Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/38 |
|
Berita PESTA edisi 38 (26-1-2010)
|
|
______________________________________________________________________ BERITA PESTA Edisi 38/Januari/2010 DAFTAR ISI EDITORIAL BERITA PESTA: 1. Pembukaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2010 2. Pengiriman Nilai Tugas DIK (Dasar-Dasar Iman Kriten) 3. Pengumuman Pembukaan Kelas OKB (Orang Kristen yang Bertanggung Jawab) untuk Para Alumni ARTIKEL: Naskah Kotbah: Pantaulah Sekitarmu Demi Kerajaan Allah APRESIASI: Selamat Ulang Tahun! POKOK DOA STOP PRESS: Baru dari YLSA: Publikasi KADOS (Kalender Doa SABDA) ______________________________________________________________________ EDITORIAL Shalom, Bersyukur atas kasih karunia Tuhan karena pada tahun yang baru ini Berita PESTA Januari 2010 dapat hadir menyajikan beberapa informasi terbaru untuk kita simak bersama. Awal tahun ini PESTA kembali membuka kursus kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) periode Januari/Februari 2010. Melalui kelas ini diharapkan lebih banyak orang Kristen yang dibekali dengan pengajaran Iman Kristen yang teguh. Di edisi ini, kami juga mengajak Anda menyimak sebuah artikel yang menolong kita belajar dari perempuan Sunem yang disebutkan di dalam Alkitab. Semoga melalui artikel ini, kita semakin termotivasi dan terbangun kembali untuk memiliki kepribadian yang dapat memberi dampak. Nah, selamat menyimak sajian kami dan marilah kita terus hidup semakin sungguh-sungguh di dalam kasih dan anugerah-Nya. Tuhan memberkati. Dalam kasih-Nya, Pimpinan Redaksi Berita PESTA, Desi Rianto http://www.pesta.org/ http://fb.sabda.org/pesta ______________________________________________________________________ BERITA PESTA Berita PESTA untuk bulan Januari 2010 1. Pembukaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2010 Saat ini kelas DIK periode Januari/Februari 2010 sedang berjalan dengan diikuti oleh 24 peserta. Kursus ini diikuti oleh peserta-peserta baru yang belum pernah bergabung dengan PESTA sebelumya, Setelah lulus di kelas DIK ini mereka baru boleh mengikuti kelas-kelas lanjutan PESTA yang lain. Sebelum mengikuti diskusi, setiap peserta DIK harus saling berkenalan terlebih dahulu. Proses perkenalan ini diwajibkan bagi setiap peserta diskusi agar dapat saling mengenal satu sama lain. Selain sebagai proses perkenalan, hal ini juga cara cepat untuk setiap peserta menjalin rasa kekeluargaan sebagai tubuh Kristus. Saat ini, proses perkenalan telah selesai dan seluruh peserta telah masuk dalam diskusi t‚rmin I. Harapan kami para peserta dapat lebih mengerti dan memahami iman Kristen yang berpusat pada Yesus Kristus. Semoga, melalui setiap t‚rmin diskusi, peserta tidak hanya bertambah wawasan dan pengetahuan kognitif saja. Lebih dari itu, setiap peserta diharapkan semakin memunyai relasi yang akrab dengan Allah. 2. Pengiriman Nilai Tugas DIK (Dasar-Dasar Iman Kriten) Mulai bulan Januari 2010, secara bertahap kami akan mengirimkan nilai tugas DIK dari periode-periode yang lalu. Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatan pengiriman nilai ini karena keterbatasan jumlah staf PESTA pada waktu yang lalu. Kami sangat berharap para peserta dapat memaklumi hal ini. Hasil penilaian yang kami kirimkan merupakan hasil akhir dari evaluasi jawaban yang telah dikirimkan peserta. Kami mohon bantuan dari peserta sekalian untuk mengevaluasi pula hasil nilai yang sudah kami kirimkan. Jika ada kesalahan dalam penilaian, Anda dapat memberitahukan Kusuma di <kusuma(at)in-christ.net>, dan kami akan melakukan cek ulang sebagai koreksi (kalau memang betul ada yang salah). 3. Pengumuman Pembukaan Kelas OKB (Orang Kristen yang Bertanggung Jawab) untuk Para Alumni Mulai 12 Januari 2010, PESTA kembali membuka pendaftaran untuk kelas diskusi Orang Kristen yang Bertanggung Jawab (OKB). Setiap peserta yang mendaftarkan diri diwajibkan untuk menyelesaikan tugas tertulis lebih dahulu, yang materinya diambil dari modul OKB. Tugas-tugas tersebut harus dikumpulkan paling lambat pada tangal 14 Februari 2010, agar peserta dapat mengikuti kelas diskusi OKB yang akan dimulai pada tanggal 15 Februari 2010. Kelas diskusi OKB ini diperuntukkan bagi para alumni PESTA yang telah lulus dari kelas diskusi DIK. Oleh karena itu, bagi para alumni yang rindu belajar lebih lagi, segeralah mendaftarkan diri Anda secepatnya, mengingat setiap kelas diskusi PESTA pesertanya dibatasi kira-kira 20 orang saja. Kirimkanlah surat pendaftaran Anda kepada Kusuma di <kusuma(at)in-christ.net>. Materi dalam kelas diskusi ini akan mempelajari pokok-pokok penting mengenai tanggung jawab orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang percaya. ==> http://www.pesta.sabda.org/okb_sil ______________________________________________________________________ ARTIKEL NASKAH KHOTBAH: PANTAULAH SEKITARMU DEMI KERAJAAN ALLAH 2 Raja-Raja 4:8-37, 8:1-6 < http://alkitab.sabda.org/?2+Raja-raja+4:8-37,8:1-6 > Dalam sebuah surat kabar, pernah dimuat berita tentang seorang wanita yang ingin bunuh diri dengan cara terjun ke laut. Namun, sebelum terjun, ia masih ragu-ragu melaksanakan niatnya; ia terus saja berdiri pada sebuah jembatan kira-kira 3 jam lamanya. Perilaku wanita ini mengakibatkan lalu lintas di sekitar jembatan itu macet total, karena banyak orang berdatangan ingin menyaksikan aksi nekadnya. Lalu, apa yang terjadi di tengah jubelan orang banyak ini? Ada beberapa sopir mulai mencaci-maki dan mengutuki wanita ini, "Ayo, cepat-cepatlah melompat, jangan menyusahkan orang lain yang ingin lewat jalan ini!" Ada pula yang berteriak, "Kalau kau mau bunuh diri, carilah tempat lain yang sepi!" Teriakan dan makian itu yang kemudian memicu si wanita ini, mau tidak mau, harus segera mewujudkan niatnya untuk bunuh diri. Ia cepat-cepat melompat dan tenggelam lenyap di kedalaman laut. Tragedi di jembatan ini merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat hari ini. Persaingan yang ketat dalam segala bidang kehidupan membuat semua sibuk mengejar waktu, sehingga belas kasihan dan rasa iba semakin hari semakin sirna. Sebagai umat pilihan Allah, apakah kita juga akan berperilaku seperti orang-orang yang lewat di jembatan itu? Ketika melihat kesusahan dan penderitaan orang yang ada di depan matanya, mereka bukannya mengulurkan tangan, malah sebaliknya ingin orang yang bermasalah ini segera enyah dari hadapannya, agar privasinya tidak terganggu. Kita perlu belajar dari teladan seorang ibu dari Sunem, yang kisahnya tercatat dalam 2 Raja-raja pasal 4. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang peka dan peduli dengan situasi di sekelilingnya. Ia mampu memantau hal-hal yang sederhana, yang nampaknya rutin terjadi di depan matanya. Identitas Perempuan Sunem Siapa nama perempuan Sunem ini? Alkitab tidak mencantumkan namanya. Siapa nama suaminya? Juga, tidak disebutkan! Ia hanya dinamai perempuan Sunem, menurut nama kota tempat ia tinggal. Kota Sunem terletak di dekat kota Nain -- sebuah kota yang menjadi terkenal 900 tahun kemudian, karena Tuhan Yesus pernah menghidupkan kembali anak seorang janda di kota itu. Alkitab menggambarkan perempuan Sunem ini sebagai seorang yang terpandang dan sangat kaya, ia menikah dengan seorang yang lebih tua darinya dan tidak memunyai anak. Kepribadian Perempuan Sunem 1. Seorang yang Selalu Memantau Situasi di Sekelilingnya Karena kaya, bisa dipastikan rumahnya terletak di lokasi pinggir jalan raya. Melalui jendela, pintu rumahnya yang besar itu, ia bisa memerhatikan pelancong, orang yang lalu lalang, lewat depan rumahnya. Si ibu ini benar-benar memerhatikan lingkungan sekitarnya dengan saksama, apa yang ia lihat? Ia menemukan bahwa di antara sekian banyak orang yang lalu lalang melewati rumahnya setiap hari, ada seorang lelaki yang lain dari yang lain, ia bukan pria biasa. Orang ini selalu berjubah panjang, di tangannya membawa tongkat panjang, ibu ini yakin, orang ini pasti sang "Abdi Allah yang Kudus". Perempuan Sunem ini acuh dengan lingkungannya. Ia bukan hanya memikirkan diri sendiri atau keluarganya sendiri, tetapi juga berusaha menaruh perhatian pada orang lain -- pada seorang hamba Allah -- yang belum ia kenal secara pribadi. Tapi ia yakin pria ini bukan orang biasa. Pengamatannya benar, ternyata ia adalah nabi Elisa. Awalnya, si ibu yang ramah ini mengundang nabi Elisa untuk mampir dan makan di rumahnya. Nabi Elisa memang sering melakukan perjalanan ke mana-mana untuk pelayanan. Setelah ibu ini beberapa kali mengundang nabi Elisa makan di rumahnya, ibu ini masih merasa belum cukup: "Apa lagi yang dapat saya lakukan untuk abdi Allah ini?" Karena bisa dipastikan abdi Allah ini hidup dengan sangat sederhana/miskin, ia tampaknya sering melakukan perjalanan yang jauh dengan jalan kaki. Bagi orang yang masih muda, pulang-pergi dari Karmel ke Sunem bisa ditempuh dalam sehari. Namun, bagi orang yang sudah lansia, perjalanan ini sangat berat. Rumah Elisa berada di Karmel. Pada zaman itu, jarang ada penginapan dan belum tentu ia memunyai uang untuk membayar penginapan. Ibu ini memahami kesulitan Elisa, saat itu ia menemukan gagasan baru, "Aha, saya tahu. Saya akan membuat sebuah kamar tamu untuknya supaya ia bisa menginap di sini bila ada pelayanan." Beberapa bulan yang lalu terjadi kasus bunuh diri oleh seorang bapak di kompleks perumahan tempat kakak saya tinggal. Kebetulan saya berada di rumah kakak saya waktu itu. Kami yang di rumah awalnya merasa penasaran, mengapa ada beberapa mobil polisi dan ambulans yang lewat depan rumah, serta banyak orang berjalan menuju ke wilayah yang agak jauh dari tempat kami? Lalu, kami coba bertanya kepada orang-orang yang lewat, apa yang sedang terjadi? Mereka mengatakan bahwa ada orang bunuh diri di suatu blok di kompleks perumahan ini. Kebetulan teman kakak saya tinggal di blok tersebut, lalu kami berusaha menelepon teman ini untuk menanyakan siapa yang bunuh diri? Mengapa bunuh diri? Namun, teman kakak saya menjawab: "Ada apa? Apa yang terjadi? Saya tidak tahu menahu hal ini?" Rupanya ia tidak tahu apa-apa, walaupun di luar rumahnya berjubel orang yang hiruk pikuk menonton, para polisi, dan ambulans yang sedang mengevakuasi orang yang bunuh diri ini. Padahal, peristiwa ini persis terjadi di sebelah rumahnya. 2. Seorang yang Memantau Situasi di Rumahnya Perempuan Sunem ini walaupun memunyai inisiatif yang begitu baik, tapi ia tidak langsung tergesa-gesa melaksanakan niatnya, tanpa memedulikan suaminya yang jauh lebih tua darinya, yang mungkin sudah lamban dalam berpikir. Bagaimanapun kondisi sang suami, ia merasa sudah sepatutnya berkonsultasi dahulu dengan sang suami tentang rencananya. Di ayat 10 ia berkata: "Baiklah kita membuat ...." Baginya, suami adalah kepala keluarga, namun ini bukan berarti bahwa perempuan harus tunduk dalam segala hal -- pribadi yang hanya dapat memberikan kata "setuju", yang harus sepakat dan tidak boleh mengungkapkan inisiatif sendiri. Perempuan Sunem ini tampaknya lebih cekatan dan lincah dari suaminya. Jelas, ini karena ia lebih muda; ia masih mampu mencetuskan ide-ide atau rencana-rencana. Namun ia baru akan melaksanakannya apabila ia sudah terlebih dahulu mendiskusikannya dengan sang suami. Suatu hari ia berkata kepada sang suami: "Pak, baiklah kita membuat kamar di atas. Baiklah kita menaruh sebuah tempat tidur, sebuah meja. sebuah kursi dan sebuah kandil untuk abdi Allah itu" (ayat 10-11). Saya percaya, sebagai ibu rumah tangga, perempuan Sunem tersebut pasti seseorang yang rajin mengurusi kewajibannya sehari-hari dengan sangat cekatan. Ia adalah orang yang dapat dipercaya. Tidak heran ketika ia mengemukakan gagasannya kepada suaminya, sang suami langsung setuju. Akhirnya, perempuan Sunem tersebut berhasil membuat sebuah kamar tamu untuk nabi Elisa di bagian atas rumahnya. Dari apa yang dilakukan, terlihat si ibu ini memunyai pemikiran yang dewasa. Ia bukan ingin berkuasa atas suami yang sudah tua dan tidak memunyai anak. Sebaliknya, ia berusaha bekerja sama secara harmonis dengan suaminya supaya rumah tangganya dapat berfungsi sesuai dengan kehendak Allah. Jika kita bandingkan gaya hidupnya dengan gaya hidup orang-orang masa kini, sebagai seorang ibu muda yang sangat kaya (namun, sang suami yang sudah uzur) tidak jarang kondisi seperti ini akan mudah membuat seorang ibu muda cenderung memunyai kehidupan yang bebas, melakukan aneka kegiatan sendiri di luar rumah, dan bertindak sekehendak hatinya tanpa perlu izin sang suami. Seorang ibu muda akan mudah tergoda menggunakan uangnya untuk kenikmatan diri dan menghabiskan waktu dan hidupnya tanpa tujuan sebagai pelampiasan kekosongan hatinya. Tetapi perempuan Sunem ini tidak demikian. 3. Seorang yang Selalu Memantau Pekerjaan Allah Mengapa perempuan Sunem ini bisa memiliki ide yang demikian bijak dan brilian? Karena dalam hatinya selalu tersimpan kerinduan untuk melayani Allah. Itu sebabnya Allah menaruh di dalam hatinya suatu gagasan kreatif, inovasi baru, yang berdampak besar bagi hamba Allah. Ibu itu menyiapkan bagi nabi Elisa tempat tidur, meja, kursi, dan lampu; semua perlengkapan yang sederhana ini. Maka nabi Elisa tinggal bersama mereka, semuanya sudah diatur untuk digunakannya terus menerus bersama mereka, selama jangka waktu yang cukup lama. Pasti ada juga kamar untuk Gehazi, hamba Elisa. Ibu ini dengan sukarela menggunakan uangnya untuk mendukung kebutuhan seorang abdi Allah. Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) juga dimulai berkat kemurahan hati seorang ibu, yaitu Ibu Molly So yang rela menyediakan rumahnya di Bandung, di jalan Pasundan, untuk memulai SAAT pada 1952. Melalui uluran tangan Ibu Molly, maka Tuhan memakai gedung rumah yang dipersembahkan itu untuk memulai pendidikan teologi Pdt. Dr. Peter Wongso sebagai mahasiswa pertamanya. Puji Tuhan. Pahala Yang Allah Sediakan Bagi Perempuan Sunem 1. Berkat Kebahagiaan dalam Keluarga Suatu kali nabi Elisa menyuruh Gehazi, hambanya bertanya kepada ibu Sunem ini: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" (ayat 13). Apa jawaban si ibu ini? "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku," artinya: "Aku tidak minta apa-apa, karena aku tinggal di tengah-tengah kaumku, aku telah memiliki segala yang kubutuhkan." Apa yang ada sekarang, itu yang ia syukuri. Tetapi Gehazi "nyeletuk" kepada Elisa, "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua." Maka Elisa berkata kepada ibu ini: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Perempuan Sunem ini awalnya tidak yakin, karena sang suami sudah lansia, jangan-jangan ini hanya diberi janji-janji kosong yang akan membuat hatinya semakin sakit. Janji Elisa tentu saja bukan dusta. Ini merupakan kebenaran ilahi. Memang, janji itu benar-benar menjadi kenyataan. Setahun kemudian, ibu ini melahirkan seorang anak laki-laki. 2. Berkat yang Bukan Tanpa Tantangan Ayat 18-19 memberitahukan bahwa pada suatu hari, ketika anak ini mungkin baru berumur 3-4 tahun, ia ikut bapaknya ke ladang. Rupanya ia tidak tahan berada di bawah matahari yang panas terik, tiba-tiba ia menjerit, "Aduh kepalaku, kepalaku," lalu ia terjatuh dan mati beberapa saat kemudian. Seandainya kita yang menghadapi situasi krisis seperti ini, bagaimana reaksi kita? Tentunya kita akan bersungut-sungut kepada Tuhan, "Tuhan, aku tidak pernah minta anak kepada Tuhan, bukankah sejak semula aku sudah puas dengan keadaanku waktu itu? Lalu Kau karuniai anak ini, namun setelah kami sangat mencintainya, tahu-tahu sekarang Kau merenggutnya begitu saja. Hatiku terasa lebih sakit dan pedih dengan kehilangan anak ini. Lebih baik tidak usah diberi anak, daripada setelah diberi lalu direnggut lagi!" Tetapi perempuan Sunem ini tidak demikian. Ia memunyai iman yang teguh. Ia tahu, satu-satunya orang yang dapat menolongnya adalah orang yang dahulu telah menjadi pengantara baginya dalam menolongnya memperoleh anak dari Allah. Ibu ini melihat hanya ada satu kemungkinan untuk memperoleh jalan keluar, yaitu Allah sendiri. Karena Allah telah memberi anak itu kepadanya, maka hanya Dia yang dapat menolong. Tidak mau buang-buang waktu lagi, sang ibu ini lalu mencari Elisa yang berada di Karmel yang berjarak 40 km. Setelah bertemu Elisa, ibu ini berkata: "Aku tidak akan pulang, kecuali kau ikut aku pulang." Akhirnya, nabi Elisa membangkitkan anak itu dari kematian. Sang ibu tidak perlu membuat persiapan penguburan anaknya, namun sebaliknya, ia mengadakan pesta syukuran buat anaknya. 3. Berkat Ekstra di Balik Tantangan Pasal 8:1-6 mencatat, beberapa tahun kemudian, ketika negeri perempuan Sunem terancam bahaya kelaparan selama 7 tahun -- sebagai wujud hukuman Tuhan atas bangsa Israel yang menyembah berhala -- perempuan Sunem ini telah diberitahu Elisa sebelum bencana itu terjadi, supaya ia dengan keluarganya cepat mengungsi, menyingkir dari bencana itu dengan pergi ke negeri Filistin. Namun, ada konsekuensi dari kepindahannya selama 7 tahun itu, ia telah kehilangan rumah serta ladangnya. Maka, ketika kembali ke Sunem, ia mengadukan hal ini kepada raja. Raja segera turun tangan menolongnya. Semua miliknya berupa rumah dan ladang itu dikembalikan kepadanya, karena raja telah mendengar kisah tentang si ibu yang bijak dan murah hati ini. Raja bukan hanya mengabulkan permintaannya, bahkan ia juga memberikan seluruh hasil ladang yang dihasilkan selama 7 tahun si ibu ini pergi. Apa sebabnya? Karena segala jasanya yang telah ia lakukan kepada Elisa dan Kerajaan Allah, Allah telah menghitungnya dengan cermat dan membalas semua kebaikannya itu. Penutup Hingga hari ini, Tuhan masih terus mencari perempuan Sunem-perempuan Sunem masa kini; seorang yang agung, mulia, dan murah hati -- sehingga semua perilakunya dicatat di dalam Alkitab. Sekalipun namanya tidak disebutkan, tetapi yang penting Tuhan mengenalnya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Veritas (Jurnal Teologi dan Pelayanan) Penulis: Suliana Gunawan Penerbit: SAAT Malang, Oktober 2009 Halaman: 301 -- 306 ______________________________________________________________________ APRESIASI SELAMAT ULANG TAHUN! Segenap Staf PESTA mengucapkan selamat ulang tahun kepada para peserta PESTA yang berulang tahun pada bulan Januari 2010 ini. Semoga kasih Allah selalu melimpah dan berkat-Nya selalu mengalir dalam kehidupan Anda sekeluarga, Tuhan Yesus memberkati. Peserta PESTA yang berulang tahun pada bulan Januari adalah: Mimin 03 Januari 1975 Naomi Harmini 03 Januari 1969 Lely Tobing 04 Januari 1974 Sri Endarti 10 Januari 1960 Frits W. Triman 10 Januari 1968 Sadrah Sumariyarso 11 Januari 1982 Andrew A. Timotiwu 14 Januari 1957 Agung Anggajaya 15 Januari 1975 Gerard Binilang 18 Januari 1950 Sri Setyawati 20 Januari 1983 Imellinah Jaulin 22 Januari 1984 Bidner Pandiangan 22 Januari 1963 Yefke Inarie 24 Januari 1985 Dedy Yanuar 25 Januari 1987 Johannes Tendean 30 Januari 1955 Nehemia Ryan W. 30 Januari 1969 "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mazmur. 119:18) < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+119:18 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Bersyukur atas pemeliharaan Allah yang diberikan bagi setiap peserta PESTA dan pengurus PESTA. Kiranya Tuhan senantiasa mendorong kita semua untuk semakin bersungguh-sungguh melayani- Nya. 2. Berdoalah bagi peserta baru DIK periode Jan/Feb 2010 yang telah mengambil komitmen untuk belajar bersama dalam kelas diskusi DIK. Semoga Tuhan menambahkan hikmat dan pengetahuan dan dapat menyelesaikan diskusinya dengan baik. 3. Berdoalah juga untuk persiapan para moderator yang membimbing serta mengarahkan para peserta dalam berdiskusi, supaya banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Doakan agar setiap peserta dapat mengatur waktunya dengan baik sehingga dapat belajar dengan maksimal. 4. Berdoalah bagi peserta alumni PESTA yang saat ini sedang mengalami berbagai tantangan hidup, pergumulan maupun hal-hal yang sering melemahkan iman mereka sehingga kerohanian mereka menjadi suam. Berdoa agar Tuhan memberikan kemampuan dan kekuatan untuk dapat menghadapi semua ini. 5. Berdoalah agar kelas-kelas lanjutan PESTA dapat dibuka awal tahun 2010 ini dan para alumni dapat melanjutkan pelajaran mereka di PESTA. Biarlah berkat-berkat yang mereka terima menjadi berlipat ganda bagi jemaat Tuhan di sekitar mereka. Bagi Anda yang ingin mengirimkan pokok doa agar dapat didoakan oleh rekan-rekan yang lain, silakan kirimkan permohonan doa Anda kepada kepada Sekretaris PESTA di alamat: < kusuma(at)in-christ.net >. ______________________________________________________________________ STOP PRESS BARU DARI YLSA: PUBLIKASI KADOS (KALENDER DOA SABDA) Puji Tuhan, satu lagi sebuah milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS (singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya dan nama-Nya dimuliakan. Publikasi KADOS yang akan terbit secara mingguan, bersifat terbuka untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS, maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors, dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi, segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat. Kontak redaksi: ==> <doa(at)sabda.org> Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke: ==> <subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org > ARSIP BERITA PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/ Situs PESTA: http://www.pesta.org/ Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/PESTA ______________________________________________________________________ Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |