Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/37

Doa 40 Hari 2005 edisi 37 (31-10-2005)

Polemik Jihad dalam Islam

                       Rabu, 28 September 2005                       

POLEMIK JIHAD DALAM ISLAM 
=========================               

Jihad yang dianggap memiliki nilai tertinggi dibanding dengan jihad 
yang lain di dalam Islam adalah melakukan "jihad fisabillilah, Qital-
perang suci", yakni berperang dijalan Allah dengan membunuh orang-
orang kafir (dalam pemahaman Islam orang Kristen dianggap sebagai 
orang kafir). Jihad bagaikan ujung tombak dalam Islam dengan tujuan 
untuk menyerang, dan untuk membentengi sekaligus mempertahankan dan 
meluaskan agama Islam. Mereka yang gugur dalam berjihad disebut 
syuhada. Para syuhada yang gugur dalam medan tempur dianggap telah 
"mati di jalan Allah". Para syuhada tersebut memiliki akses langsung 
masuk ke surga dan menikmati nikmatnya surga. Para mujahidin menerima 
tugas mereka dengan komitmen siap gugur di medan perang. Mereka 
dibekali dan dilengkapi dengan berbagai keahlian seperti: menggunakan 
senjata-senjata modern dan otomatis, ilmu bela diri, mantra-mantra 
kekebalan, ketrampilan merakit dan meledakkan bom, sampai bom bunuh 
diri yang di ikatkan pada diri sendiri, bahkan bunuh diri dengan 
menabrakkan pesawat pada peristiwa WTC 11 September 2001 di Amerika. 
Aksi-aksi teror dilancarkan dengan tujuan memaksa pemerintah dalam 
suatu negara, ataupun dunia Internasional untuk memberikan perhatian 
kepada harapan-harapan yang ada dalam dunia Islam itu sendiri.   

Indonesia telah mendapat sorotan dari dunia Internasional sehubungan 
dengan berbagai teror dan peledakan bom yang telah berlangsung di 
negara ini baik di rumah-rumah ibadah, daerah-daerah Kristen, 
fasilitas umum, tempat hiburan, pasar, hotel, sampai pada kedutaan 
asing. Aksi teror bom tersebut telah menelan korban tanpa pandang 
bulu, warna kulit, kebangsaan maupun agama, dan ironisnya korban yang 
berjatuhan adalah termasuk yang beragama Islam.  

Dampak dari berbagai aksi pengeboman tersebut telah merubah wajah 
keamanan Indonesia yang berdampak dalam berbagai bidang 
kemasyarakatan, baik di bidang politik, ekonomi dalam maupun luar 
negeri. Kondisi keamanan di Indoneia yang dinilai oleh dunia 
Internasional tidak kondusif, telah membuat para investor asing 
hengkang dan enggan untuk mengembangkan usaha mereka di Indonesia. Hal 
ini menimbulkan dilema baru bagi perekonomian Indonesia yang kian 
lesu, ditambah jutaan tenaga kerja yang terpaksa mengalami PHK. 
Kondisi ini semakin menyengsarakan jutaan rakyat Indonesia yang 
mayoritasnya adalah beragama Islam. Akhirnya Islam pun dicap sebagai 
agama teroris, walau pun tidak semua golongan dalam Islam mengakui 
pentingnya jihad Fisabillilah tersebut. Untuk tidak menyama-ratakan 
agama Islam dengan teroris, maka secara bijak dunia Internasional kini 
memilah gerakan teroris dari agama Islam.  

POKOK DOA

* Mohon Berkat Tuhan atas usaha-usaha pemulihan paska konflik antara 
  umat beragama dalam sagala bidang seperti di Maluku, Poso, Tentena 
  dan lain-lain.   

* Berdoa mohon pewahyuan Tuhan atas proses perubahan paradigma dalam 
  segala bidang kehidupan masyarakat Islam pada umumnya dan khususnya 
  Para tokoh Islam Indonesia & para Cendekiawan Muslim Indonesia. 
  (Rom. 12:2).  

* Berdoa agar tidak ada kelompok terorisme yang mengatasnamakan Islam, 
  agar Indonesia tidak terus disebut sebagai sarang terorisme.
   
* Berdoa bagi kaum intelektual Muslim yang belajar di luar negeri 
  khususnya di negara-negara Barat, agar Tuhan berkenan memberkati 
  mereka dengan wawasan yang luas. Berdoa agar Tuhan memberikan 
  kerinduan yang kuat secara individu dalam hati mereka, agar mereka 
  berani berjihad mencari "kebenaran sejati." Berdoa agar Tuhan 
  mempertemukan mereka dengan orang-orang percaya yang sanggup menjadi 
  alat Tuhan untuk menjawab berbagai pertanyaan mereka. 
  
* Berdoa agar kerukunan antar umat beragama di Indonesia dapat 
  terwujud. 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org