Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/4 |
|
Doa 40 Hari 2007 edisi 4 (6-9-2007)
|
|
Kamis, 6 September 2007 PULAU KALIMANTAN ================ Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia. Di pulau Kalimantan terdapat tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunai. Wilayah Indonesia di Kalimantan dialiri oleh dua sungai yang sangat besar dan panjang yakni Sungai Kapuas dan Mahakam. Pulau Kalimantan kaya dengan sumber daya alamnya, baik hutan dan khususnya emas, gas dan beraneka barang tambang lainnya. Wilayah Kalimantan Indonesia terbagi dalam 4 provinsi antara lain: Provinsi Kalimantan Barat ibukotanya Pontianak dipimpin Gubernur H. Usman Jafar dan Wagub Drs. LH. Kadir, Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukotanya Banjarmasin dipimpin Gubernur Dr. H. Rudy Arifin, MM. dan Wagub H.M. Rosehan NB. SH, Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukotanya Palangkaraya dipimpin Gubernur Agustin Teras Narang SH. Dan Wagub Ir. H. Acmad Diran, Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukotanya Samarinda dipimpin Gubernur H. Suwarna Abdul Fatah dan Wagub Drs. Yurnalis Nyayoh MM. Kota-kota lainnya di Pulau Kalimantan antara lain: Balik Papan, Bontang, Sendawar, Tenggarong, Sengatta, Panajam, Kandangan, Batu Licin, Tanjung, Plei Hari, Muara Tawe, Permata Intan, Ranggu, Sanggu, Permata Intan, Pulang Pisau, Puruk Cahu, Muara Taweh, Buntok, Pangkalan Bun, Ketapang, Mempawah, Singkawang, Sanggau. Di kota-kota yang ada dapat ditemukan baik penduduk asli Kalimantan maupun para perantau dari berbagai daerah di Indonesia seperti Madura, Toraja dllnya. Di Kalimantan Rumpun MELAYU KALIMANTAN bermukim di Kalimantan Barat dengan sukunya Melayu Kalimantan dan populasinya 535.000 jiwa. Telah ada orang percaya 50 jiwa. Sarana PI belum ada, sudah dilayani. Suku Melayu bermukim di beberapa negara di Asia Tenggara di antaranya: Malaysia, Brunai, Singapura, Thailand dan Indonesia. Di Indonesia suku Melayu bermukim di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan. Suku Melayu Kalimantan bermukim di sepanjang Pantai Barat Kalimantan serta pulau-pulau di Selat Karimata. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Dayak Melayu. Rumpun BARITO dengan populasi 374.000 jiwa terdiri dari 6 suku. Suku Ampanang 30.000 jiwa, suku Lawangan dengan populasi 100.000 jiwa, orang percaya 50 jiwa. Kedua suku ini berdiam di wilayah Kalimantan Timur. Suku Bakumpai populasi 40.000 jiwa, belum ada orang percaya, belum ada sarana PI, sudah dilayani tapi belum ada jemaat suku. Suku Dohoi ot Danum populasi 105.000 jiwa. Orang Percaya 500 jiwa. Sarana PI belum ada, sudah dilayani dan belum ada jemaat suku. Suku Siang populasi 79.000 jiwa. Orang percaya 300 jiwa. Sarana PI belum ada, sudah dilayani dan belum ada jemaat suku. Tawoyan populasi 20.000 jiwa, orang percaya 100 jiwa. Sarana PI: Alkitab, sudah dilayani, belum ada jemaat suku. Ke-4 suku ini berdiam di wilayah Kalimantan Tengah. Rumpun BANJAR dengan populasi 6.282.000 jiwa terdiri dari 5 suku. Suku Banjar berdiam di Kalimantan Selatan populasi 5.567.000 jiwa. Orang percaya 20 jiwa. Sarana PI: radio. Sudah dilayani, belum ada jemaat suku. Ke-4 suku lainnya yang bermukim di wilayah Kaliamtan Timur adalah: Suku Berau, populasi 20.000 jiwa. Orang percaya 20 jiwa, sarana PI belum ada dan belum dilayani. Suku Pasir populasi 160.000 jiwa. Orang percaya 46 jiwa. Belum ada sarana PI, sudah dilayani belum ada jemat suku. Suku Tidong populasi 45.000 jiwa, orang percaya 0, sarana PI belum ada, sudah dilayani, belum ada jemaat suku. Suku Tenggarong Kutai populasi 310.000 jiwa. Orang Percaya 100 jiwa. Sarana PI belum ada, sudah dilayani, belum ada jemaat suku. Kota Tenggarong terletak sekitar 45 Km Barat Laut Kota Samarinda. Kota Tenggarong menyimpan sejarah dan budaya kerajaan Hindu tertua di Indonesia yakni kerajaan Kutai dengan rajanya bernama Mulawarman. Istana Tenggarong yang kini telah berubah fungsi menjadi museum Mulawarman dan menyimpan benda-benda bekas peninggalan kerajaaan Kutai Martadipura dan Kutai Kertanegara. Masyarakat Kutai juga kaya akan berbagai upacara adat. POKOK DOA: Lihat pokok doa yang kami kirim pada hari Minggu, 2 September 2007.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |