Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/38

Doa 40 Hari 2005 edisi 38 (1-11-2005)

Bank Islam sebagai Motor Perekonomian

                      Selasa, 27 September 2005                        

BANK ISLAM SEBAGAI MOTOR PEREKONOMIAN
=====================================

Bank-bank konvensional yang ada sekarang ini menawarkan sistem bunga, 
yang dalam Islam identik dengan riba. Dalam (QS. Al-Baqarah: 275) 
Allah berfirman: dan Allah menghalalkan jual beli, mengharamkan riba. 
Ajaran Islam melarang adanya riba, dan setiap pelanggaran atas 
ketentuan ini merupakan perbuatan dosa kepada Allah. Oleh karena itu 
diperlukan lembaga-lembaga perbankan yang Islami yang bebas dari 
praktek-praktek riba, sehingga umat Islam dapat menyalurkan investasi 
sesuai syari’at Allah.    

Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1991 dan memulai kegiatan 
operasinya pada bulan Mei 1992. Pendirian Bank Muamalat diprakarsai 
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian didukung oleh 
sekelompok pengusaha dan cendekiawan Muslim. Sebagai pelopor bank 
syariah di Indonesia, Bank Muamalat telah menetapkan misinya untuk 
mengambil bagian sebagai katalisator dalam pengembangan institusi 
keuangan syariah di Indonesia. Bank Muamalat secara aktif turut 
memberi masukan dalam merumuskan Undang-Undang No. 10/1998, yang 
menerapkan prinsip-prinsip syariah sebagai salah satu sistem perbankan 
Indonesia. 

Kelahiran bank ini segera disusul lahirnya bank-bank syariah yang 
didirikan pemerintah, yakni Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah BNI. 
Perkembangan ini diikuti sejumlah bank swasta lainnya. Bank Muamalat 
sebagai ujung tombak dalam usaha menjalankan prinsip ekonomi Islam 
secara murni. Dalam prakteknya, bank ini menolak untuk menarik dan 
memberikan bunga, ia hanya mengambil keuntungan dari sistem jual-beli 
dan investasi serta sistem bagi hasil antara pemilik modal dan 
peminjam. Mereka mengklaim keberhasilan bank ini yang tidak goyah 
disaat Indonesia mengalami krisis ekonomi moneter tahun 1997 yang 
diikuti penutupan belasan bank-bank bermasalah, sampai hari ini Bank 
Muamalat tetap eksis di tengah situasi perbankan Indonesia yang belum 
stabil.   

Selain mendirikan bank Islam sebagai ujung tombak perekonomian Islam, 
golongan Islam sempat juga mencoba cara lain melalui pemberdayaan 
pesantren-pesantren yang dikelola menurut kaidah koperasi sebagai 
pilar ekonomi rakyat di pedesaan. Namun cara ini kurang berhasil. 
Padahal kucuran berlimpah, dana bantuan Menteri Koperasi pada zaman 
pemerintahan Habibie, yakni Adi Sasono sekitar hampir senilai 1;3 
triliun yang disalurkan ke pesantren-pesantren sempat dinikmati. 
Semula, pesantren dapat diharapkan menjadi soko guru perekonomian 
Indonesia yang baru menggantikan ekonomi konglomerasi yang selama Orde 
Baru dikuasai mayoritas etnis Tionghoa. Apalagi peluang pada saat itu 
sungguh besar karena etnis Tionghoa banyak yang melarikan diri ke luar 
negeri paska kerusuhan Mei `98. Namun entah kenapa dana tersebut 
menguap begitu saja dan alokasi penggunaannya pun tidak berbekas entah 
ke mana, sementara itu keadaan ekonomi Indonesia semakin morat-marit 
sehingga memaksa pemerintah Indonesia membujuk kembali warga Tionghoa 
yang sudah lari ke luar negeri untuk kembali menggairahkan pekonomian 
Indonesia. 

POKOK DOA    

* Segala kekayaan yang ada di bumi Indonesia adalah milik Tuhan. 
  Berdoa menyatakan bahwa Bank Syariah Indonesia adalah milik Tuhan, 
  mohon Tuhan memimpin dan mengatur semua aspek pengelolaan Bank 
  tersebut sesuai kehendak-Nya. 

* Berdoa Mohon kuasa Tuhan melawat pimpinan dan pengurus Majelis 
  Ulama Indonesia (MUI), sebagai lembaga Islam Indonesia yang 
  bertanggung jawab dalam memelihara dan mengembangkan kehidupan kaum 
  Muslim. Berdoa mohon roh takut akan Tuhan menggentarkan setiap 
  mereka, sehingga setiap rencana dan keputusan yang diambil oleh MUI 
  berdampak positif baik bagi golongan Muslim dan minoritas di 
  Indonesia.       

* Berdoa mohon kuasa Tuhan menjamah para pengusaha Islam, agar dalam 
  keberhasilan usaha mereka, mereka menyadari bahwa harta yang ada 
  hanyalah titipan Tuhan dan mereka menggunakan harta tersebut untuk 
  menolong sesama manusia, dan bukan untuk menghancurkan manusia.   

* Berdoa mohon Tuhan mengontrol para pelaku ekonomi Islam agar 
  benar-benar murni menjalankan prinsip ekonomi syariah dan tidak 
  menggunakan pintu belakang sebagai jalur perputaran dana yang ada.  

* Luk. 16:11,13; Mat. 6:24. Uang hanyalah salah satu alat tukar guna 
  menunjang dan menyeimbangkan kelangsungan hidup manusia di bumi ini. 
  Cinta akan uang dalam hati manusia dapat melahirkan berbagai 
  kejahatan. Alkitab berkata: Karena akar dari segala kejahatan ialah 
  cinta uang (1Tim. 6:10).

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org