Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/7

Doa 40 Hari 2003 edisi 7 (22-10-2003)

Muhammadiyah: Organisasi Islam Kedua Terbesar di Indonesia

                      Rabu, 22 Oktober 2003

MUHAMMADIYAH: ORGANISASI ISLAM KEDUA TERBESAR DI INDONESIA
==========================================================

Sebagai salah satu organisasi modernis Islam di Indonesia,
Muhammadiyah memiliki puluhan ribu amal usaha berupa sekolah (TK/SD/
SLTP/SMU), universitas, masjid, pondok pesantren, rumah sakit, panti
asuhan yatim, bank/koperasi, dan jamaah pengajian yang tersebar di
seluruh pelosok nusantara. Jaringan organisasi Muhammadiyah terdapat
di seluruh propinsi dan di ratusan daerah tingkat kabupaten/kotamadya
dan di ribuan kecamatan (cabang) serta desa/kelurahan (ranting).

Jaringan dakwah Muhammadiyah telah merambah hingga Singapura
(Muhammadiyah Association), Malaysia, khususnya di negara bagian Pulau
Penang, Negeri Patani Raya-Thailand dan Brunai Darussalam, serta
negara-negara lainnya di wilayah Asia Tenggara. Tidak berlebihan bila
Muhammadiyah dikatakan sebagai salah satu organisasi Islam Modernis
(Pembaharu) terbesar di dunia. Menurut klaim mereka, ada sekitar 35
juta pengikut Muhammadiyah di Indonesia. Bahkan Ir. Soekarno (Presiden
pertama Republik Indonesia) pernah menjadi konsul pendidikan
Muhammadiyah di Bengkulu dan Jenderal Soeharto (Presiden kedua
Republik Indonesia) pernah mengaku sebagai bibit Muhammadiyah.

Dari segi bahasa, Muhammadiyah artinya pengikut Muhammad SAW.
Pengertian ini sangat luas sehingga seluruh umat Islam dapat dikatakan
Muhammadiyah. Namun dari segi istilah, Muhammadiyah adalah organisasi
yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan maksud agar umat Islam
Indonesia melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang dituntunkan
oleh Nabi Muhammad SAW.

Menurut Qanun Asasi atau Anggaran Dasarnya, Muhammadiyah adalah
gerakan Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar beraqidah Islam dan
bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, yang didirikan pada tanggal
8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M
di Negeri Yogyakarta Hadiningrat (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Visi dan misi dari gerakan ini lahir sebagai respon terhadap semakin
berkembangnya misi zending agama Kristen yang dibawa pemerintah
Belanda dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat
pelayanan sosial lainnya pada zaman kolonial. Para pendirinya sangat
menyadari apabila perkembangan tersebut tidak diimbangi, maka makin
lama umat Islam semakin ketinggalan. Kondisi obyektif masyarakat
Indonesia di atas mendorong K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
ini.

Beberapa kegiatan utama Muhammadiyah antara lain:
1. Mendirikan masjid dan mushola sebagai tempat sarana ibadah.
2. Mencetak kader ulama, fuqoha, dan sejenisnya melalui pendirian
   pendidikan pesantren Muhammadiyah
3. Memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang Keluarga Sejahtera/Sakinah
   (KB), dan berbagai masalah kemasyarakatan.
4. Melakukan dakwah ke daerah-daerah pedalaman atau masyarakat
   terpencil.

Di bidang pendidikan, organisasi sosial keagamaan ini memadukan sistem
sekolah umum (modern) dengan pesantren (tradisional). Saat ini, fokus
mereka adalah mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan unsur-
unsur keagamaan. Pergerakan mereka di bidang ini jauh lebih pesat
dibandingkan saudara mereka dari organisasi Nahdatul Ulama (NU) yang
kebanyakan masih mengandalkan pola pendidikan pesantren murni.

Dilihat dari asal muasal pendukungnya, warga NU lebih banyak tinggal
di daerah pedesaan, bermata pencaharian sebagai petani, dan berbasis
pendidikan pesantren. Sedangkan, warga Muhammadiyah lebih banyak
tinggal di perkotaan, bermata pencaharian non-pertanian, dan berbasis
pendidikan sekolah non-pesantren. Beranjak dari konteks sosiologis
inilah kemudian sejumlah ahli ilmu sosial menyebut Muhammadiyah
sebagai organisasi Islam modern dan menyebut NU sebagai organisasi
Islam tradisional.

Muhammadiyah dipimpin oleh Syafii Maarif, beliau menggantikan Amien
Rais yang berpindah haluan terjun ke dunia politik dengan menjabat
Ketua MPR RI (1999-2004). Beliau mendapatkan pendidikan politik Barat
di bidang doktoral dari Universitas Chicago tahun 1982. Dua tahun
kemudian dua tokoh Islam terkemuka lainnya yakni Amien Rais dan
Nurcholish Madjid menamatkan pendidikannya di universitas yang sama.
Selain sebagai pimpinan Muhammadiyah, guru besar IKIP Yogyakarta ini,
juga rajin menulis, dan menjadi pembicara dalam sejumlah seminar.
Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan
dipublikasikan di sejumlah media cetak. Syafii Maarif menikah dengan
Nurkhalifah dan dikaruniai seorang anak laki-laki.

Dalam pernyataannya bulan Juli 2003, ia menolak memberikan dukungan
kepada Amien Rais sebagai calon Presiden dan menegaskan bahwa
Muhammadiyah tidak ingin terseret dalam politik praktis demi menjaga
kenetralan dengan partai politik Islam lainnya. Tiga tahun sebelumnya,
dalam Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta, gerakan ini
mendorong generasi mudanya untuk berkiprah lebih banyak lagi di bidang
politik. Ada kaitan erat lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) yang
dipimpin Amien Rais dengan Muhammadiyah seiring banyaknya pengurus
partai yang berasal dari Muhammadiyah.

POKOK DOA

* Doakan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berkiprah di bidang: agama,
  politik, pendidikan, hukum, militer, ekonomi, hiburan, komunikasi
  dsb, agar mereka memiliki takut akan Tuhan dalam hati dan kehidupan
  mereka.

* Sumber Daya Manusia (SDM) Muhammadiyah yang tergolong modern, dapat
  menjadi akses perbandingan; nilai, prinsip dan tujuan. Doakanlah
  agar hati dan pikiran mereka terbuka untuk mengenal dan menerima
  kebenaran, nilai-nilai kekekalan dan tujuan hidup akhir yang pasti.
  Doakanlah agar selaput yang mengaburkan mata rohani mereka
  disingkirkan, dan selubung yang menyelubungi dan kekuatan yang
  mengikat mereka yang tidak berasal dari kebenaran (Yohanes 14:6)
  dilucuti, diputuskan kuasa dan kekuatannya dalam nama Tuhan Yesus
  Kristus.

* Doakan para tokoh yang belajar ilmu perbandingan agama agar mereka
  berani mengakui secara terbuka kebenaran yang mereka temukan.

* Doakan agar program-program yang dikembangkan di berbagai sektor
  melalui tubuh Muhammadiyah akan membuahkan persatuan dan kesatuan
  NKRI, ketenangan dan kedamaian bagi seluruh bangsa Indonesia.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org