Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/4

Doa 40 Hari 2003 edisi 4 (19-10-2003)

Papua Barat (Irian Jaya)

                       Minggu, 19 Oktober 2003

PAPUA BARAT (IRIAN JAYA)
========================

Populasi: 4 juta

Pada tahun 1545, penjelajah Spanyol yang bernama Ynigo Ortiz de Retes,
menemukan hamparan pulau di pesisir utara di dunia yang merupakan
pulau terbesar kedua dan diberi nama "Nueve Guinea". Pada tahun 1973
propinsi ini berubah nama menjadi "Irian Jaya". "Irian" adalah kata
Indonesia untuk New Guinea, dan "Jaya" artinya kejayaan atau
kemenangan. Namun penduduk asli lebih menyukai nama Papua Barat. Tahun
1999 Presiden Indonesia, Abdurrachman Wahid, mengganti nama Irian Jaya
menjadi Papua Barat. Papua Barat memiliki etnis asli sama dengan
orang-orang di Papua Timur, (Papua New Guinea/PNG) dan juga sama
dengan orang-orang Malenesia lainnya di Pasifik.

Jayapura sebagai ibukota propinsi, berlokasi di pesisir sebelah utara,
diperkirakan terdapat 249 bahasa di Papua Barat. Puncak Gunung Jaya
Wijaya dengan ketinggian lebih dari 16.000 kaki adalah gunung
tertinggi ke-3 di dunia yang berada pada lintasan garis khatulistiwa
yang terletak di antara pegunungan Himalaya dan Andes. Papua Barat
adalah suatu tempat yang spektakuler dengan beragam keindahan; lereng-
lereng gunung yang curam dan hutan-hutan lebat dengan satwa yang unik
di dunia. Banyak tempat yang belum dapat dijamah dan dimasuki oleh
dunia luar, peradaban jaman batu juga masih dapat ditemukan di sini.

Gagasan pemerintah RI untuk memekarkan Papua Barat menjadi tiga
propinsi menimbulkan pro dan kontra di antara orang-orang asli Papua.
Suasana rawan ini perlu diwaspadai dari para provokator yang dapat
menyusup untuk mengacaukan. Terbunuhnya tokoh Papua, Theys Uluay,
seakan memadamkan kecerahan hari depan mereka. Kekayaan tambang, bumi,
hutan dan laut diangkut meninggalkan bumi Papua dan menyisakan
kemiskinan, kemelaratan, dan ketertinggalan bagi masyarakat asli.
Mereka mengalami ketidakadilan di tanah kelahiran mereka sendiri.

Ribuan orang Papua menjadi pengungsi di Timur Awin di kamp-kamp yang
berbatasan dengan PNG tanpa menerima bantuan. Papua Barat menerima
pelayanan kesehatan yang sangat rendah di Indonesia. Hanya ada satu
rumah sakit untuk 400.000 orang dengan 70 tempat tidur. Hanya ada satu
dokter untuk daerah seluas 53.000 km persegi. Penyakit kusta sangat
tinggi, dari 10.000 orang, 88 orang terjangkit di daerah yang sama.
Dalam lima tahun menjadi pembawa angka HIV tertinggi di Indonesia. 25%
kematian bayi yang disebabkan radang paru-paru menempati angka
tertinggi di dunia. Diperkirakan 20% lainnya menderita kekurangan
gizi.

Di bawah program transmigrasi pemerintah pusat, orang-orang asli Papua
Barat berkurang menjadi minoritas. Lebih dari 10.000 keluarga muslim
tinggal di kota-kota pesisir. Konflik di antara mereka dengan militer
Indonesia, telah menelan banyak jiwa. Ratusan tenaga guru mogok
mengajar karena rendahnya gaji pengajar dan mahalnya biaya hidup.
Semua ketertinggalan dan ketidakadilan ini terkesan disengaja,
akibatnya orang-orang asli Papua Barat semakin tak berdaya menghadapi
perkembangan.

POKOK DOA

* Berdoa agar semua tokoh Papua Barat mengalami kelahiran
  kembali/lahir baru dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus. (Yoh 14:6,
  3:3, 5-7, 8:31, 32, 15:5-7; Galatia 5:24,25) Berdoa bagi para tokoh
  Papua baik tokoh rohani, pendidikan, pemerintah, adat, dan
  kemasyarakatan agar berani mengadakan pemisahan tegas antara "adat
  istiadat nenek moyang dangan Firman Tuhan".

* Berdoa mohon Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya dan kemenangan
  rohani dalam nama Tuhan Yesus (Lukas 1:77-79; 1 Tesalonika 1:5).
  Berdoa agar hati para muslim di Papua Barat akan terbuka untuk
  menerima Yesus.

* Berdoa bagi pemerintah RI agar berlaku adil dalam memperhitungkan
  hak-hak orang-orang asli Papua Barat, dan menetapkan program-program
  pengembangan SDM bagi masyarakat Papua Barat.

* Berdoa bagi PEMDA Papua agar mengutamakan program pengembangan SDM
  bagi generasi muda, dikembangkan berbagai pelatihan praktis baik di
  bidang teknik elektro, pertanian, pertukangan, tata boga, seni
  budaya dll. Berdoa agar generasi muda Papua memiliki komitmen
  belajar yang tinggi, dan mampu mengolah dan mengembangkan Sumber
  Daya Alam (SDA) Papua Barat yang melimpah.

* Berdoa bagi penanggulangan masalah pendidikan, kesehatan umum dan
  khususnya anak-anak, masalah HIV. Minta Tuhan mengirimkan tenaga
  pengajar baik dari TK - perguruan tinggi, para dokter dan juru
  rawat.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org