Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/6 |
|
Doa 40 Hari 2003 edisi 6 (21-10-2003)
|
|
Selasa, 21 Oktober 2003 NADHATUL ULAMA (NU) =================== Nahdatul Ulama (NU) lahir dari kesepakatan para kyai pada masa kolonial Belanda. Nahdatul Ulama artinya kebangkitan para ulama. Organisasi ini lahir pada 16 Rahab 1344 H (13 Januari 1926). Dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rias Akbar atau pimpinan tertinggi. Sang pendiri NU ini juga ikut mendirikan pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur yang merupakan pesantren terbesar di Indonesia. Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (Prinsip Dasar), juga merumuskan Kitab I'tilaq Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan, dan politik. Diperkirakan pengikut NU lebih dari 40 juta orang, dengan beragam profesi. Mayoritas dari mereka adalah rakyat yang sederhana, baik di kota dan di desa. Umumnya kehidupan mereka terkait erat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya NU. Para pengikut NU dikenal dengan sebutan Nadhliyin dan jumlah mereka lebih banyak dari pengikut Muhammadiyah. NU memiliki struktur organisasi dari tingkat pusat hingga cabang kelurahan. Bentuk kepengurusan terdiri dari: Mustayar (penasehat), Syuriyah (pimpinan tertinggi), dan Tanfidziyah (pelaksana harian). Sampai akhir tahun 2000, jaringan organisasi NU meliputi 31 wilayah, 339 cabang, 12 cabang istimewa, dan 2.630 ranting di seluruh Indonesia. Ketua umum PBNU pengganti Gus Dur saat ini adalah K.H. Hasyim Muzadi. Sebagai penasehat PBNU, Gus Dur sangat aktif dan paling berpengaruh di tubuh partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menduduki urutan ke-4 pada pemilu 1999. Bukan rahasia lagi jika generasi muda NU adalah pendukung kuat dari partai PKB. Beberapa pengurus partai yang saat ini duduk di kursi DPR adalah kerabat dari Gus Dur seperti Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar dan Saifulah Yusuf yang menduduki jabatan Sekjen PKB. Keduanya adalah keponakan Gus Dur. Deretan nama lain yang cukup terkenal seperti Mahfud MD, AS Hikam, Khofifah Indah Parawansa, dan lainnya. Ayah dari Abdurahman Wahid (yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur Wahid) bernama K.H. Wahid Hasyim. Beliau adalah putra K.H. Hasyim Asy'ari. Jadi Gus Dur adalah cucu dari pendiri NU. Gus Dur pernah mengenyam pendidikan di Mesir dan Irak, terpilih memimpin NU selama tiga periode, sebelum menjadi presiden RI ke-4 (1999-2001). Namun beliau tidak sempat menyelesaikan jabatannya sebagai Presiden karena dijatuhkan melalui keputusan Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang mengangkat Megawati sebagai Presiden menggantikannya. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak Kyai yang berarti "abang" atau "mas". Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Di kalangan masyarakat NU, status Gus Dur yang begitu tinggi melahirkan mitos keramat. Diyakini, ia mempunyai ilmu laduni, yaitu ilmu yang didapat langsung dari Allah tanpa proses belajar. Kepercayaan sinkretisme yang merupakan perpaduan antara budaya Jawa kuno dengan agama Islam sangat mendominasi kaum santri warga NU. Tidak heran, jika mereka sangat percaya dengan kekuatan gaib para kyai dan juga makhluk halus seperti jin yang mewarnai ritual keagamaan mereka. Itulah sebabnya, organisasi ini lebih cocok disebut organisasi yang menekankan unsur budaya Islam. Mereka lebih bersahaja dan mayoritas berdomisili di Jawa Timur. POKOK DOA * Keterbukaan terhadap sinkretisme yang sangat kental dalam kehidupan warga NU baik para pemimpin dan pengikut memberikan peluang berharga bagi penguasa kerajaan angkasa untuk memanifestasikan kehendaknya dengan menjauhkan mereka dari kebenaran yang sejati. (Yohanes 14:6, Matius 18:18.) Gunakan wewenang ilahi dalam nama Tuhan Yesus Kristus, ikatlah semua roh yang berlawanan dengan kebenaran sejati yang menawan mereka, dan minta Tuhan Yesus menyingkapkan rahasia kerajaan-Nya, agar mata rohani mereka akan melihat dan mengenal Sang Kebenaran sejati yang akan memerdekakan mereka (Yohanes 8:32). * Berdoa agar dalam bulan suci ini, Tuhan Yesus berkenan menyatakan diri-Nya dengan berbagai cara dan tanda secara adikodrati bagi para tokoh dan warga NU.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |