Hidup baru yang dimiliki orang Kristen adalah anugerah dari Allah yang mereka terima melalui iman. Jadi, ketika iman mereka melemah, seluruh kehidupan kekristenan mereka pasti menderita!
Bab ini menjelaskan apakah iman itu dan apa saja tanda-tanda yang muncul ketika iman seseorang menjadi lemah.
Iman adalah kemampuan untuk memahami bahwa kita membutuhkan Yesus Kristus. Iman bukan hanya masalah perasaan, tetapi meliputi juga pengertian dengan rasio. Orang-orang berdosa perlu mengerti bahwa dosa membawa mereka kepada penghukuman Allah. Mereka perlu mengerti bahwa mereka terhilang dan jauh dari Allah. Hanya jika mereka sungguh-sungguh mengerti akan hal ini, barulah mereka akan sungguh-sungguh merindukan belas kasihan Allah. Tentu saja iman juga berarti menginginkan untuk memercayai Yesus Kristus dan merasa bahwa hanya Yesus yang bisa menolong. Namun, iman dimulai dengan memahami beberapa fakta: bahwa Yesus Kristus mati bagi orang-orang berdosa dan bahwa orang-orang berdosa harus bersandar sepenuhnya pada kebenaran itu. Iman berarti percaya dengan segenap akal budi, kehendak, dan perasaan, percaya dengan segenap hati bahwa Yesus mati bagi orang-orang berdosa, lalu bersandar pada pengorbanan Yesus itu untuk berdamai dengan Allah.
Iman inilah awal mula dari hidup yang sama sekali baru. Ketika seseorang memiliki iman yang sejati, iman itu bertumbuh. Jika mereka beriman dalam apa yang telah Yesus lakukan bagi umat-Nya dan percaya kepada kuasa-Nya untuk memelihara mereka, berarti kehidupan rohani mereka sedang bertumbuh. Sangatlah berbahaya jika iman kita kepada Kristus berhenti bertumbuh. Karena ketika iman kita menjadi lemah, kehidupan rohani Kristen juga menjadi lemah.
Apa sajakah tanda-tanda iman yang bertumbuh di dalam Kristus? Pertama, orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup merasa yakin bahwa mereka akan aman dan terpelihara sekalipun menghadapi berbagai pencobaan dan godaan. Meskipun kadang-kadang mereka masih berbuat dosa dan berbuat banyak kesalahan, Allah akan menjaga mereka. Mereka bersandar pada Yesus untuk pengampunan dosa mereka dan mendapatkan kekuatan untuk hidup yang lebih baik. Mereka berdiri dengan tegak bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena kuasa Yesus.
Kedua, orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup terus membuat kemajuan dalam hal-hal rohani. Mereka tidak berhenti bertumbuh secara rohani. Mereka menjadi orang Kristen yang semakin lama semakin baik, semakin menyerupai Yesus Kristus dalam karakter dan pikiran. Tentu masih ada berbagai kesulitan, mereka masih jauh dari sempurna. Namun, mereka terus diubahkan karena mereka memiliki iman di dalam Yesus Kristus.
Ketiga, orang-orang Kristen yang memiliki iman yang hidup berdiri tegak menghadapi godaan. Ketika keyakinan mereka akan Yesus diuji, ketika mereka digoda untuk meninggalkan kekristenan, ketika dosa begitu kuat, mereka memandang kepada Yesus Kristus. Mereka memercayai Yesus Kristus yang telah menderita untuk menyelamatkan mereka. Mereka mengingat kembali bagaimana Yesus telah mengalahkan Iblis dan kejahatan oleh kematian-Nya, dan mereka tahu bahwa Yesus saat ini hidup menjadi Tuhan dan Allah mereka. Orang-orang Kristen yang sedang mengalami pencobaan memandang kepada kemuliaan yang kelak akan mereka nikmati bersama-sama dengan Yesus Kristus. Dan, karena mereka percaya akan semua ini, tahu bahwa itu benar, serta merasakan nilainya, maka mereka tegak menghadapi godaan. Mereka mengenakan perisai iman (Efesus 6:16).
Keempat, orang Kristen yang memiliki iman yang hidup di dalam Yesus Kristus terus-menerus dikuduskan. Orang-orang percaya bersandar pada apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi mereka. Mereka mengerti bahwa Kristus telah mati untuk menjadikan mereka umat yang baru, suatu umat yang kudus, yang karakternya semakin menyerupai Yesus sendiri. Orang-orang Kristen yang mempunyai iman yang hidup di dalam Yesus pastilah mengasihi Yesus dan ingin menjadi seperti Dia. Iman memberi kita kuasa untuk menghadapi dosa dan pencobaan. Iman membuat orang-orang Kristen ingin meninggalkan cara hidup mereka yang lama dan ingin menyenangkan Yesus. Itu sebabnya, Petrus menulis bahwa orang-orang Kristen "dipelihara dalam kekuatan Allah karena iman" (1 Petrus 1:5).
Jadi, iman adalah kuasa dalam kehidupan rohani orang-orang Kristen. Dengan iman, mereka bersandar pada Yesus untuk menyelamatkan mereka dari dosa. Hidup baru mereka dimulai ketika mereka memiliki iman dalam Kristus. Hal itu terus berlanjut sementara iman mereka bertumbuh. Iman yang hidup dan bertumbuh membuat mereka yakin bahwa Allah akan memelihara mereka dan memimpin mereka kepada kemajuan rohani, kekuatan dalam menghadapi pencobaan, kekudusan, dan kebaikan.
Itu sebabnya, mengapa iman orang-orang percaya mengalami serangan yang sangat hebat. Seandainya saja iman mereka bisa dibuat lemah, kepercayaan mereka kepada Allah akan menjadi lemah juga. Mereka akan berhenti maju sebagai orang-orang Kristen, mereka akan menyerah kepada godaan, dan tidak lagi ingin menjadi kudus atau baik. Mungkin tidak ada karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya yang mengalami penyerangan sehebat itu, selain iman dalam Yesus Kristus.
Alkitab penuh dengan contoh dari orang-orang yang pernah memiliki iman yang besar, tetapi yang kemudian menjadi lemah. Ayub memiliki iman yang besar. Ketika ia kehilangan anak-anak dan harta bendanya, ia berkata, "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Namun, kemudian, imannya itu diserang dengan begitu dahsyat sehingga ia mengutuk hari kelahirannya. Demikian juga Petrus mulanya memiliki iman yang begitu besar ketika dia berjalan di atas air. Akan tetapi, kemudian, imannya menjadi lemah dan dia menyangkali Tuhannya.
Apakah iman Anda telah menjadi lemah juga? Mari kita lihat beberapa tanda yang menunjukkan iman yang lemah dan mati. Iman yang lemah tampak pada waktu orang-orang percaya tidak lagi mau berdoa dan tidak menikmati saat-saat berdoa. Iman dalam Kristus terpelihara segar dan hidup melalui doa. Di dalam doa, orang-orang percaya mendekat kepada Yesus Kristus dan menunjukkan bahwa mereka bergantung pada-Nya. Orang-orang Kristen tidak dapat mengharapkan iman mereka tetap kuat ketika mereka hidup jauh dari Yesus.
Iman menjadi lemah pada saat orang-orang percaya selalu mempertanyakan mengapa Allah memperlakukan mereka sedemikian. Iman berarti percaya kepada Allah ketika kita tidak dapat mengerti semua yang sedang dilakukan-Nya. Kalau Anda merasa harus selalu mengerti apa yang sedang Anda lakukan, iman Anda tidak lagi aktif dan kuat.
Iman menjadi lemah pada saat orang-orang percaya tidak menggunakannya. Iman seperti otot-otot di dalam tubuh kita. Kalau kita tidak menggunakannya, otot-otot kita kehilangan kekuatannya. Dengan cara yang sama, pada saat orang-orang Kristen menghadapi masalah, iman mereka menjadi lemah jika mereka tidak menggunakannya dengan cara bersandar pada hikmat Allah.
Iman menjadi lemah ketika seseorang meragukan apakah ia betul-betul milik Yesus. Beberapa orang berkata, "Saya orang yang begitu besar dosanya sehingga saya tidak yakin bahwa Yesus telah menyelamatkan saya." Orang lain lagi berkata, "Pastilah Yesus tidak akan mengampuni orang seperti saya." Berpikir seperti itu adalah salah. Bukankah kematian Yesus cukup untuk menyelamatkan siapa saja yang percaya kepada-Nya? Orang-orang yang berpikir bahwa Yesus tidak dapat menolong mereka adalah orang-orang yang sombong, bukannya rendah hati. Yesus dapat menyelamatkan orang berdosa yang paling jahat sekalipun! Dia dapat menyelamatkan Anda! Jika Anda meragukannya, iman Anda pasti akan sangat lemah.
Dosa di dalam kehidupan orang Kristen dapat melemahkan imannya. Iman dan dosa tidak dapat bertumbuh bersama. Iman adalah tenaga dari kehidupan rohani yang baru, sedangkan dosa adalah tenaga dari cara hidup yang lama. Iman tidak dapat bertumbuh menjadi kuat pada saat dosa sedang aktif.
Akhirnya, iman menjadi lemah ketika Yesus dilupakan. Sebab, apakah iman itu sebenarnya? Iman adalah menghargai Yesus Kristus, merindukan Yesus, dan bersandar pada Yesus untuk keselamatan. Yesus Kristus adalah pusat dari iman, maka iman bertumbuh ketika kita menghargai Dia.
Diambil dari: |
Judul buku |
: |
Kebangunan Rohani Pribadi |
Judul artikel |
: |
Iman yang Hidup dan Iman yang Sakit |
Penulis |
: |
Octavius Winslow |
Penerbit |
: |
Momentum, Surabaya 2010 |
Halaman |
: |
25 -- 32 |
|