Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/9

Doa 40 Hari 2011 edisi 9 (30-7-2011)

Suku Betawi, Indonesia

  SABTU¸, 30 JULI 2011

  Suku Betawi¸ Indonesia

  Orang-orang Betawi dianggap penduduk asli Jakarta. Mereka sering 
  kali disebut "orang-orang Jakarta¸ Batavi¸ Batawi¸ atau Jakarte." 
  Mereka berasal dari campuran orang-orang yang tiba di Batavia (nama 
  sejarah Jakarta)¸ dan mereka telah mendiami kota pelabuhan ini sejak 
  abad ke-15. Orang-orang Betawi asli didapati di daerah-daerah yang 
  jauh dari Jakarta¸ seperti Pasar Minggu di Jakarta Selatan¸ Codet di 
  Jakarta Timur¸ dan daerah Kampung Sawah di Bekasi¸ Jawa Barat.

  Di pusat kota¸ orang-orang Betawi hidup sebagai pedagang-pedagang¸ 
  pegawai negeri¸ buruh¸ pengrajin¸ atau pegawai swasta. Di daerah 
  pinggiran kota (seperti Jagakarsa¸ Cirasas¸ Cilangkap)¸ kebanyakan 
  orang Betawi memiliki pekerjaan bercocok tanam sebagai penanam buah¸ 
  petani padi¸ atau nelayan. Lahan pertanian mereka lambat laun 
  berkurang karena sebagian besar di jual untuk pembangunan perumahan¸ 
  industri¸ dan pemanfaatan modern yang lain. Akibatnya¸ para petani 
  mengubah pekerjaan untuk kerja perkotaan seperti buruh¸ pedagang¸ 
  dan ojek sepeda motor.

  Tingkat pendidikan formal dari penduduk Jakarta asli ini biasanya 
  cukup rendah. Kemungkinan¸ mereka telah mengaitkan "sekolah" dengan 
  pola hidup para "kolonialis China dan Belanda"¸ yang mereka tentang. 
  Antipati terhadap pendidikan umum ini dikuatkan ketika guru-guru 
  Islam mendorong mereka untuk menghindari sekolah-sekolah pemerintah¸ 
  dan belajar di sekolah-sekolah (pesantren) dan seminari-seminari 
  (madrasah) Islam.

  Banyak orang Betawi mengarahkan kehidupan pribadi dan masyakarat 
  mereka sehari-hari ke arah etika Islam. Sebuah contoh dari pengaruh 
  Islam adalah keempat asas berikut ini yang diikuti oleh sebagian 
  besar orang Betawi. Pertama¸ pada setiap perjumpaan mereka akan 
  menggunakan salam Islam. Kedua¸ mereka harus melakukan kewajiban 
  sembahyang lima waktu. Ketiga¸ seorang anak perempuan harus 
  dinikahkan ketika ia mencapai usia yang layak. Empat¸ seorang tamu 
  harus dijamu sesuai kemampuan maksimal dari tuan rumah. Filosofi 
  dasar mereka adalah "Berkat untuk hari ini. Esok urusan esok." 
  Mereka yakin Allah akan memberikan berkat. Mereka juga yakin 
  kehadiran roh-roh di tempat-tempat¸ seperti pohon-pohon¸ jembatan-
  jembatan¸ dan kuburan-kuburan.

  Orang-orang muda Betawai perlu akses pengetahuan ilmiah¸ sehingga 
  mereka dapat beradaptasi terhadap era informasi dan teknologi. 
  Orang-orang Betawi harus bisa mengembangkan kemampuan diri mereka¸ 
  agar mampu bertahan di daerah metropolitan Jakarta yang luas yang 
  sangat menghargai produktivitas dan efisiensi.

  Pokok Doa

  1. Doakan agar orang Betawi mau mengenal Yesus Kristus¸ yang adalah 
  Roti Hidup. Minta pada Tuhan untuk menyentuh hati orang-orang 
  Kristen di sekitar tempat tinggal orang Betawi¸ sehingga mereka mau 
  membagikan kasih Tuhan kepada orang Betawi yang ada di lingkungan 
  mereka.

  2. Minta Tuhan mengangkat prinsip-prinsip dan kekuatan rohani yang 
  mengikat orang-orang Betawi. Minta juga pada Tuhan untuk memberikan 
  pertolongan dan kebijaksanaan kepada agen-agen misi yang menjadikan 
  orang Betawi sebagai target mereka.

  Diterjemahkan dan diringkas dari: 
  Joshua Project: 
  http://joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=10815


  Kontak: < doa(at)sabda.org > 
  Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > 
  Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > 
  Arsip: < http://www.sabda.org/publikasi/40hari > 
  (c) 2011 oleh e-DOA dan "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org