Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/5

Doa 40 Hari 2004 edisi 5 (9-10-2004)

Melayu di Malaysia Timur

                       Sabtu, 9 Oktober 2004

MELAYU DI MALAYSIA TIMUR
========================

Serawak dan Sabah adalah negara bagian ke-12 dan ke-13 di Malaysia 
dan merupakan tempat tinggal dari berbagai kelompok masyarakat yang 
berbeda, termasuk orang Melayu Malaysia Timur. Mereka berjumlah 
250.000 jiwa dan merupakan kelompok terkecil di Serawak dan di 
Sabah. Seperti kebanyakan kelompok Melayu lainnya, mereka memiliki 
kebudayaan sendiri yang berbeda dari kelompok lainnya di Sabah dan 
Serawak. Bahasa yang digunakan oleh mereka adalah bahasa Malaysia.

Secara tradisional orang Melayu Malaysia Timur bekerja sebagai 
nelayan, pedagang, juga pada industri perkayuan, perkebunan kelapa 
sawit, serta industri rakyat dan banyak pula yang bekerja sebagai 
pegawai negeri.

Pernikahan antarkelompok yang berbeda adalah hal yang biasa bagi 
mereka, asalkan calon pasangan sama-sama Muslim. Pasangan non-Muslim 
dianggap merendahkan kebesaran dan nilai-nilai Islam yang adalah 
bagian penting dari keluarga.

Sebagian besar dari mereka tinggal di desa-desa yang terdiri dari 
masyarakat Melayu, dengan toko-toko, surau, dan fasilitas-fasilitas 
lainnya. Sejumlah lainnya hidup bersama orang-orang Malaysia Timur, 
seperti orang Bajau di daerah pesisir dan bekerja sebagai nelayan 
yang menggunakan laut sebagai lalu lintas utama. Tidur di salah satu 
rumah pesisir merupakan pengalaman khusus, karena air laut akan 
pasang di bawah rumah-rumah itu dengan hempasan gelombang yang 
besar. Mereka juga mempunyai rumah di daratan di desa yang lainnya.

Perilaku yang baik dan penghormatan adalah sesuatu yang penting yang 
diberikan oleh orang yang lebih muda kepada yang tua. Kaum yang tua 
sangat dihormati oleh masyarakatnya. Terutama ketika mereka memegang 
jabatan sebagai penghulu (kepala desa), pemajasa, orang yang 
menangani masalah hukum di desa, atau temanggong, semacam polisi di 
desa mereka. Hal ini berlaku juga pada kebanyakan kelompok Melayu 
lainnya. Nilai untuk tidak mau kehilangan muka dan ingin menjadi 
terpandang di masyarakat dan tempat bekerja merupakan suatu 
kebutuhan. Suatu perbuatan yang tidak baik untuk membuat orang lain 
kehilangan muka. Sebagai akibatnya, adalah hal biasa untuk menyuruh 
anggota kelompok yang lain untuk menyampaikan pesan yang tidak 
menyenangkan (ancaman) bagi orang yang bersangkutan.

Sebagai pengikut Islam, mereka mempercayai lima rukun Islam dan 
Masjid tersebar di seluruh daerah. Namun, pada saat pernikahan 
hendak dilaksanakan, mereka masih menggunakan tradisi Hindu dan 
animisme. Legenda tentang penanggal (yaitu orang laki-laki atau 
perempuan yang memburu darah bayi atau wanita perawan) adalah contoh 
klasik. Penanggal keluar pada malam hari dengan kepala yang terpisah 
dari tubuhnya, lalu kepala itu terbang mencari korban. Setelah ada 
korban yang digigit mati oleh penanggal, orang akan berhati-hati 
dengan menghindari orang yang dicurigai sebagai penanggal. Pemakaman 
akan dilakukan berdasarkan hukum Islam sama seperti upacara sunatan 
bagi kaum pria dan wanita.

Kebanyakan rumah mereka tidak memiliki sanitasi yang layak. Kamar 
mandi hanyalah sekedar lubang pada dinding yang kotorannya langsung 
jatuh terbuang ke laut. Kondisi ini mengundang banyak tikus dan 
penyakit. POKOK DOA

* Berdoa agar orang Kristen lokal sebagai surat Kristus terbuka 
menjadi terang dan garam bagi orang-orang Melayu di Malaysia Timur. 
Berdoa agar Tuhan membuka hati orang Melayu di Malaysia Berdoa agar 
Tuhan mengutus duta kerajaan-Nya dengan berbagai ketrampilan untuk 
membantu meningkatkan taraf hidup mereka.

* Berdoa di bulan suci ini agar Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya 
dengan berbagai tanda dan mujizat.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org