Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/33

Doa 40 Hari 2004 edisi 33 (6-11-2004)

Suku Melayu Deli di Sumatera

                     Sabtu, 6 November 2004

SUKU MELAYU DELI di SUMATERA   
============================

Orang Melayu Deli merupakan sebuah kelompok masyarakat yang tinggal 
di pulau Sumatra dan beranggotakan 4 juta jiwa. Mereka terutama 
tinggal di sepanjang pesisir Timur Laut, tetapi juga di kota-kota 
dan desa- desa di daerah pedalaman. Suku Deli termasuk salah satu 
suku dari rumpun Melayu yang tersebar di berbagai daerah di 
Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan Thailand Selatan. 

Islam tiba di Tanah Melayu pada abad ke-15 dan merupakan ciri utama 
yang menjadi jati diri mereka: "Orang Melayu adalah orang 
Islam". Namun demikian, bagi banyak warga Melayu keislamannya 
tidak selalu didapatkan melalui pemahaman intelektual. Adat 
kebiasaan nenek moyang tetap dipertahankan secara turun-temurun dan 
banyak kepercayaan animistis telah menjadi bagian tak terpisahkan 
dari kebudayaan kolektif mereka. Pada waktu ini hanya ada kurang 
dari 50 warga Kristen di antara suku Deli. Sebagian besar mereka 
menjadi orang Kristen karena pernikahan, dan biasanya orang yang 
berpindah agama demikian terpaksa harus keluar dari komunitas Deli. 

Warga suku Deli terkenal sebagai nelayan yang bekerja sebagai 
penangkap ikan di Selat Malaka, yang terletak di antara pulau 
Sumatra dan semenanjung Malaysia. Karena banyak terjadi penangkapan 
ikan secara besar-besaran (dengan pukat harimau) oleh pihak 
tertentu, kegiatan keluarga-keluarga nelayan ini makin hari makin 
berkurang. Akibatnya, banyak warga suku Deli jatuh miskin. Umumnya 
mereka mempunyai keluarga besar, anaknya bisa enam atau tujuh orang. 
Biasanya seluruh keluarga tidur bersama di sebuah kamar dalam rumah 
yang terbuat dari kayu di pinggir pantai. Kebanyakan rumah mereka 
tidak dialiri listrik, dan sedikit yang mempunyai sumber air minum 
yang bersih. Air sungai dan pantai dipakai untuk minum, mandi dan 
mencuci pakaian. Warga Deli umumnya tidaklah rajin, dan kebanyakan 
anak mereka berhenti bersekolah pada usia 10-12 tahun. Nilai-nilai 
budaya orang Deli berasal dari keyakinan agama Islam yang mereka 
anut, dan terutama mengutamakan hidup damai dan rukun dengan 
tetangga. 

Kebutuhan utama mereka adalah untuk menerima kebenaran mengenai iman 
kepada Isa Almasih(Yesus). Mereka memerlukan orang-orang yang mau 
bergaul dan berbincang-bincang dengan mereka dengan cara yang dapat 
mereka mengerti dan sesuai dengan pandangan hidupnya. Agar orang 
Deli dapat menaruh percaya kepada Tuhan Yesus, maka harus ada 
tenaga-tenaga lokal yang terlatih baik dan bersedia tinggal di 
tengahtengah mereka dan memberitakan Injil kepada mereka dengan cara 
yang tepat. Mereka juga harus diberi kesempatan untuk mencari nafkah 
dengan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan taraf pendidikannya, 
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup diri dan keluarganya. 
Kebudayaan mereka perlu menghargai betapa pentingnya pendidikan, 
sehingga anak-anaknya dibiarkan belajar lebih lama di sekolah, 
supaya kelak dapat memperoleh pekerjaan yang lebih layak. Mereka 
juga perlu dibantu untuk memperoleh kebutuhan dasar lainnya, seperti 
air bersih dan aliran listrik. 

Topik-topik Doa 
---------------

* Mohonkan belas kasihan dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan 
orang Deli.       

* Berdoa agar orang-orang Deli yang sudah menerima Tuhan Yesus yang 
masih sedikit jumlahnya) akan tetap setia memberi kesaksian dan 
memberitakan Injil dengan cara yang cocok bagi warga Deli.                        

* Berdoa agar Tuhan menempatkan lebih banyak pekerja lokal maupun 
asing untuk melakukan penuaian di ladang Deli. 

* Berdoa agar Tuhan memprakarsai lebih banyak lagi upaya bisnis baru 
dalam rangka memperagakan kehidupan orang percaya di daerah orang 
Deli.

* Berdoa agar Tuhan membangkitkan komunitas-komunitas orang percaya 
yang cukup kuat di kalangan orang Deli asli. 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org