Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/39 |
|
Doa 40 Hari 2003 edisi 39 (23-11-2003)
|
|
Minggu, 23 November 2003 SUKU AVAR DI DAGESTAN ===================== Populasi: 650.000 orang Dalam proses perpindahan, penduduk Suku Avar tersingkir dari padang rumput Asia Tengah ke arah barat. Kebanyakan dari mereka bahkan sampai ke daerah Balkan di sebelah tenggara Eropa. Saat ini tidak ada lagi keturunan langsung dari Suku Avar tersebut. Beberapa peneliti berpikir bahwa sebagian kecil dari kaum Avar ini bermigrasi ke pegunungan Caucasus. Mereka menyebut diri "Maarual" dan merupakan suku terbesar di Dagestan, yang berjumlah 2 juta penduduk. Dagestan terletak di pantai barat Laut Kaspia, sebagai bagian dari "Federasi Rusia". Ibukotanya adalah Makhachkala (dengan populasi 350.000). "Dagestan" berarti "negara pegunungan" dan merupakan tempat kediaman 30 suku yang berbeda-beda. Suku Avar bermukim di bagian barat dan tengah dari pegunungan-pegunungan tinggi. Kira-kira ada 60.000 orang Avar di ibukota Makhachkala. Mereka memiliki 5 bahasa daerah yang sangat berbeda-beda, sehingga mereka sendiri tidak mengerti satu dengan yang lain. Di seluruh Dagestan, kaum wanitalah yang paling taat terhadap tradisi dan agama. Karena takut sekali terhadap kekuatan sihir yang disebut "mata jahat", para suami tidak pernah memanggil istrinya dengan nama mereka. Dikarenakan oleh standar moral yang berlaku, kaum wanita hampir tidak pernah kelihatan di muka umum sampai berumur 60 tahun. Suku ini sangat ramah dan bersahabat. Banyak pasukan penyerang sering menyerbu masuk melalui Dagestan karena salah satu jalan utama dari padang rumput Asia Tengah dan Rusia ke Timur Tengah memang harus melalui Dagestan. Pasukan-pasukan penyerang ini termasuk bangsa Mongol di abad ke-13 dan Tamerlane di abad ke-14. Pasukan penyerang terakhir adalah Rusia di akhir abad ke-18. Sejarah Dagestan sangat dekat hubungannya dengan bangsa Chechen yang tinggal di sebelah barat mereka. Setelah ditolak oleh Uni Soviet, tidak ada lagi gerakan kemerdekaan di seluruh Dagestan, karena ini mungkin akan menyebabkan peperangan antar suku dan juga karena daerah ini sangat miskin, mereka sangat bergantung pada subsidi dari Federasi Rusia. Tentu saja, ketika pecah perang Chechen yang pertama (1994-1996), Dagestan sangat terpengaruh dengan banyaknya pengungsi. Di tahun 1996, unit komando Chechen menyerang desa Kizilja. Tahun 1999, Chechen menyerang Dagestan yang menyebabkan perang Chechen yang kedua. Sejak diislamkan pada abad ke-8, Dagestan selalu menjadi basis Islam. Saat ini banyak mesjidd dan sekolah-sekolah Islam di sana. Pada abad ke-19 masuklah pengaruh mistik Islam. Tujuan mistik Sufi ini adalah untuk bertemu dengan Allah secara pribadi melalui praktek- praktek meditasi, di luar peraturan-peraturan agama Islam yang lain. Selama era Soviet, Islam sangat tertekan sehingga kegerakan rohani dilakukan secara rahasia. Setelah kekuasaan Soviet berakhir, agama Islam segera berkembang kembali. Fenomena terkini di daerah ini adalah kedatangan gerakan "Wahhabi" yaitu sebuah bentuk agama Islam yang berasal dari Saudi Arabia dan menekankan kemurnian agama. Seringkali gerakan Wahhabi ini dinyatakan sebagai Islam alternatif yang menentang Sufisme. Dengan kedatangan pengaruh Wahhabi ini, kesatuan komunitas Islam terpecah belah, sehingga terjadi perseteruan dan persaingan antara penganut Sufi dan penganut Wahhabi. Kekristenan masuk Dagestan dari Armenia di abad ke-4. Tetapi dengan adanya pengislaman, seluruh sisa-sisa Kekristenan lenyap. Tidak diketahui lagi tentang berdirinya gereja-gereja selama kekuasaan Soviet atau para Tsar. Pada tahun 1979, Injil Yohanes diterbitkan dalam bahasa Dagestan. Pada tahun 1998, seorang warga Amerika diculik dan baru dilepaskan pada tahun 1999. Seperti juga Chechnya, Dagestan sangat berbahaya bagi orang-orang asing. POKOK DOA * Biarlah kedamaian dan kestabilan terjadi di Dagestan dan agar mereka terbuka terhadap Injil. * Agar kesempatan semakin besar untuk menerjemahkan Alkitab, walaupun menghadapi kesulitan. * Biarlah Tuhan membuka jalan agar orang-orang Kristen dapat bertemu Suku Avar di luar Dagestan.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |