Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/9

Doa 40 Hari 2006 edisi 9 (22-9-2006)

Karikatur, Nabi dan Iman

                        Jumat, 22 September 2006

KARIKATUR, NABI DAN IMAN
========================

Pada bulan September 2005, tidak lama sebelum bulan Ramadhan, sebuah
surat kabar Denmark memutuskan untuk mempublikasikan gambar kartun
Nabi Muhammad. Sedikitpun mereka tidak sadar bahwa mereka sedang
memicu ledakan yang akan berkepanjangan selama tahun 2006. Ketika umat
Islam di seluruh dunia mulai memprotes dengan kemarahan dan amukan,
lebih banyak lagi surat kabar dan majalah barat yang mengambil gambar
kartun tersebut dan mempublikasi ulang, dengan alasan membela
kebebasan berbicara. Publikasi-publikasi ini memicu lebih banyak
amukan lagi. Kedutaan-kedutaan besar dan gereja-gereja dibakar dan
banyak yang dibunuh.

Masyarakat barat menjadi heran dan berpikir, "Mengapa kaum Muslim
begitu marah dengan gambar kartun dari Muhammad? Sedangkan orang-orang
telah menghujat Yesus berabad-abad, tetapi kita tidak pergi membunuh
orang". Karena perbedaan pola pikir dan cara pandang antara barat dan
timur. Hal inilah yang menjadi pemicu kesalahpahaman dan berlanjut
pada konflik. Masyarakat di dunia barat lebih mementingkan kebebasan
untuk berbicara, sebaliknya masyarakat timur lebih mengutamakan
perasaan.

Di dunia timur, perasaannya agak berbeda. Kebanyakan kaum Muslim hidup
dengan apa yang kita kenal sebagai kebudayaan berdasarkan perasaan
hina. Sosiolog mengatakan bahwa di dunia barat, masyarakat hidup
dengan apa yang kita kenal sebagai kebudayaan berdasarkan rasa salah,
dimana setiap keputusan diambil berdasarkan konsep benar atau salah.
Karena itu di barat (jika perlu) mereka akan menyerahkan hidupnya
untuk membela hak-hak mereka. Di dunia timur, orang akan menyerahkan
hidupnya untuk membela kehormatan mereka. Di masyarakat Muslim mereka
menggunakan istilah "membunuh untuk kehormatan". Mereka percaya bahwa
pertumpahan darah dapat membasuh suatu penghinaan. Dengan konsep ini,
mereka yang membuat malu satu keluarga atau satu suku dapat dibunuh,
baik itu musuh atau anggota keluarga dekat mereka.

Dengan cara yang aneh, kartun kreasi warga Denmark menciptakan sebuah
situasi yang sangat bergejolak dimana hak-hak barat dan penghinaan
atas masyarakat timur bertabrakan. Kedua belah pihak membela bahwa apa
yang mereka anut adalah yang paling penting. Kedua belah pihak
bersedia untuk memperjuangkan sampai mati.

Dimanakah kita berdiri sebagai umat Kristen? Yesus mati di kayu salib,
bukan saja untuk menghapuskan dosa kita tetapi juga untuk mengangkat
rasa hina kita. Ketika Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden, rasa hina
turun atas seluruh manusia. Tetapi, Yesus mati untuk membebaskan kita
semua dari noda dosa yaitu termasuk rasa hina dan rasa bersalah.

Alasan mengapa Dia dihujat dan dipermalukan adalah karena penghinaan
kita ditimpakan pada-Nya. Jika saja semangat kita untuk memberitakan
berita Injil sebesar semangat kita untuk membela hak-hak kita, dunia
ini akan jauh berbeda! Tuhan Yesus menghormati Bapa-Nya melalui
ketaatan-Nya sampai mati. Dia telah mengangkat rasa hina dan rasa
bersalah kita. Mari kita hidup dengan cara dimana kita menghormati
Tuhan dengan kata-kata dan perbuatan kita.

Roland Muller adalah penulis dari beberapa buku-buku misi. Dua
bukunya: "Honor and Shame": "Unlocking the Door", dan "The Messenger",
"The Message and the Community" menjajaki lebih jauh topik kebudayaan
berdasarkan rasa hina. Untuk informasi lebih, kunjungi situs:
www.rmuller.com.

POKOK DOA

Lihat pokok doa yang kami kirimkan pada hari Rabu, 13 September 2006.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org