Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk
(1) Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai. (2) Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. (3) Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! (4) Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka! (5) Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu! (6) Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. (7) Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku! (8) Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku. (9) Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya. (10) Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: "Di mana TUHAN, Allahmu?" Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak seperti lumpur di jalan.
Mikha 7:1-10
Pada hari ini, kita mengakhiri rangkaian mengenai pengasuhan rohani. Judul yang telah saya pilih untuk berita terakhir ini adalah Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk. Tidak ada saat-saat yang mudah untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak. Maksud dari Kejadian 3 adalah bahwa segera setelah dosa memasuki dunia, melahirkan anak dan membesarkan anak menjadi sangat sulit. Tuhan berkata kepada Hawa, "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu." (Kejadian 3:16) Lalu, setelah Hawa dan Adam membesarkan dua anak laki-laki, salah satu di antara mereka membunuh yang lain.
Satu-Satunya Cara untuk Bebas
Maksud kisah itu adalah bahwa sekarang dosa ada di dalam dunia -- dalam diri semua orang tua dan dalam semua anak. Inilah macam hal yang dosa lakukan: Dosa merusakkan manusia, dan dosa merusakkan keluarga-keluarga. Masalah utama dalam dunia adalah kuasa dari dosa yang mendiami. Dosa adalah suatu kuasa. Dosa adalah suatu kekuatan, kecacatan, kebobrokan, kerusakan dalam jiwa manusia. Dosa bukanlah serangkaian pilihan bebas. Dosa adalah suatu perbudakan yang kuat yang menghancurkan kebebasan manusia.
Satu-satunya cara bagi manusia untuk bebas -- bagi orang tua dan anak untuk bebas -- adalah dengan dilahirkan kembali oleh Roh Allah; memeluk Yesus Kristus sebagai Juru Selamat; diampuni karena dosa oleh Pencipta alam semesta; dan menerima Roh Kudus sebagai satu-satunya kuasa balasan terhadap kuasa dosa. Itulah satu-satunya pengharapan bagi dunia dan bagi para orang tua dan anak-anak. Ini selalu benar pada setiap masa.
Tidak Ada Saat-Saat yang Mudah dalam Hal Menjadi Orang Tua
Jadi, tidak ada saat-saat yang mudah untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak menjadi orang-orang dewasa yang rendah hati, penuh kasih, benar, kreatif, produktif, dan meninggikan Kristus. Tidak ada saat-saat yang mudah. Namun, beberapa saat lebih sulit daripada saat-saat lainnya. Dan, entah saat-saat itu lebih sulit atau tidak, bisa bergantung pada keadaan-keadaan pribadi Anda atau keadaan-keadaan masyarakat.
Keinginan saya hari ini adalah untuk menolong Anda, orang tua, dengan pengharapan dalam keadaan-keadaan yang paling buruk. Dan, saya memaksudkan baik paling buruk di rumah maupun paling buruk dalam budaya. Dan, bagi orang-orang yang bukan orang tua, segala sesuatu yang saya katakan berlaku pada Anda karena cara memiliki pengharapan pada saat-saat paling buruk adalah sama bagi setiap orang. Kita hanya membutuhkannya untuk alasan-alasan yang berbeda.
Nabi Mikha
Nabi Yahudi, Mikha, berkhotbah selama pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia, raja-raja Yehuda (Mikha 1:1). Itu adalah sekitar tahun 750 sampai tahun 687 SM. Pernyataan yang paling jelas mengapa dia muncul dalam pemberitaan diberikan di Mikha 3:8,
Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.
Memberitakan Penghakiman dan Kemurahan Hati
Allah mengutus para nabi untuk menjelaskan kepada umat dosa mereka. Dan, karena dosa mereka, para nabi memberitakan penghakiman, tetapi mereka juga memberitakan kemurahan hati. Inilah macam pemberitaan di seluruh Alkitab: Penghakiman dan Kemurahan Hati. Penghakiman dan Kemurahan Hati. Allah adalah kudus dan benar, sehingga Dia menimpakan penghakiman atas umat yang berdosa. Namun, Allah itu bermurah hati, sabar, dan berbelas kasihan, sehingga Dia melepaskan umat yang berdosa dari penghukuman-Nya. Mikha menjelaskan hal ini di Mikha 4:10,
Menggeliatlah dan mengaduhlah, hai puteri Sion, seperti perempuan yang melahirkan! Sebab sekarang terpaksa engkau keluar dari kota dan tinggal di padang,terpaksa engkau berjalan sampai Babel; di sanalah engkau akan dilepaskan, di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu.
Tuhan akan mengirim mereka ke Babel dalam penghakiman. Dan, Dia akan membawa mereka kembali ke negeri mereka dalam kemurahan hati.
Hukuman Akan Datang
Di pasal 7, Mikha merujuk kepada perihal menjadi orang tua pada saat-saat yang paling buruk -- paling buruk di rumah dan paling buruk di dalam budaya. Ayat 1: "Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai." Dia mungkin berbicara tentang betapa melaratnya dia akan makanan. Namun, saya menduga dia sedang berbicara secara metafora tentang teman-teman dan kawan-kawannya yang saleh yang melarat. Karena dia berlanjut mengatakan, ayat 2-3: "Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan!" Para pemimpin itu jahat. Mereka berkonspirasi (memutarbalikkan) untuk melakukan sebanyak mungkin kejahatan dan melakukannya dengan cekatan.
Ayat 4: "Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri." Jika Mikha mencoba untuk mendekati mereka, mereka menusuk dia. "Hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!" Maka para pengintai yang ditunjuk untuk melihat musuh yang akan datang -- harinya akan segera datang. Hukuman akan datang.
Bahkan Istri dan Anak-Anak
Sekarang, Mikha membawanya dari budaya kepada teman dan keluarga. Ayat 5: "Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu!" Dengan kata lain, dosa dan kebobrokan serta penipuan begitu merembes sehingga Anda perlu berhati-hati, kalau tidak, bahkan istri Anda pun akan mengkhianati Anda -- perempuan yang berbaring di pangkuanmu.
Sekarang, kepada anak-anak. Ayat 6: "Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Ada lima orang dalam gambar ini: Ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, serta menantu perempuan. Jadi anak laki-lakinya sudah menikah. Mikha sudah mengatakan bahwa segala sesuatu tidaklah pasti antara suami dan istri ("Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu"). Dan, sekarang, dia mengatakan si anak laki-laki sedang bangkit melawan ayahnya. Dan, anak perempuan sedang bangkit melawan ibunya, serta menantu perempuan berpihak pada anak perempuan melawan ibunya. Bahkan, Mikha menyebut mereka musuh orang. Di akhir ayat 6: "Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Dia secara khusus merujuk kepada anak laki-laki. Tampak anak-anak perempuan sedang memfokuskan rasa permusuhan mereka pada istri si anak laki-laki. Akan tetapi, si anak laki-laki merasakannya.
Jadi, ini menghancurkan hati. Beberapa di antara Anda hidup tepat dalam situasi ini. Ini merupakan saat-saat paling buruk. Budayanya jahat, dan pernikahan serta keluarga ada dalam krisis. Itulah gambaran di Mikha 7. Bagi beberapa di antara Anda, itulah gambaran hari ini, tetapi bagi orang lain, itu akan terjadi besok.
Yesus Menimbulkan Hal Ini?
Sebelum saya mengarahkan Anda kepada pengharapan Mikha dalam situasi ini, saya ingin Anda melihat apa yang Yesus lakukan dengan gambaran keluarga di ayat 6 ini. Berpalinglah pada Matius 10:34-36. Yesus mendeskripsikan dampak dari kedatangan-Nya: "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." [Lalu, Dia menggunakan Mikha 7:6.] "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."
Selengkapnya »