Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/103 |
|||||||||||||||||||
Berita PESTA edisi 103 (28-1-2016)
|
|||||||||||||||||||
Berita PESTA -- Edisi 103, Januari 2016DAFTAR ISI
BERITA PESTA & POKOK DOA:
ARTIKEL: BERPIKIR TENTANG ALLAH SECARA ROHANI KESAKSIAN ANDA: KESAKSIAN PESERTA KELAS OTK EDITORIAL
Selamat tahun baru 2016 untuk seluruh pelanggan Berita PESTA! Mengawali tahun baru 2016, marilah kita bersyukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Dalam publikasi Berita PESTA kali ini, Anda dapat menyimak laporan kegiatan PESTA pada bulan Desember 2015 serta informasi pembukaan kelas Paskah 2016. Simak pula sajian artikel yang berjudul "Berpikir tentang Allah secara Rohani". Dalam menjalani hari-hari di sepanjang tahun ini, tentu kita mengimani kehadiran Allah di segala waktu karena Ia Allah Imanuel. Namun, apakah kita cukup hanya dengan mengakui keberadaan-Nya saja? Tentu tidak. Ia Allah yang telah menyatakan diri, begitu agung dan indah, sangat tidak wajar jika pikiran kita tak tertarik untuk memikirkan-Nya. Memikirkan Allah akan menyegarkan jiwa dalam keadaan apa pun. Orang yang memiliki pola pikir rohani akan bersukacita dalam keadaan yang sesulit apa pun, bukan hanya bilamana Tuhan memberkati kita! Inilah refleksi pada awal tahun, kiranya kita dapat semakin mengasihi Allah dan bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus. Soli Deo Gloria! Pemimpin Redaksi Berita PESTA, |
|||||||||||||||||||
Amidya < amidya(at)in-christ.net > < http://pesta.org > BERITA PESTA & POKOK DOA
1. Penutupan Kelas Diskusi November/Desember 2015 Bersyukur kepada Tuhan yang sudah menuntun jalannya kelas diskusi Orangtua Kristen (OTK) dan kelas Natal yang berlangsung pada bulan November/Desember 2015. Kelas OTK adalah kelas baru, diikuti oleh 21 peserta. Semua peserta merasa terberkati dengan materi OTK dan berharap dapat menjadi orangtua yang mengasihi Tuhan dan dapat mendidik anak mereka sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Sementara itu, kelas Natal yang diikuti oleh 22 peserta mendiskusikan nubuatan kelahiran Yesus, tradisi Natal, dan ditutup dengan refleksi perayaan Natal. Dari masing-masing kelas ini, 15 peserta dinyatakan lulus. Kiranya semua peserta yang sudah lulus dapat lanjut mengikuti kelas-kelas berikutnya dan tetap bersemangat untuk belajar, menggali, serta membagikan pelajaran yang didapat. Sementara itu, bagi peserta yang belum lulus, Anda masih memiliki kesempatan untuk mengikuti kedua kelas ini pada periode berikutnya. Download: Modul OTK 2. Pendaftaran Peserta Kelas Paskah Maret/April 2016 Pada bulan Maret/April 2016, PESTA akan kembali membuka kelas Paskah. Peserta dalam kelas ini akan mendiskusikan topik-topik seputar kematian dan kebangkitan Kristus. Harapannya, setiap peserta dapat semakin memaknai arti Paskah yang sejati dan dapat membagikannya kepada saudara seiman yang lain. Untuk mendaftarkan diri, silakan menulis email kepada Kusuma dengan mencantumkan subjek [DAFTAR -- PASKAH]. Dukunglah dalam doa agar Tuhan membuka pengertian dan pemahaman banyak orang percaya di berbagai penjuru mengenai makna kedatangan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan kebenaran firman-Nya. 3. Pengiriman Sertifikat Kelas 2015 Puji Tuhan! Pada penghujung tahun 2015, PESTA berhasil mengirimkan sertifikat kelas 2015 kepada para peserta kelas diskusi 2015. Dalam komunitas Whats App PESTA, para peserta yang sudah menerima sertifikat mengucapkan terima kasih untuk pelajaran berharga dan kesempatan untuk belajar teologi secara online melalui kelas-kelas PESTA. Dukunglah pelayanan PESTA ini dalam doa. Kiranya tahun 2016 akan membawa semakin banyak orang percaya bergabung dalam kelas PESTA sehingga mereka dapat diperlengkapi dengan berbagai pengajaran iman Kristen yang telah disusun secara sistematis berdasar pada kebenaran Alkitab. 4. Pertemuan dengan Alumni PESTA di Jakarta dan Bekasi Pada liburan akhir tahun 2015, seorang staf PESTA yakni Sdri. Amidya berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa alumni PESTA di kota Jakarta dan Bekasi, yaitu Ibu Eveline Tay dan Ibu Sherly Thoengriallu. Beliau berdua sungguh bersyukur kepada Tuhan karena dapat bergabung dalam kelas PESTA serta mendapat banyak sekali bahan yang diberikan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Khusus bagi Ibu Eveline, beliau merasa terpacu untuk mencintai Alkitab. Terlebih lagi, selain mengikuti kelas PESTA, Ibu Eveline juga mendapat kesempatan melayani bersama YLSA sebagai moderator untuk PA Online FB Grup e-Santapan Harian. Sdri. Amidya juga bertemu dengan Ibu Feronica Se di kota Bekasi. Ibu Fero adalah alumni dan sekaligus moderator kelas PESTA. Beliau menyampaikan terima kasih banyak kepada YLSA yang selalu menjadi tempat utama bagi beliau untuk mendapat bahan yang berkualitas dan dapat menunjang pelayanan beliau. Mari kita mendukung seluruh alumni PESTA dan Sahabat YLSA dalam doa agar dapat semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui bahan dan pelajaran yang sudah didapatkan selama ini. To God be The Glory!
ARTIKEL: BERPIKIR TENTANG ALLAH SECARA ROHANI
Kita harus terus-menerus memusatkan pikiran kita kepada Allah karena Dialah sumber segala sesuatu dan perancang segala peristiwa (Roma 11:36). Segala kebaikan hanya berasal dari Dia. Jadi, jelas bahwa kita harus lebih memikirkan diri Allah sendiri daripada sekadar memikirkan berkat-berkat-Nya. Ada sebagian orang yang menyangkali keberadaan Allah (Mazmur 14:1). Dan, anehnya, ada lebih banyak orang ateis di tempat yang mengenal kekristenan daripada di tempat-tempat lainnya. (Di tempat-tempat di mana kekristenan menjadi minoritas selalu terdapat banyak agama lain). Ada 3 hal yang mungkin dapat menjelaskan keadaan ini: yaitu pertama, ketika manusia dengan sengaja menolak wahyu yang diberikan oleh Allah sendiri (baik melalui karya ciptaan-Nya, hati nurani mereka, maupun Kitab Suci), maka mereka akan dibiarkan mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan mereka tersebut. Kedua, mereka yang menolak cahaya kebenaran akan dibiarkan binasa tanpa kebenaran. Dan, yang ketiga, ketika manusia telah ditentukan untuk tidak melihat cahaya itu, maka semakin kuat cahaya tersebut bersinar, semakin erat pula mereka akan menutup mata! Sebagian dari mereka mengakui keberadaan Allah, tetapi jarang memikirkan-Nya. Kehidupan mereka tidak dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang Allah (Titus 1:16). Sebagian lainnya sedemikian disibukkan oleh hal-hal duniawi sehingga tidak mungkin lagi untuk berpikir tentang Allah sebagaimana seharusnya. (Saya tidak sedang membicarakan mereka yang berbuat dosa secara terbuka, melainkan mereka yang berpura-pura rohani.) Bagi sebagian orang, kegagalan mereka untuk berpikir tentang Allah bersumber dari kesibukan mereka dalam memuaskan hawa nafsu mereka sendiri (Filipi 3:19). Kita hendaknya menyadari bahwa orang percaya sejati pun dapat menjadi ceroboh dalam hal-hal tertentu dan karenanya dapat kehilangan pola pikir rohani mereka. Tetapi bila kemudian mereka merasa khawatir dan meratapinya, maka berarti itu hanya merupakan masalah kemunduran rohani dan bukan suatu bentuk kemurtadan. Tergoda oleh hal-hal duniawi bukanlah suatu bukti kemurtadan seseorang. Bahkan, kejatuhan di dalam dosa pun tidak dapat dijadikan bukti, apabila diikuti oleh suatu pertobatan dan kembalinya orang tersebut ke jalan yang benar. Sebaliknya, suatu penolakan untuk berpikir tentang Allah dengan sengajalah yang lebih menjadi petunjuk bagi adanya hakikat kemurtadan dalam diri seseorang. Penolakan ini sering kali timbul dari suatu kenyataan bahwa orang-orang tersebut telah sedemikian dikuasai oleh hawa nafsu mereka sehingga kehilangan keberanian untuk berpikir tentang Allah yang kudus. Mereka sadar bahwa pemikiran tersebut secara otomatis akan menyatakan mereka bersalah. Ada dua tanda keberadaan suatu pola pikir tentang Allah secara rohani. Yang pertama adalah sukacita dalam memikirkan keberadaan Allah. Orang yang saleh akan suka memikirkan kebaikan, kekudusan, kuasa, hikmat, dan kemurahan Allah. Pemikiran semacam ini akan menyegarkan jiwa mereka dalam keadaan apa pun. Sebaliknya, mereka yang tidak saleh hanya akan bersukacita bilamana Allah memberkati mereka! Adanya kemampuan untuk menyatakan meskipun dalam keadaan susah dan sulit, bahwa "sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!" (Mazmur 48:15), akan menjadi bukti dari keberadaan suatu pola pikir rohani serta kehidupan yang saleh. Akan tiba saat di mana Allah menyatakan diri-Nya melalui kemuliaan kedatangan Kristus. Mereka yang bersukacita di dalam Allah sebagaimana Ia ada sekarang akan menantikan kedatangan hari itu dengan penuh kerinduan. Sebaliknya, mereka yang tidak saleh tak akan pernah dapat menikmati sukacita oleh pengharapan semacam itu. Ciri kedua dari keberadaan suatu pola pikir rohani adalah adanya perasaan gentar dan hormat akan Allah karena kekudusan dan kuasa Allah yang tak terbatas hanya layak bagi penghormatan kita yang tertinggi. Hanya mereka yang berpola pikir rohani yang dapat menggabungkan kedua hal tersebut. Orang-orang yang tidak saleh tidak akan dapat bersukacita atas apa yang membuat mereka merasa gentar, ataupun merasa gentar oleh sesuatu yang membuat mereka bersukacita. Tetapi mereka yang berpola pikir rohani, melalui kecintaan akan kekudusan dalam diri mereka, dapat bersukacita sekaligus memuji kemuliaan kekudusan Allah yang tak terbatas itu. Setiap pemikiran tentang Allah yang tidak membuat kita semakin gentar kepada-Nya, sangat mungkin bukan merupakan bukti dari suatu pola pikir rohani. Kegentaran mungkin merupakan hal terpenting dari semua kewajiban iman orang percaya. Itu merupakan jiwa bagi keberadaan iman sejati. Itu juga merupakan awal hikmat, dan tanpa itu semua kewajiban lain menjadi tidak bernilai lagi.
KESAKSIAN ANDA: KESAKSIAN PESERTA KELAS OTK
1. Bapak Tjuk Imansafi Saya merasa mendapatkan modul yang bagus, kita semua sebagai orangtua diingatkan untuk kembali pada panggilan sebagai orangtua Kristen. Dalam diskusi OTK, saya mendapatkan masukan dari teman-teman sehingga wawasan saya bertambah. 2. Bapak Didik Supriyanto Materi dan isi modul OTK bagus serta mudah dimengerti. Diskusi kelas ini berjalan maksimal artinya para peserta menjawab dengan baik dan aktif. Karena itu, hasil diskusi ini dapat menambah wawasan dan ilmu dalam membina rumah tangga. Studi kasus yang disampaikan dalam kelas ini adalah jurus-jurus untuk dapat mengatasi masalah yang ada di dalam rumah tangga. 3. Ibu Nunik Mardigdyani Materi benar-benar padat dan intensif. Sangat bermutu dan membantu saya dalam aplikasi di kehidupan sehari-hari. Peserta sangat variatif dari berbagai disiplin ilmu sehingga saling melengkapi. Sudut pandang yang berbeda membuat kelas ini makin sempurna. 4. Ibu Maria Marpaung Materi, proses belajar, dan para moderator sungguh baik. Belajar PESTA dengan menggunakan Facebook Grup sangat menyenangkan. 5. Ibu Eveline Tay Mengikuti kelas OTK sangat membantu sekali karena masih banyak orangtua Kristen yang belum ideal. Modul ini bisa menjadi bahan pelajaran yang sangat baik sekali. Diskusi yang dijalankan dengan menggunakan Facebook membuat peserta menjadi lebih cepat merespons. 6. Ibu Kristiana Tjipta Purwaningrum Saya sangat senang mengikuti kelas OTK ini, materinya bagus dan moderatornya sabar. Moderator juga bersedia mengingatkan peserta yang terkadang belum berdiskusi karena kesibukan. Jawaban dan masukan dari para peserta diskusi sangat memperkaya, tidak hanya itu kami semua bisa saling belajar dan berdiskusi. Saya rindu sekali para calon orangtua Kristen dapat mengikuti kelas ini sebelum pernikahan sehingga mereka dapat dibekali dan dapat menjalankan keluarga Kristen sesuai dengan tujuan Allah. Anda terdaftar dengan alamat: $subst(''Recip.EmailAddr'')
Redaksi: Amidya, Ayub, Mei, dan Yulia
|
|||||||||||||||||||
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |