VCD/DVD, pemutar MP3/MP4, telepon genggam, iPod/iPhone, dan semua jenis komputer. Durasi CD Alkitab Audio Perjanjian Baru (Matius -- Wahyu) rata-rata 28 -- 30 jam. Jadi, jika Anda mendengarkan 1 jam per hari Anda akan bisa menyelesaikan seluruh Alkitab Perjanjian Baru dalam 1 bulan! CD-CD Alkitab Audio apa saja yang tersedia? ---------------------------------------------------------- Berikut adalah CD-CD Alkitab Audio yang disediakan oleh Yayasan Lembaga SABDA: CD Alkitab Audio MP3 -- Perjanjian Baru dalam bahasa-bahasa daerah: 1. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Jawa 2. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Sunda 3. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Madura 4. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Aceh 5. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Nias 6. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Bali 7. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Malay 8. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Jawa Suriname (Karibia) CD Alkitab Audio MP3 -- versi-versi bahasa Indonesia: 9. CD Alkitab Audio PB -- TB (Terjemahan Baru) 10. CD Alkitab Audio PB -- BIS (Bahasa Indonesia Sehari-Hari) 11. CD Alkitab Audio PB -- Shellabear (Bahasa Indonesia Kontekstual) 12. CD Alkitab Audio PL Mazmur, Amsal, Pengkhotbah -- TB (Terjemahan Baru) CD Alkitab Audio MP3 -- Perjanjian Baru dalam bahasa asing: 13. CD Alkitab Audio PB+PL -- Bahasa Inggris (KJV, 2 CD) 14. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Mandarin (CUV) 15. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Yunani Asli/Kuno (WH) Alkitab Audio ini juga dapat diunduh lewat internet di alamat: ==> http://download.sabda.org/audio_bible Bagaimana menghubungi Yayasan Lembaga SABDA? Jika Anda juga tergerak untuk menyalurkan CD Alkitab Audio MP3 dan/atau CD SABDA 4.0 untuk menjadi alat pelayanan yang efektif pada zaman teknologi informasi ini, silakan menghubungi Yayasan Lembaga SABDA di: ==> < ylsa(at)sabda.org > Bagaimana terlibat mendukung pelayanan Alkitab Audio? Yayasan Lembaga SABDA sangat membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi mitra dalam menyebarkan firman Tuhan di gereja Anda atau di tempat-tempat lain. Karena itu, jika Anda digerakkan Tuhan untuk terlibat membantu pelayanan ini, silakan menghubungi: ==> < ylsa@sabda.org > atau < yulia(at)in-christ.net > Jika Anda tergerak untuk ikut mendukung pelayanan Yayasan Lembaga SABDA dalam hal dana, supaya kami dapat memproduksi lebih banyak CD-CD Alkitab Audio dan CD SABDA 4.0 untuk bisa disebarkan secara gratis, silakan menggunakan informasi di bawah ini: Yayasan Lembaga SABDA a.n. Yulia Oeniyati BCA cabang Pasar Legi No.Rek: 0790266579 "Sebarkan firman Tuhan yang hidup, ke seluruh penjuru Nusantara." ______________________________________________________________________ Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Arsip Berita PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta Situs PESTA: http://www.pesta.org Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/pesta Twitter PESTA: http://twitter.com/sabdapesta ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |