Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/40 |
|
Berita PESTA edisi 40 (26-3-2010)
|
|
______________________________________________________________________ BERITA PESTA Edisi 40/Maret/2010 DAFTAR ISI EDITORIAL BERITA PESTA: 1. Pendaftaran Kelas Diskusi PPB 2. Kelas Diskusi Paskah Akan Berakhir dan Pengumpulan Tugas Paskah 3. Penutupan Kelas OKB ARTIKEL: Menaklukkan Kematian Melalui Kematian APPRECIATION: Selamat Ulang Tahun! POKOK DOA ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Bersyukur untuk kasih pemeliharaan Tuhan sehingga kita dapat terus bersekutu dalam kasih Kristus. Dalam menyambut Paskah tentunya kita diingatkan kembali akan pengurbanan Yesus Kristus di atas kayu salib. Saat dimana Ia menyerahkan hidup-Nya sebagai pendamaian relasi antara manusia dengan Allah yang telah putus sebelumnya. Mari kita mengingat karya penebusan Kristus ini dengan mengucap syukur karena kasih dan kebaikan-Nya. Karena itu, pada kesempatan ini kami, segenap staf PESTA, ingin mengucapkan: SELAMAT PASKAH kepada semua pelanggan Publikasi Berita PESTA. Kiranya kuasa kebangkitan Kristus atas kuasa maut menjadi semakin nyata dalam hidup kita masing-masing. Untuk itu silakan menyimak artikel yang sudah redaksi siapkan untuk menjadi berkat dalam memahami rencana Allah yang besar kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Dalam kasih-Nya, Pimpinan Redaksi Berita PESTA, Desi Rianto http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/ http://pesta.sabda.org/ ______________________________________________________________________ BERITA PESTA 1. Pembukaan Pendaftaran Kelas DIK PESTA kembali akan membuka kelas DIK (Dasar-Dasar Iman Kristen), yang akan mempelajari tentang pokok-pokok penting iman Kristen yang berkaitan dengan dosa asal dan kejatuhan manusia dalam dosa serta sejarah keselamatan serta tema-tema kredo keselamatan. Tentunya kelas pelajaran-pelajaran yang akan dibahas di kelas diskusi ini akan sangat berguna membekali konsep dasar iman Kristen yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dengan tujuan belajar mengantisipasi banyaknya ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab sebagai dasar kebenaran yang mutlak. Pendaftaran sudah dimulai hari ini. Setelah mendaftar, maka para calon peserta diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas tertulis sebagai persyaratan untuk dapat mengikuti kursus ini. Pengumpulan tugas tertulis selambat-lambatnya tgl. 20 Mei 2010. Sedangkan kelas diskusi akan dimulai pada tgl. 4 Juni 2010. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini, silakan mendaftarkan diri segera ke: ==> < kusuma(at)in-christ.net >, 2. Pembukaan Pendaftaran Kelas Diskusi PPB Kabar baik kepada semua alumni PESTA, karena pada bulan April 2010, PESTA kembali membuka pendaftaran untuk kursus lanjutan yaitu kelas PPB (Pengantar Perjanjian Baru) yang akan mempelajari latar belakang politik, budaya, sosial dan agama sekitar zaman Perjanjian Baru (PB) dan kanon kitab-kita PB. Kelas diskusi ini dapat diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Oleh karena itu, jika para alumni ingin belajar Alkitab lebih baik lagi, silakan daftarkan diri Anda ke: < kusuma(at)in-christ.net >. Setelah mendaftar Anda akan mendapat modul pelajaran PPB beserta tugas tertulis yang harus dikumpulkan sebelum tanggal 2 Mei 2010, sebagai persyaratan untuk mengikuti kelas diskusi PPB di minggu pertama bulan Mei 2010 ini. Untuk mendapatkan modul PPB secara online, Anda dapat mengaksesnya di alamat URL: ==> http://pesta.sabda.org/ppb_sil 3. Kelas Diskusi Paskah Akan Berakhir dan Pengumpulan Tugas Paskah Saat ini kelas diskusi Paskah sedang berlangsung dan diikuti oleh lebih 44 peserta, yang terbagi ke dalam dua kelas parelel. Sebagian besar peserta terlihat antusias dalam topik-topik diskusi yang diberikan. Analisa dan tanggapan yang kritis terhadap beberapa topik diskusi merupakan motivasi untuk belajar lebih dalam lagi mengenai topik-topik Paskah. Kelas diskusi Paskah berakhir pada tanggal 1 April 2010. Sehubungan dengan akan berakhirnya kelas diskusi Paskah, maka selanjutnya setiap peserta wajib mengumpulkan tugas membuat renungan Paskah. Tugas ini harus dikumpulkan selambat-lambatnya 1 bulan setelah diskusi berakhir. Adapun tema makalah adalah "Yesus Mati Bagiku". Pedoman membuat renungan: a. Memilih satu bagian dari teks Alkitab (bebas dipilih sendiri). b. Memberikan penjelasan arti teks Alkitab yang dipilih tersebut. c. Aplikasi dari pelajaran yang didapat dari teks Alkitab tersebut (bisa juga kesaksian pribadi yang memperjelas isi teks Alkitab). 4. Penutupan Kelas OKB Pada tanggal 30 Maret 2010, kelas diskusi Orang Kristen Bertanggung Jawab (OKB) berakhir. Mengisi formulir evaluasi adalah bagian terakhir dari syarat kelulusan peserta dalam mengikuti kelas diskusi ini. Formulir evaluasi ini ditujukan untuk peserta dapat memberi masukan untuk perbaikan kelas-kelas PESTA berikutnya. Selain itu, setiap peserta juga diharapkan membagikan apa yang telah dipelajari dalam kelas diskusi tersebut. Nah, setelah kelas ini ditutup kami sangat berharap bahwa melalui pembelajaran di kelas diskusi ini, setiap peserta semakin memiliki motivasi untuk mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari di ladang pelayanan. ______________________________________________________________________ ARTIKEL MENAKLUKKAN KEMATIAN MELALUI KEMATIAN Kematian bukan realita yang termasuk dalam rancangan penciptaan Allah. Kehadiran maut dalam sejarah perjalanan hidup manusia tidak disebabkan oleh tindakan kreasi Allah. Alkitab menyaksikan bahwa pada mulanya semua ciptaan Allah dilingkupi oleh hal yang sangat positif. Kebaikanlah yang menopang segenap hasil ciptaan-Nya. Kalimat yang berbunyi Allah melihat bahwa semuanya itu baik tercatat sebanyak 5 kali dalam Kitab Kejadian 1. Setelah mengakhiri seluruh tahapan maha karya ciptaan yang agung, Kejadian 1:31 menyimpulkan, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Penilaian dari sang Pencipta terhadap pekerjaan tangan-Nya ini menandakan bahwa kematian sebagai dimensi negatif, selaku antitesis dari kebaikan tidak mendapat bagian dalam tatanan awal penciptaan. Dari mana kematian berawal mula? Jawabannya dapat ditemukan pada diri manusia, mahkota ciptaan Allah yang dijadikan menurut gambar dan rupa sang Khalik. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar mereka bisa menjadi rekan sekerja Allah dalam mengelola dan memelihara bumi dan segala isinya. Sebagai partner kerja Allah, yang dituntut dari manusia hanyalah sikap bergantung dan taat pada perintah Allah. Jangan memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat menjadi satu-satunya larangan yang tidak boleh dilanggar oleh Adam dan Hawa. Larangan ini sangat serius, sebagaimana terlihat dari konsekuensi yang menyertainya: pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kejadian 2:17). Rupanya manusia tidak mengindahkan larangan ini. Godaan untuk menjadi seperti Allah menurut perkataan si ular itu telah menguasai hati Hawa dan Adam sehingga pelanggaran pun terjadilah. Drama kehidupan di Taman Eden mengalami perubahan drastis ketika terjadi peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa. Pemberontakan mereka dalam bentuk ketidak-taatan terhadap firman Allah telah membuka pintu bagi masuknya kondisi tragis yang merugikan diri manusia itu sendiri. Sejak saat itulah kematian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan seluruh keturunannya. Hidup manusia selalu berdampingan dengan realita kematian sebagai kutukan terhadap keberdosaannya (Kejadian 3:19). Hukuman ini tidak dapat dihindari dan telah menjadi nasib yang menentukan sejarah keberadaan manusia. Di mana kehidupan bermula maka kehidupan itu pasti akan diakhiri dengan kematian. Dalam kondisi suram yang menyelimuti eksistensi manusia seperti ini, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pada hakikatnya manusia itu hidup untuk mati (to live is to die). Alkitab memperkenalkan tiga jenis kematian. Secara kronologis, yang pertama kali menimpa Adam dan Hawa pada saat mereka makan buah yang dilarang tersebut adalah kematian rohani. Persekutuan rohani yang akrab dengan Allah telah berganti menjadi ketakutan yang menyebabkan manusia itu bersembunyi dari kehadiran-Nya (Kejadian 3:8-10). Hubungan yang indah antara Allah dan manusia terputus, terhalang dan terpisah oleh dosa pemberontakan. Apa yang terjadi pada Adam dan Hawa juga merupakan kenyataan yang dialami oleh keturunan mereka. Setiap individu yang lahir ke dalam dunia ini adalah satu pribadi yang berada pada kondisi mengalami kematian rohani, karena semua orang adalah insan berdosa sejak dari dalam kandungan (Mazmur 51:7). Kematian kedua yang menghampiri manusia adalah kematian jasmani. Keterpisahan antara roh sebagai prinsip kehidupan dengan tubuh menjadi tanda bahwa waktu hidup manusia di dalam dunia sudah berakhir. Dosa menyebabkan kehidupan yang dihayati melalui keberadaan tubuh jasmani ini menjadi fana atau bersifat sementara. Kehidupan semua orang pasti akan menjumpai titik perhentian dengan hilangnya nafas hidup dari sistem pernafasan mereka. Tubuh kita yang dibentuk dari debu harus menyatu kembali dengan debu. Begitulah ketentuan akhir dari setiap kehidupan secara jasmaniah. Selanjutnya, yang ketiga adalah kematian kekal yaitu suatu kondisi keterpisahan yang bersifat selama-lamanya dengan Allah sumber kehidupan. Setiap manusia pasti tidak dapat menghindar dari kematian rohani dan jasmani. Kita semua mengalaminya tanpa ada kekecualian. Namun terhadap kematian kekal ini, manusia diberi kemungkinan untuk tidak mengalaminya. Syaratnya adalah bila orang berdosa yang mati secara rohani telah mendapatkan kehidupan rohani melalui imannya kepada Tuhan Yesus. Dengan demikian, kematian kekal pada dasarnya adalah suatu potensi yang akan menjadi realita bagi orang berdosa yang tidak menerima anugerah pengampunan dari Kristus. Tawaran untuk terbebas dari kematian kekal diberikan kepada semua orang berdosa. Bagi mereka yang menaruh harapannya melalui iman terhadap Tuhan Yesus, kehidupan kekallah yang akan didapatkan. Sebaliknya, bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada-Nya, kematian kekallah yang telah menanti. Di dalam keberdosaannya, manusia adalah hamba dari maut. Paulus mengatakan, maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam (Roma. 5:14). Jika manusia adalah hamba, maka kematian tidak lain adalah tuan yang berkuasa atas diri manusia. Kekuasaan maut bersifat universal, melampaui batasan ruang dan waktu. Ini terlihat dari kenyataan bahwa sejak dulu sampai sekarang bahkan hingga ke masa yang akan datang, semua insan yang hidup di muka bumi ini telah, sedang dan akan ditaklukkan oleh sengat maut tanpa ada seorang pun yang mampu menentangnya. Ketidakmampuan untuk melawan maut ini tidak lain karena ôāsemua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Ada hubungan timbal balik antara dosa dan maut. Sebab itu, sifat ke-universal-an kematian juga sekaligus menjadi bukti yang kuat dan tak terbantahkan tentang universalitas dosa. Di mana ada dosa, di sana ada kematian, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh firman Tuhan bahwa upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Pengalaman hidup manusia menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang menyukai maut. Kehadirannya selalu mendatangkan kesedihan yang mendalam karena ada keterpisahan yang terjadi. Orang-orang yang dikasihi harus berakhir eksistensinya, melayang lenyap ditelan oleh kekelaman maut sehingga mereka menjadi absen dalam percaturan hidup sehari- hari. Dalam kaitan ini, sangatlah tepat bila Paulus menyebut kematian sebagai musuh dalam kehidupan manusia (1 Korintus 15:26). Berhadapan dengan maut, manusia selalu terhempas ke dalam kondisi yang "helpless" dan "hopeless". Adakah kemungkinan di mana keadaan suram ini dapat diubah? Apakah masih ada yang bisa menolong manusia untuk terbebas dari jerat kematian sehingga terbitlah fajar pengharapan di balik kelamnya kabut kematian? Iman kristen memberikan jawaban definitif terhadap pertanyaan ini. Kehadiran sang Juru Selamat, Yesus Kristus telah menyinarkan terang pengharapan yang tidak pernah akan redup, sebab Ia datang untuk ...menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Konsep keselamatan dalam iman kristen bersifat multi dimensional. Ada banyak istilah untuk menggambarkannya. Kita mengenal kata pendamaian, pembenaran, penebusan, penggantian, kelahiran baru dan banyak lagi lainnya. Semua istilah ini sarat dengan makna teologis yang memperkaya pengertian tentang keselamatan dari Allah. Tempat tidak mengizinkan untuk menjelaskan semuanya. Kita hanya akan membahas tentang konsep keselamatan sebagai upaya pembebasan dari penindasan maut. Bagi Tuhan Yesus, keselamatan berarti perpindahan posisi dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24). Dari sudut pandang teologis, konsep tentang maut berseberangan tajam dengan konsep mengenai hidup. Pada dasarnya kontras yang ada antara kematian dan kehidupan merupakan cerminan dari realita pertentangan antara keberdosaan dan keselamatan. Sebagaimana dosa senantiasa melahirkan kematian demikian pula sebaliknya keselamatan selalu membuahkan kehidupan. Dengan latar belakang pemikiran seperti ini, maka keselamatan tidak lain adalah kemerdekaan bagi manusia yang selama ini berada di bawah kuasa penjajahan kematian. Orang berdosa yang mengalami anugerah keselamatan berdasarkan imannya kepada Kristus adalah mereka yang sudah dibebaskan dari kematian rohani sehingga memiliki kehidupan secara rohani (Efesus 2:4-5). Dan kehidupan rohani inilah yang menjadi landasan untuk dapat terbebas dari kematian kekal (Yohanes 3:36). Walaupun orang beriman tidak terluput dari kematian jasmani, tetapi di dalam Kristus kematian fisik mendapat makna baru, yaitu sebagai pintu gerbang yang membawa manusia untuk berada di rumah Bapa dan menikmati hidup kekal yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus (Yohanes 14:2-3). Semua berkat keselamatan di atas yaitu kehidupan rohani dan kehidupan kekal hanya akan ada bila kematian bisa ditaklukkan. Selama maut masih tetap menjadi realita yang berkuasa, selama itu juga manusia berdosa tidak akan memiliki pengharapan keselamatan. Bagaimana maut dapat dikalahkan? Bukankah seluruh manusia telah berada di bawah cengkeramannya? Pembebasan tidak terjadi dari pihak manusia melainkan dari pihak Allah. Ia memiliki cara yang unik untuk berperang melawan maut. Inkarnasi Anak Allah menjadi manusia sehingga dapat mengalami kematian dan kebangkitan adalah jawaban yang paling tepat terhadap pertanyaan bagaimana maut bisa ditaklukkan. Kematian yang sudah berkuasa di sepanjang sejarah hidup manusia akhirnya menemui ketidakberdayaannya ketika berhadapan dengan kematian Yesus Kristus. Secara alamiah, kuburan semua manusia selalu dalam keadaan terisi, sungguh suatu indikasi yang jelas akan betapa powerless-nya kita terhadap kematian. Tetapi Kristus menjawab kematian dengan kuburan kosong, suatu realita supra-alamiah yang membuktikan kemenangan dan tidak berkuasanya maut terhadap diri-Nya. Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menyingkapkan bahwa kematian telah ditaklukkan melalui kematian-Nya. Mengapa demi untuk menyelamatkan manusia berdosa, Yesus Kristus harus mengalami kematian? Kenapa perlu serepot ini? Tidak lain adalah supaya lewat kematian-Nya dapat terproklamasi satu fakta sejarah yang baru yaitu ternyata maut tidak mampu membelenggu kuasa kehidupan dari Anak Manusia. Daya kehidupan Kristus demikian berkuasa sehingga kematian yang selama ini begitu berkuasa akhirnya harus mengakui kedahsyatan kuasa kebangkitan Tuhan kita. Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia (Roma 6:9). Realita yang sangat penting dan merupakan dampak dari peristiwa kebangkitan Kristus adalah hadirnya potensi bagi terciptanya sejarah baru dalam kehidupan manusia di mana mereka dimungkinkan untuk bisa menjadi sang penakluk maut dan bukan lagi sebagai hamba yang selalu ditaklukkan oleh kematian. Kebangkitan Kristus dari kematian telah memberikan warna dan pengharapan baru bahwa tidak seterusnya maut bisa menjadi tuan atas hidup manusia. Kesempatan telah terbuka bagi manusia untuk dapat menjadi pemenang terhadap dominasi kuasa kematian. Paulus mengatakan, Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Korintus 15:22). Di ayat ini ada kata kunci yang sangat krusial yang dapat mengubah dan membebaskan status manusia dari hamba maut menjadi penakluk maut. Kata tersebut adalah persekutuan dengan Kristus. Bila kita adalah orang yang sudah memiliki persekutuan secara pribadi dengan Tuhan Yesus melalui iman kepada-Nya, tentulah kuasa kebangkitan-Nya akan memampukan kita untuk mengalahkan cengkeraman dari sengat kematian. Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah menjadi fondasi bagi keselamatan manusia berdosa. Karena itu, iman yang menyelamatkan selalu harus iman yang tertuju pada Kristus yang pernah mati dan bangkit dari kematian. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib, Kristus sudah berperan menjadi sang pengganti yang menanggung hukuman terhadap dosa manusia di mana selayaknya setiap orang berdosalah yang seharusnya mendapatkan hukuman itu. Kita bisa terbebas dari hukuman karena ada Kristus yang mati terhukum bagi kita. Di samping itu, kebangkitan-Nya dari kematian juga memberikan jaminan yang pasti bahwa kita tidak akan dicampakkan dalam kebinasaan melainkan akan mengalami kebangkitan tubuh untuk hidup dalam persekutuan yang kekal dengan Kristus. Kebangkitan tubuh adalah pengharapan mulia dalam iman kristen yang menunjukkan bahwa Kristus adalah Tuan atas hidup kita dan bukan maut. Tatkala manusia berhadapan dengan kematian, hanya ada dua kemungkinan yang terbuka baginya, yaitu ditaklukkan atau menaklukkan maut. Iman kepada Kristus dapat membebaskan kita dari perhambaan kuasa maut. Bersama dengan Kristus, kita dapat menjadi sang penakluk maut. Bagaimana dengan Anda? Penakluk atau yang ditaklukkan oleh kematian? Selamat Paskah! Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: GKA Gloria Judul Artikel: Menaklukkan Kematian Melalui Kematian Penulis: Ev. Jon Hendri Foh Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/ap04.php ______________________________________________________________________ APPRECIATION Tidak ada hari yang lebih indah selain kita meluangkan waktu sejenak untuk mengingat kembali kebaikan Tuhan melalui pemeliharaan-Nya yang luar biasa bagi hidup anak-anak yang dikasihi-Nya. Nah, merayakan hari ulang tahun adalah salah satu cara mensyukuri kebaikan Tuhan ini. Karena itu, segenap pengurus PESTA mengucapkan selamat ulang tahun kepada semua alumni, dan kami terus berdoa agar Tuhan memakai Saudara semua untuk kemuliaan nama- Nya. SELAMAT ULANG TAHUN! Meky Tikoalu 02 Maret 1976 Jhon Wesly Boas M. P. 03 Maret 1969 Erwin Kurnia N. M. 04 Maret 1974 Dian Priyanti 06 Maret 1980 Budianto Effendi 10 Maret 1961 Teddy Siswanto 11 Maret 1971 Martrifena W. Joseph 12 Maret 1979 Lisbet Rohana 13 Maret 1979 Novian Wibowo 14 Maret 1970 Indarto 14 Maret 1963 Odith pradutama adikusuma 15 Maret 1978 Heru Martinus Salim 17 Maret 1982 Ivan Hariman 17 Maret 1971 Eddy Chuang 27 Maret 1976 Eko Sulistiono 29 Maret 1969 Myrna Butar Butar 29 Maret 1973 Sri Adi Purwono 31 Maret 1959 Sarah Nunik Nuraini 31 Maret 1969 Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN (Yesaya 61:9). < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+61:9 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Doakan para peserta diskusi OKB yang telah menyelesaikan kelas diskusinya, biarlah mereka tetap memiliki motivasi untuk selalu belajar kebenaran firman Tuhan untuk dapat mengerti kehendak Allah di dalam hidupnya. 2. Berdoa juga bagi para peserta Paskah alumni maupun non-alumni yang saat ini sedang melangsungkan diskusi, semoga proses ini dapat berjalan dengan lancar dan setiap peserta dapat mengalami berkat Tuhan yang mengubahkan hidup mereka. 3. Dukung dalam doa juga untuk kelas-kelas diskusi PESTA yang akan dibuka kembali, seperti kelas DIK dan kelas PPB, supaya pembukaan kelas ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 4. Berdoa untuk keamanan dan persiapan gereja-gereja di seluruh Indonesia dalam menyambut hari Paskah supaya ibadah Paskah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Biarlah melalui Paskah tahun ini jemaat Tuhan dapat diingatkan kembali akan makna dan karya penebusan Krisus di atas kayu salib bagi hidup kita sekarang ini. Bagi Anda yang ingin mengirimkan pokok doa agar dapat didoakan oleh rekan-rekan yang lain, silakan kirimkan permohonan doa Anda kepada kepada Sekretaris PESTA di alamat: < kusuma(at)in-christ.net >. ______________________________________________________________________ Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Arsip Berita PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/ Situs PESTA: http://www.pesta.org/ Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/PESTA ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |