Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/37

Doa 40 Hari 2006 edisi 37 (20-10-2006)

Sufisme di Asia Selatan

                        Jumat, 20 Oktober 2006

SUFISME DI ASIA SELATAN
=======================

Hari itu adalah Kamis malam. Anwar penuh semangat, penuh pengharapan
dan mungkin sedikit takut seperti yang biasa dialami oleh seseorang
yang memulai lembaran hidup yang baru. Malam ini adalah malamnya;
setelah menyelesaikan latihan-latihan selama hampir 1 tahun untuk
diterima dalam ordo ayahnya, Sufisme, dia akhirnya akan ditahbiskan
bersama beberapa pengikut Murshid. Setelah ditahbiskan, Anwar akan
menjadi seorang murid dalam komunitas mistik dengan Allah melalui
kekuatan dari pembimbing rohaninya, Murshidnya.

Dia tiba pada waktu yang sudah ditentukan dan menemukan ruangannya
sudah dipenuhi oleh para murid, mereka yang akan ditahbiskan duduk di
barisan agak ke tengah ruangan, berhadapan satu sama lain, membentuk
pasangan. Mereka mendengarkan seorang pria lebih muda yang menyanyikan
lagu renungan agama di depan ruangan. Kemudian Murshid keluar dan
memimpin kelompok yang bertumbuh cepat ini dalam seruan-seruan
bersifat hipnotis dalam kalimat sederhana, "Tidak ada Tuhan lain
selain Allah." Ketika seruan meningkat dalam kecepatan, volume,
tingkat semangat dan emosi terbentuk dalam ruangan itu, pembimbing
rohani itu turun dari mimbar dan duduk di depan barisan para anggota
yang akan ditahbiskan.

Dia adalah pria setengah tua dengan jenggot panjang dan rambut panjang
yang bersifat mistik. Pembimbing ini membacakan doa pemberkatan dan
pengampunan bagi mereka. Tiap mereka meresponi dengan sumpah setia
kepada Murshid mereka.

Akar dari Sufisme kembali ke konteks Timur Tengah dan timur dekat
dalam penemuan dan penyebaran Islam mula-mula. Ketika Islam tersebar
dari Arabia ke bagian-bagian dunia yang lain, ia mulai berinteraksi
dengan kebudayaan-kebudayaan dan filosofi-filosofi baru. Islam bertemu
pertapa-pertapa Kristen di padang gurun, bermacam-macam pengikut
Gnostikisme, filosofi Neoplatonik, Budha dan Hindu dari India yang
telah membuat jalan masuk dan memiliki pengaruh terutama di Asia
Tengah.

Sebagian Muslim telah dipengaruhi oleh semua ini dan mulai
mengembangkan versi Islam yang lebih berorientasi mistik dan tidak
terlalu berpusat pada hukum Syariah dan lebih merupakan ekspresi
kehausan akan Tuhan dan kerinduan untuk suatu persatuan dengan Dia
(walaupun Syariah jarang disebarkan secara lengkap; tapi biasanya
diterjemahkan ulang secara mistik). Mengambil penekanan kasih Allah
dari mistik Kristen, penekanan kenaikan rohani melalui rahasia,
pengetahuan misterius dari Gnostikisme dan pengartian dari "kesatuan"
dengan Tuhan yang melenceng ke arah pantheisme/penyembahan banyak ilah
dari Neoplatonisme dan agama-agama India.

Awalnya, banyak Muslim aliran utama sering menganiaya Kaum Sufi,
termasuk penyaliban pemimpin Sufi Persia, Husayn ibn Mansoor al-
Hallaj. Tetapi terutama melalui usaha ahli teologi Islam abad ke-12,
Abu Hamid Al-Ghazali, Muslim akhirnya membawa Sufisme ke dalam aliran
utama pemikiran Islam yang dapat diterima. Jalan Sufi pada dasarnya
ditandai dengan kesatuan yang semakin meningkat, pertama-tama dengan
pembimbing rohani seseorang dan kemudian dengan Allah dan akhirnya
penggabungan atau pemusnahan identitas pribadi orang itu dengan
pembimbing rohani dan Allah tersebut.

Walaupun ada banyak versi dari "tingkat-tingkat" perkembangan Sufi,
daftarnya kira-kira seperti ini:
- Shari`at, atau "Hukum", bersamaan dengan nasut; tingkatan permulaan
  manusia secara "alami".

- Tariqat, atau "Jalan", dimana seorang pengikut memilih alur
  perjalanan rohaninya, dan meningkat pada malaikat atau karakter para
  malaikat.

- Ma`rifat, atau "Gnosis", pengetahuan khusus, dimana seorang pengikut
  meningkat ke tingkatan jabrut, atau "memiliki kekuasaan".

- Haqiqat, atau pencerahan realitas, dimana seorang pengikut sekarang
  siap untuk lahut, keilahian, untuk ditarik sepenuhnya ke dalam Tuhan
  dalam fana fi`llah, atau penyerapan ke dalam Tuhan, seringkali
  digambarkan sebagai suatu "penyatuan ke dalam samudera".

Seringkali jalan dari peningkatan rohani terlihat cukup rumit. Tentu
saja, konsep Sufi tentang diserap ke dalam Allah bertentangan dengan
pengertian Kristen tentang kesatuan dengan Allah. Konsep Kristen
tentang ciptaan Tuhan dibawa ke dalam persekutuan yang intim dengan
Tuhan dalam Kristus diimbangi dengan realita bahwa ciptaan itu tidak
akan dapat mencapai tingkatan menjadi seperti Tuhan itu sendiri, yaitu
pribadi yang tidak diciptakan.

Pusat dari kebanyakan sistim kepercayaan Sufi adalah kerinduan yang
dalam untuk suatu keintiman dengan Tuhan, kerinduan yang benar-benar
hanya dapat dipenuhi dalam Kristus. Walaupun pantheisme sering
dicampurkan dengan pengertian Sufi tentang karakter Allah, umat Sufi
lebih banyak mengutip Alkitab tentang kasih-Nya untuk manusia.

Para Sufi sangat dikenal di Turki. Mereka dijuluki "Whirling
Derviches" dan terkenal di seluruh dunia. Inti dari kepercayaan Sufi
adalah kerinduan yang besar akan keintiman dengan Allah, sebuah
kerinduan yang hanya dapat dipenuhi dalam Kristus. Berdoalah agar
mereka mengalami perjumpaan ilahi dengan Allah yang hidup.

POKOK DOA

* Doakan agar Tuhan menyatakan diri-Nya secara langsung kepada Kaum
  Sufi yang benar-benar "lapar dan haus akan kebenaran" (Mat. 5:6).

* Doakan agar Tuhan membangkitkan lebih banyak orang dengan keinginan
  untuk menjangkau Kaum Sufi, juga untuk kemampuan dalam membedakan
  roh dan keberanian dalam kesaksian mereka akan realitas Yesus.

* Berdoa melawan kuasa kegelapan yang tidak menginginkan Kaum Sufi
  untuk mengerti "... terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah
  yang nampak pada wajah Kristus." (2 Kor.4:6).

"Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia"
(Yohanes 1:4)

POKOK DOA INDONESIA

* Agama: Menteri Agama dan jajaran Departemen Agama, intelektual
  Muslim yang bergabung dalam Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
  (ICMI)(sebut nama mereka yang Anda ketahui).

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org