Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/7 |
|
Doa 40 Hari 2015 edisi 7 (14-6-2015)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 14 JUNI 2015 SUKU BATAK SIMALUNGUN Dirangkum oleh: Ayub Batak Simalungun adalah salah subsuku Batak yang berada di provinsi Sumatera Utara. Mereka menetap di kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah, suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, sedangkan 3 marga pendatang antara lain Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian, marga-marga tersebut dibagi menjadi 4 marga besar di Simalungun. Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah timur mereka. Sistem mata pencaharian orang Simalungun adalah bercocok tanam. Tanaman pokok mereka adalah padi dan jagung. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. "Marga" memegang peranan penting dalam hal adat Simalungun. Jika dibandingkan, keadaan Simalungun sudah jauh berbeda dari suku Batak lainnya. Kepercayaan Bila diselidiki lebih dalam, suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari "Datu" (dukun), disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga Dewa yang disebut Naibata, yaitu Naibata di atas (dilambangkan dengan warna Putih), Naibata di tengah (dilambangkan dengan warna Merah), dan Naibata di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). Tiga warna yang mewakili dewa-dewa tersebut mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumah. Orang Simalungun percaya bahwa manusia dikirim ke dunia oleh Naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang juga dapat menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang mati sebagai Simagot. Orang-orang Simalungun harus memberikan korban pujaan kepada Sinumbah dan Simagot agar mereka memperoleh keberuntungan. Penganut Kristen Di Sumatra Utara, agama Islam umumnya dianut oleh subetnik Angkola dan Mandailing. Sementara agama Kristen umumnya dianut oleh subetnik Toba. Untuk subetnik Simalungun dan subetnik Karo, mayoritas penduduknya menganut agama Kristen. Gerakan penginjilan orang Simalungun di daerah Simalungun pada tahun 1950-an merupakan gaung semangat penginjilan. Orang Kristen di Simalungun Atas menjawab panggilan Allah untuk membayar utang mereka untuk menyampaikan firman Tuhan dan Berita Keselamatan kepada saudaranya di Serdang Hulu. Puji Tuhan, jemaat Tuhan di Serdang bertumbuh sampai sekarang. Bahkan, Distrik VIII Serdang yang hadir di daerah Galang semakin memantapkan jejak langkah para penginjil terdahulu. Gerakan para penginjil inilah yang akhirnya menjawab panggilan Yesus Kristus untuk menyampaikan Injil kepada seluruh makhluk supaya tak seorang pun binasa, melainkan beroleh hidup kekal (Yoh 3:16). Amin. Untuk menjangkau lebih lagi orang Batak Simalungun bagi Tuhan, referensi berikut ini kiranya dapat membantu Anda.
POKOK DOA
Dirangkum dari:
Kontak: doa(at)sabda.org
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |