Berita PESTA -- Edisi 107, Mei 2016
|
EDITORIAL
|
Salam damai dalam Kristus,
Melalui edisi Berita PESTA kali ini, seluruh pembaca Berita PESTA dapat melihat laporan singkat kegiatan PESTA pada bulan April hingga Mei 2016. Simaklah pula sebuah artikel mengenai ketekunan orang-orang kudus. Kita sungguh berbahagia menjadi umat pilihan yang beroleh kasih karunia Allah dan didorong untuk terus bertekun dalam iman.
Sehubungan dengan Yayasan Lembaga SABDA yang mencanangkan gerakan #ayo_PA! PESTA juga ingin mengajak seluruh sahabat dan alumni PESTA untuk menyimak informasi gerakan ini dan dapat turut ambil bagian di dalamnya. #Ayo_PA! adalah seruan untuk melakukan PA dengan alat-alat digital yang ada. Apabila Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang gerakan ini, silakan menghubungi email info@ayo-pa.org atau email redaksi Berita PESTA. Akhirnya, biarlah kita terus diperlengkapi dengan wawasan iman Kristen dan kita bertumbuh di segala arah untuk kemuliaan nama Kristus. Salam #ayo_PA!
|
BERITA PESTA & POKOK DOA
|
1. Laporan Kelulusan Kelas Sepuluh Hukum Allah (SHA) dan Paskah Maret/April 2016
Pada Maret/April 2016, PESTA telah berhasil menyelesaikan dua kelas diskusi, yaitu kelas SHA dan Paskah. Kedua kelas ini dijalankan melalui Facebook Grup. Dari 23 peserta yang mengikuti kelas SHA, ada 22 peserta yang berhasil menyelesaikan kelas ini. Sementara itu, kelas Paskah yang diikuti oleh 16 peserta, berhasil meluluskan 12 peserta. Evaluasi peserta setelah mengikuti kedua kelas ini adalah sangat baik, mereka bersyukur terutama dengan adanya kemudahan berdiskusi menggunakan Facebook. Notifikasi yang diberikan Facebook sangat menolong peserta untuk tetap berdiskusi di sela-sela rutinitas pekerjaan mereka. Khusus untuk kelas Paskah, kami juga mendiskusikan secara sistematik topik-topik, di antaranya Sejarah Paskah, Kematian Yesus, hingga Makna Paskah pada masa kini. Didukung dengan bahan-bahan Paskah dari Situs Paskah, peserta semakin diperkaya pengetahuannya. Selamat untuk seluruh peserta yang sudah berhasil menyelesaikan kelas diskusi SHA dan Paskah. Bagi peserta yang belum berhasil, Anda masih memiliki kesempatan untuk mengulang kembali pada periode berikutnya. Mari kita terus bersemangat untuk belajar teologi dan terus diperlengkapi dengan pengajaran yang berdasar pada Alkitab.
2. Informasi Kelas PIR dan DIK Mei/Juni 2016
Puji Tuhan! Bulan Mei, PESTA resmi membuka kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) dan Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Kedua kelas diskusi ini akan dilakukan melalui Facebook Grup. Kelas PIR diikuti oleh 18 peserta, sedangkan kelas DIK diikuti oleh 15 peserta. Mari kita dukung dalam doa agar Tuhan menolong seluruh peserta untuk belajar, berbagi, dan bertumbuh dalam kelas diskusi ini. Kiranya mereka memperoleh pengetahuan Alkitab dan dapat menerapkannya dalam hidup pelayanan. Terkhusus untuk peserta kelas DIK yang notabene adalah peserta baru, kiranya mereka dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti proses belajar di PESTA.
3. Modul Apologetika untuk Awam II
Menjelang berakhirnya Semester I, tim PESTA berencana untuk menyusun Modul Apologetika untuk Awam II. Modul AUA II adalah lanjutan dari Modul AUA I. Modul AUA II akan membahas mengenai struktur dan metode apologetika alkitabiah. Kami memiliki kerinduan bahwa modul ini akan semakin memperlengkapi peserta PESTA dengan dasar dan metode apologetika sehingga kita semua semakin memiliki dasar pijakan yang kuat dalam berapologetika. Doakanlah agar Tuhan memberikan hikmat dan kemampuan kepada tim PESTA agar dapat mengerjakan dan menyelesaikan modul AUA II dengan baik dan tepat waktu. To God be the Glory!
4. Informasi Gerakan #Ayo_PA!
Pada bulan Mei 2016, Yayasan Lembaga SABDA mencanangkan gerakan #ayo_PA! Melalui gerakan ini, kami mendorong seluruh keluarga besar PESTA untuk mendidik, mendorong, dan mengajak generasi digital native yang sedang dilayani untuk menemukan, mempelajari, dan menggali kebenaran Alkitab dengan menggunakan gadget. Melalui gadget, kita dapat menggunakan aplikasi-aplikasi untuk belajar Alkitab dengan cara yang menyenangkan sesuai konteks zaman ini. Apabila seluruh sahabat PESTA ingin mengetahui dan bergabung dalam gerakan #ayo_PA! silakan menghubungi redaksi Berita PESTA. Mari kita dorong generasi muda untuk mencintai firman dan bertumbuh ke arah Kristus. #Ayo_PA!
|
ARTIKEL: KONSEP TENTANG KETEKUNAN
|
Arti dari doktrin ini harus dipahami dengan jelas. Doktrin ini tidak berarti bahwa setiap pengunjung gereja atau bahkan setiap anggota gereja pasti akan bertekun dalam iman hingga akhir hidupnya, atau bahwa setiap orang yang telah melakukan pengakuan iman di depan publik tidak akan pernah meninggalkan imannya. Doktrin ini juga bukan berarti bahwa setiap orang yang telah dimasukkan ke dalam kovenan anugerah sebagaimana yang dinyatakan di dalam sejarah pasti terjamin secara kekal karena Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa ada orang-orang yang melanggar kovenan.
Yang sebenarnya dimaksudkan oleh doktrin ketekunan orang-orang percaya sejati adalah mereka yang memiliki iman sejati tidak akan kehilangan iman itu secara total atau pada akhirnya. Jadi, yang menjadi pertanyaan yang sebenarnya adalah dapatkah seseorang yang memiliki iman sejati kehilangan iman itu? Terhadap pertanyaan ini, orang Reformed menjawab: Tidak. Namun, jawaban ini harus segera diikuti dengan penjelasan bahwa kaum Calvinis memberikan jawaban ini bukan berdasarkan pada keunggulan kekuatan rohani orang percaya, melainkan berdasarkan pada kesetiaan terhadap janji-Nya. Kaum Calvinis percaya bahwa Allah tidak pernah akan mengizinkan mereka yang telah dikaruniai iman sejati oleh-Nya untuk meninggalkan imannya. Orang-orang percaya sejati bertekun bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena kasih setia Allah yang tidak berubah.
Sebuah definisi yang baik untuk doktrin ini dapat ditemukan di dalam Pengakuan Iman Westmister:
Mereka yang telah diterima Allah di dalam Anak-Nya, yang dipanggil secara efektif, dan dikuduskan oleh Roh-Nya, tidak akan bisa secara keseluruhan atau pada akhirnya terjatuh dari kondisi anugerah, sebaiknya, secara pasti akan bertekun di dalamnya sampai pada akhirnya dan diselamatkan secara kekal.
Kita dapat memerhatikan bahwa mereka yang dikatakan tidak terhilang ialah mereka yang berada di dalam Kristus, mereka yang telah diregenerasikan, dan mereka yang terus-menerus diperbarui oleh Roh. Menurut Pengakuan Iman Westminster, mereka tidak akan secara total atau pada akhirnya menjauhkan diri dari kondisi anugerah -- yaitu bahwa mereka tidak akan pernah kehilangan keselamatan mereka secara total, atau meninggal dalam keadaan tidak diselamatkan. Lebih lanjut, Pengakuan Iman Westminster menyatakan bahwa mereka akan bertekun di dalam kondisi anugerah, dan dengan demikian menolak gambaran karikatur yang umumnya ditempelkan pada doktrin ini, yang mendeskripsikan bahwa doktrin ini mengajarkan bahwa orang-orang percaya pasti akan diselamatkan tidak peduli bagaimana pun cara hidup mereka. Orang-orang percaya, menurut kesimpulan pernyataan ini, akan "diselamatkan secara kekal" -- yaitu, bahwa keselamatan mereka akan berlangsung selamanya.
Akan tetapi, hal yang tidak dinyatakan dalam definisi ini adalah bahwa orang-orang percaya hanya dapat bertekun melalui kekuatan Allah. Jika dibiarkan pada diri orang percaya sendiri, dibiarkan pada kekuatan mereka sendiri, pada sumber daya mereka sendiri, mereka pasti akan menjauh dan kehilangan keselamatan. Tetapi kehendak Allah tidak mengizinkan hal ini terjadi kepada umat milik-Nya, yang telah dipilih-Nya di dalam Kristus sebelum penciptaan dunia (Efesus 1:4) dan yang telah dipredestinasikan untuk menjadi serupa dengan Anak-Nya (Roma 8:29). Ini merupakan salah satu poin terpenting dan benar-benar merupakan inti dari doktrin ini. Orang-orang percaya bertekun hanya karena Allah di dalam kasih-Nya yang tidak berubah memampukan mereka untuk bertekun.
Ini menimbulkan pertanyaan mengenai terminologi. Apakah ungkapan "ketekunan orang-orang percaya sejati" merupakan ungkapan yang paling tepat untuk doktrin ini, atau lebih baik menyebutnya sebagai "ketekunan kaum pilihan"? Penting untuk kita perhatikan bahwa Canons of Dort menggunakan kedua ungkapan tersebut: "Mengenai ketekunan dari mereka yang dipilih untuk keselamatan dan mengenai ketekunan orang-orang percaya sejati di dalam iman ...." Canons of Dort melihat ajaran ini dari dua sisi. Menurut Canons of Dort, ketika kita melihatnya dari sisi Allah, kita memikirkan ajaran ini sebagai pemeliharaan Allah terhadap mereka yang telah dipilih-Nya untuk keselamatan. Tetapi jika kita melihatnya dari sisi manusia, kita memikirkannya sebagai deskripsi atas fakta bahwa orang-orang percaya sejati bertekun di dalam iman.
John Murray mengajukan pembelaan yang hebat untuk mempertahankan ungkapan "ketekunan" (preseverance) daripada "pemeliharaan" (preservation). Menurut Murray, istilah "ketekunan" akan meniadakan ide bahwa orang-orang percaya akan tetap aman secara rohani tanpa memedulikan derajat kejatuhan mereka ke dalam dosa atau menjadi tidak berhati-hati di dalam cara hidup mereka. Tentu saja bukanlah ajaran yang alkitabiah jika kita berkata bahwa orang-orang percaya diselamatkan tidak peduli bagaimanapun cara mereka hidup. Doktrin yang sudah kita bahas sekarang adalah doktrin bahwa orang-orang percaya bertekun; sudah pasti bahwa hanya melalui kekuatan Allah saja mereka mampu bertekun; tetapi mereka benar-benar bertekun. Kepastian bagi orang-orang percaya tidak terlepas dari ketekunan mereka; bukankah Yesus berkata, "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Matius 10:22)? Bahkan, Murray menyampaikannya dengan cara yang sangat tegas seperti berikut: "Ketekunan berarti pengikatan pribadi kita dengan pengabdian yang paling sungguh dan mendalam ke dalam sarana-sarana yang ditetapkan Allah untuk pencapaian tujuan penyelamatan-Nya."
Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, saya lebih memilih untuk menggunakan ungkapan "ketekunan orang-orang percaya sejati" bagi doktrin ini. Walaupun ajaran ini secara umum dikenal dengan nama "ketekunan orang-orang kudus", akan tetapi istilah "orang kudus" ini memiliki beragam arti sehingga menimbulkan ketidakpastian.
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Diselamatkan oleh Anugerah |
Judul artikel |
: |
Konsep tentang Ketekunan |
Penulis |
: |
Anthony A. Hoekema |
Penerbit |
: |
Momentum, Surabaya 2013 |
Halaman |
: |
314 -- 316 |
|
KESAKSIAN PESTA: KESAKSIAN PESERTA KELAS SHA
|
1. Ibu Claudya Debbie
Allah memberikan Sepuluh Perintah di Gunung Sinai dan diberikan bagi manusia yang berdosa. Kemudian, Tuhan Yesus menggenapinya dalam satu hukum terbesar, yaitu Hukum Kasih. Mengikuti kelas ini, saya belajar untuk memegang perintah Allah dengan berdasarkan kasih. Terpujilah Allah Tuhan kita!
2. Ibu Netty Siagian
Selama mengikuti kelas SHA di PESTA, saya sangat diberkati. Saya jadi semakin diingatkan bagaimana sifat Allah sebenarnya. Allah ingin agar manusia mempunyai hukum yang mengatur hidupnya sebagai pedoman hidup untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Terima kasih kepada PESTA yang sudah membuka kelas ini. Kami sangat diberkati. Tuhan Yesus memberkati.
3. Ibu Juliawati Soetrisna
Mempelajari SHA, saya merasa diberkati dan bisa mengenal lebih dekat Allah yang mahakasih, adil, suci, dan kudus. Saya belajar bahwa hidup manusia diatur oleh Tuhan. Allah mengasihi manusia, sehingga Ia memikirkan dan mengatur hidup manusia sedemikian rupa sehingga ada keharmonisan dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan dengan sesama. Melakukan hukum-Nya tidak akan menyusahkan manusia, tetapi justru kita akan hidup bahagia dan diberkati.
4. Ibu Maria Marpaung
Dalam hidup sehari-hari, kita harus mempraktikkan hidup sesuai dengan hukum yang telah Allah berikan bagi kita, yaitu Sepuluh Hukum Allah dan Hukum Kasih. Ini adalah perjuangan yang membuat kita bertumbuh dan menambah kekuatan rohani kita. Melalui kelas ini, saya semakin yakin, kasih kita kepada Tuhan menciptakan motivasi di dalam hati kita untuk menuruti perintah-perintah-Nya.
5. Ibu Linda Purnamadewi
Puji Syukur kepada Allah, karena penyertaanNya, saya akhirnya bisa menyelesaikan kelas diskusi Sepuluh Hukum Allah (SHA) di sela-sela hambatan dan rintangan yang saya hadapi untuk bisa terus stand by di dalam kelas. Saya diberkati dengan semakin bertambahnya pemahaman saya akan SHA dan saya memahami bahwa isi SHA semata-mata Allah buat untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia-manusia yang dipilih-Nya untuk menjadi bagian dari sukacita-Nya. SHA ditulis Allah sendiri bukan untuk mengekang umat manusia, tetapi untuk membuat manusia bahagia hidupnya di dalam kasih Allah. Kita patut bersyukur kepada Allah bahwa perintah dalam SHA selalu relevan sepanjang masa, dan buat yang merenungkan serta taat melakukannya, maka hidupnya diberkati.
|
STOP PRESS: PUBLIKASI 40 HARI DOA
|
|
PUBLIKASI 40 HARI DOA
|
Doa merupakan panggilan hidup orang percaya. Doa memiliki satu tempat khusus di tengah kehidupan anak-anak Allah. Apakah Allah memberikan beban kepada Anda untuk berdoa, bukan untuk diri Anda, melainkan untuk banyak orang di dunia? Kami mengajak Anda bergerak di dalam doa dan berdoa untuk saudara-saudara kita yang sedang berpuasa selama bulan Ramadan ini.
Jika Anda rindu untuk mengambil bagian berdoa bagi kaum Muslim, kami mengajak Anda untuk berlangganan Publikasi 40 Hari Doa yang berisi pokok-pokok doa untuk kaum Muslim di Indonesia dan dunia. Untuk berlangganan, silakan kirim e-mail ke ikan buah doa. Silakan bagikan kabar baik ini dan segeralah mengajak rekan-rekan Anda untuk ikut berdoa dengan memakai bahan pokok doa ini. Anda dapat mendaftarkan alamat email mereka ke alamat Redaksi 40 Hari Doa di doa@sabda.org.
Marilah kita bersama-sama berdoa kepada Tuhan Yesus untuk Indonesia. Kiranya belas kasih-Nya tercurah atas bangsa kita dan banyak jiwa dimenangkan selama masa Ramadan ini. Selamat berdoa. Soli Deo Gloria!
|
|
|