KAMIS, 9 AGUSTUS 2012
Kaum Druze di Timur Tengah
Berkaitan dengan agama Islam, namun menempuh jalur hidup yang sangat berbeda....
Kaum Druze adalah kelompok masyarakat yang menjalankan agamanya secara unik. Di Timur Tengah, ada sekitar satu juta orang Arab yang berbicara bahasa Druze. Sering kali, mereka dihitung sebagai Muslim, meskipun mereka sendiri tidak menganggapnya demikian. Sekitar 1.000 tahun yang silam, mereka berpisah dari aliran Islam Syi`ah. Mereka masih menghormati Alquran sebagai salah satu dari sekian banyak kitab suci. Kaum Druze tidak pernah berdoa di masjid. Dalam kepercayaan mereka, orang Druze mengadakan pertemuan setiap Kamis malam. Pada pertemuan ini, para pemimpin mereka menjelaskan filsafat kepercayaan Druze. Ajaran mereka bersumber terutama dari "Kitab Kebijaksanaan", yang dianggap rahasia dan sakral. Masyarakat Druze adalah kelompok yang eksklusif. Mereka menghindari interaksi sosial. Tak seorang pun dari agama lain yang dapat menjadi kaum Druze, sekalipun melalui perkawinan.
Kaum Druze menekankan kepercayaan pada reinkarnasi jiwa. Keyakinan mereka akan reinkarnasi juga terhubung erat dengan praktik "tenung", yang pada dasarnya merupakan usaha untuk mendorong anak-anak mempraktikkan semacam meramal. Beberapa anak dan orang dewasa memang memiliki pewahyuan dan dapat menenung, mereka dapat mengatakan tentang kehidupan seseorang secara terperinci, yang tidak mungkin mereka ketahui sebelumnya. Ketika anak-anak "bertenung", hal itu dianggap sebagai tanda dan bahkan sebagai bukti reinkarnasi mereka. Praktik "bertenung" menegaskan pentingnya status sosial anak dan keluarga di mata masyarakat Druze.
Kesaksian:
Rachid dibesarkan dalam sebuah keluarga Druze, tanpa diperkenalkan pada ajaran Druze. Dia menerima beasiswa untuk belajar kedokteran di negara Eropa Timur. Saat di Eropa, ia dan istrinya, Sarah, mengambil jalan yang berbeda dalam pencarian mereka terhadap Tuhan. Sarah membaca Alquran dan mengadopsi gaya hidup Islam dengan memakai jilbab.
Di sisi lain, Rachid memiliki seorang teman Kristen yang berasal dari Lebanon, yang membagikan iman Kristennya dari Alkitab. Selama beberapa waktu, pernikahan Rachid dan Sarah mengalami ketegangan karena masing-masing bersikeras dengan agama yang dianutnya. Akan tetapi, suatu hari Rachid akhirnya memilih untuk percaya pada Mesias. Selama beberapa bulan, Sarah mengamati perubahan yang terjadi dalam hidup suaminya. Karena kecewa dengan agama yang dipilihnya sendiri, Sarah akhirnya memutuskan untuk membaca Alkitab dan menemukan imannya pada sang Mesias.
Pokok-Pokok Doa:
1. Berdoalah agar kaum Druze akan mempertanyakan praktik "bertenung" mereka. Pengalaman Paulus di Filipi dapat menjadi pembelajaran bagi mereka (Kisah Para Rasul 16:16-24). Pertentangan yang besar sangatlah mungkin terjadi terhadap setiap orang yang mempertanyakan atau berusaha untuk menghentikan praktik "bertenung" itu.
2. Berdoalah agar mereka akan berjumpa dengan Tuhan dan memiliki pemahaman yang benar tentang bagaimana menyembah-Nya (Kisah Para Rasul 16:14). Sebagaimana orang Samaria adalah orang yang terbuang dalam pandangan orang Yahudi, kaum Druze mendapat penolakan yang besar dari kalangan Muslim tradisional. Mereka telah mengembangkan kepercayaan sendiri, yang secara bebas terhubung dengan Islam, sama seperti keyakinan orang Samaria yang bebas terhubung dengan keyahudian.
3. Berdoalah bagi kaum Druze yang percaya pada Yesus, agar mereka dapat menjadi saksi hidup di komunitas mereka sendiri.
Kontak: < doa(at)sabda.org > Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org > Arsip: < http://www.sabda.org/publikasi/40hari > (c) 2012 oleh e-DOA dan "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"
|