Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/40

Doa 40 Hari 2009 edisi 40 (20-9-2009)

Orang-Orang Afar yang Mengembara di Tanduk Afrika

                      Minggu, 20 September 2009

          ORANG-ORANG AFAR YANG MENGEMBARA DI TANDUK AFRIKA


  Sebuah Lagu Afar

  Jika masih ada tempat lain
  di mana kami tidak usah menetapkan kaki kami!
  Jika masih ada tempat lain
  di mana kami telah meletakkan hati kami!
  Hanya tempat di mana kami tidak mau hidup adalah di pasir.
  Kami juga tidak mau Anda berduka!
  Kami juga tidak mau tanah yang asing!
  Sungai-sungai asing tidak akan mengairi kami.
  Hati kami berharap tidak ada bahaya.
  Dan peluru menyerempet di luar pintu pada malam hari.
  Orang muda kami selalu ada di sana untuk melindungi kami!

  Dan Tuhan akan menghapuskan air mata dari mata mereka.
  (Wahyu 7:16-17)

  Walaupun dikenal sebagai orang-orang pemberani, namun mereka juga
  adalah orang-orang yang sangat ramah, penuh dengan humor, dan
  menikmati sisi lain dari keindahan hidup dengan cara mereka sendiri.
  Namun demikian, tantangan untuk kehidupan setiap hari di tanah yang
  tandus dan panas di tanduk Afrika dapat menghancurkan. Panas terik
  dan masa kekeringan membentuk kehidupan 15 juta orang, juga rasa
  takut terhadap tetangga mereka serta mempertahankan kelangsungan
  hidup mereka di tempat yang terpencil. Dengan membawa kawanan
  ternak, mereka bepergian melintasi wilayah terpanas di bumi, Padang
  Gurun Danakil di Afrika yang terbentang luas di perbatasan Selatan
  Eritrea, Utara Djiboti dan bagian Timur Ethiopia. Kebanyakan orang
  Afar belum mengenal huruf, mereka hidup terpisah, mereka berternak
  unta, dan hidup hampir tidak terpisahkan dari susu unta dan roti
  jagung. Selama musim gugur dan kering, susu unta hanya cukup untuk
  anak-anak, orang tua hidup dalam minggu-minggu ini secara khusus
  dengan teh dari pohon kopi. Walaupun demikian, dalam waktu senggang,
  orang Afar menulis puisi dan humor-humor dan terkadang lagu-lagu
  sarkastis tentang akhir kelaparan. Para pengunjung dapat terkesan
  dengan keuletan dan ketabahan hati dari orang-orang ini.

  Pada abad sekarang ini, orang Afar baru memiliki sedikit kesempatan
  untuk mendengar Injil. Kutipan ayat-ayat Qur'an dan takut akan
  roh-roh padang pasir kembali menghantui generasi orang Afar. Tetapi
  10 tahun yang lalu, Tuhan telah mengirim orang-orang dari tanduk
  Afrika. Bersama dengan beberapa orang Afar yang sudah percaya,
  mereka telah membangun radio dengan kualitas yang tinggi. Injil
  sekarang didengar! Selama 3 tahun terakhir ini, banyak dari
  gereja-gereja di Ethiopia telah sungguh-sungguh berdoa untuk orang
  Afar. Beberapa orang Afar telah menjadi orang percaya, sudah
  dibaptis, dan sedang dilatih. Sering kali mereka mengalami
  penganiayaan, tapi mereka telah siap untuk menderita. Pada tahun
  2008, wanita-wanita Afar yang telah percaya sudah menyusun dan
  mengembangkan seri radio untuk wanita. Terima kasih atas bahan
  renungan dan kasih dari saudari-saudari sehingga para wanita yang
  hidup berpindah-pindah mendapatkan kemungkinan untuk hidup baru
  dalam Kristus.

  Permohonan doa:

  1. Berdoa untuk tim produksi dari radio dan para pendengarnya di
    daerah itu.

  2. Berdoa agar pria dan wanita dapat mendengar program siaran yang
    baru dari radio dan mereka membuka hati untuk kabar yang
    memerdekakan.

  3. Berdoa agar seluruh keluarga datang dan percaya kepada Juru
    Selamat dan memulai persekutuan yang baru bagi orang-orang
    percaya.

  POKOK DOA INDONESIA

  Nama Z: Zaini, Zubaedah, Zaelany, Zaenal, Zuhri, Zein, Zaeni,
  Zalman, Zawawi, Zulfahyeni, Zul.

  Catatan:
  Lihat keterangan yang kami kirim pada Rabu, 12 Agustus 2009 (Pokok
  Doa Indonesia dan Sebutlah Nama-Nama Mereka dalam Doa di Hadapan
  Takhta Kasih Karunia Bapa).

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org