Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/7 |
|
Doa 40 Hari 2004 edisi 7 (11-10-2004)
|
|
Senin, 11 Oktober 2004 ORANG-ORANG IBAN ================ Pihak Inggris yang mengadakan kontak dengan masyarakat Iban pada tahun 1840an telah salah menamakan mereka sebagai Dayak Laut (Sea Dayak) sejak mereka menjadi bajak laut dan nelayan. Mereka juga dikenal sebagai pemancung kepala yang berani di Kalimantan. Saat ini orang Iban bukan lagi pemancung, tetapi orang yang baik hati, ramah dan damai. Mereka adalah kelompok masyarakat terbesar di Serawak dan merupakan salah satu kelompok masyarakat pribumi di Brunei Darussalam. Kelompok masyarakat yang digolongkan sebagai orang Iban adalah: Bintulu, Dayak Laut, Iban Brunei, Millikin, Kanowit, Suduan (Sibu), Tanjong dan Balau. Populasi mereka 480.000 jiwa, umumnya mereka masih penganut animisme, dan berbicara dalam bahasa Iban. Mayoritas masyarakat Iban adalah petani palawija, juga karet, cokat, kelapa sawit dan buah-buahan. Perburuan hewan liar seperti rusa, babi hutan dan lainnya, menggunakan jerat, bambu, dan anjing pemburu. Kini semakin banyak orang muda Iban telah menjadi tenaga profesional berkualitas dan pindah ke kota-kota utama di Brunei dan Serawak. Banyak yang bekerja pada pemerintah dan perusahaan swasta, dan kini tidak lagi mengandalkan sumber daya hutan untuk hidup. Saat ini tidaklah semua orang Iban tinggal di rumah-rumah panjang milik bersama keluarga besar. Banyak yang tinggal di rumah-rumah modern yang terpisah. Setiap rumah panjang mempunyai dua orang penting. Tuah Burong (kepala agama) adalah orang yang memiliki citra diri yang baik, berpengetahuan tinggi di kalangan orang Iban. Ia menangani semua aktivitas keagamaan dan secara umum bertanggung jawab terhadap semua kegiatan ritual yang dilakukan di rumah panjang. Tuah Rumah (kepala desa) adalah orang yang menangani urusan administrasi dan hukum kaum Iban dan merupakan penengah bila terjadi konflik dalam rumah panjang. Orang-orang Iban sangat demokratis dan egaliter. Semua orang dewasa punya hak untuk mengeluarkan pendapat demi kepentingan masyarakat mereka. Kepala desa dalam rumah panjang yang moderen tidak mewariskan posisinya, tetapi dipilih oleh masyarakat. Beberapa perayaan mereka adalah gawai daya (perayaan panen), gawai kenyalang (perayaan burung enggang), dan gawai antu (perayaan kematian). Mereka masih memelihara tradisi nenek moyang dan ritual animisme. Banyak orang Iban beragama Kristen. Banyak dari mereka telah menikah dengan orang muslim Melayu. Sangatlah biasa untuk melihat orang Iban tradisional menikah dengan keluarga Iban Islam modern. TOPIK DOA * Berdoa bagi para pemimpin Kristen Iban, agar mereka memiliki ketajaman rohani dan visi yang jelas serta program-program yang sistematis dan tepat guna untuk melatih dan melengkapi orang Iban yang telah percaya Yesus sebagai pemberita Injil bagi orang-orang Iban yang masih menganut animisme. * Berdoa agar terjadi lawatan Tuhan secara khusus, sehingga terjadi kebangunan rohani dan perubahan dalam gereja-gereja orang Iban. Berdoa supaya terjalin kesatuan rohani yang kuat di antara umat Kristen Iban (Mazmur 133). * Berdoa agar Tuhan membangkitkan rasul-rasul, nabinabi, pemberita- pemberita Injil, gembala-gembala dan guru-guru dari antara orang Iban (Efesus 4:11) untuk melengkapi orang Iban dalam pelayanan mereka. Berdoa agar warisan keberanian dalam darah orang Iban, disucikan oleh Darah Tuhan Yesus, sehingga orang Iban diubahkan menjadi pahlawan-pahlawan iman meruntuhkan benteng-benteng penyembahan berhala (animisme) dari leluhur mereka (Hakim-hakim 6:25,26). * Meskipun tinggal di daerah yang subur karena banyaknya curah hujan, mereka tetap mempunyai kebutuhan yang besar untuk meningkatkan fasilitas dan peralatan pertanian mereka. Berdoa supaya Tuhan membuka hati dari orang percaya lokal yang bersedia menolong pengembangan desa untuk meningkatkan status perekonomian mereka.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |