Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/31 |
|
Doa 40 Hari 2005 edisi 31 (25-10-2005)
|
|
Selasa, 4 Oktober 2005 AMBON-MALUKU PASKA KERUSUHAN ============================ Ingat Ambon manise, pikiran pun langsung terbayang akan keindahan kepulauan Maluku disertai senyum manis dan keramah tamahan penduduknya yang memiliki suara nan merdu. Tapi! Itu dulu. Sekarang, yang ada justru rasa pilu yang mendalam, sebagai akibat tragedi konflik selama empat tahun (1999-2002) telah merontokkan berbagai sendi persaudaraan. Kini, Maluku berpacu merias diri lagi agar nampak manis kembali. Kata pepatah, Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu. Tiada guna menyesal kemudian. Tapi itulah yang tertinggal di Maluku saat ini sebuah penyesalan yang mendalam. Semasa konflik, penduduk yang menjadi pengungsi adalah 338. 239 jiwa (71.309 kk) dari 1;2 juta penduduk Maluku. Sebagian besar pengungsi telah kembali ke lokasi asal dan hidup berdampingan kembali. Pemerintah sedang memulangkan pengungsi lainnya ke lokasi asal masing-masing, dan diharapkan proses tersebut dapat selesai pada bulan Desember 2005. Suasana hidup antar dua komunitas, Islam dan Kristen di Ambon khususnya dan Maluku umumnya kian membaik, Walaupun masing-masing komunitas masih bertempat tinggal pada lokasi terpisah, namun kedua komunitas telah dapat saling menerima satu dengan lainnya. Kesadaran masyarakat bahwa agama bukanlah menjadi penghalang hidup bersama kian terbangun. Dalam tahun 2005 ini telah terjadi dua kali aksi teror yang menelan korban jiwa, aksi-aksi tersebut melibatkan warga dari komunitas Islam tetapi dapat diatasi oleh pihak keamanan. Para pelaku mengakui keterlibatan mereka dan hal ini sedang dalam pengusutan. Orang-orang yang terlibat dalam aksi tersebut diduga merupakan suatu jaringan dengan aksi teror yang berlangsung di wilayah Indonesia lainnya. Dalam berbagai aksi teror dan kekerasan di Ambon, pihak keamanan menjumpai adanya penyimpanan senjata yang dilakukan di Sekolah Tinggi Agama Islam Maluku (STAIM) di Tulehu di pinggiran kota Ambon. Memang masih terasa pihak Islam menghendaki perimbangan dalam hampir setiap lini kehidupan di Maluku, tetapi ada kesadaran juga bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) mereka belum mampu mengimbangi SDM pihak Kristen, hal ini yang menjadi cambuk bagi upaya-upaya meningkatkan kualitas SDM Muslim. Hal ini patut kita syukuri, karena dengan kualitas SDM Muslim yang kian membaik diharapkan kesadaran akan praktek hidup berdampingan secara benar akan terpelihara, dengan demikian saudara-saudara Muslim akan dapat membedakan yang baik dan tidak baik dengan lebih rasional. Masyarakat Maluku telah menyadari bahwa kerusuhan panjang yang dimulai bulan Januari 1999 adalah ulah para pendatang yang mudah terprovokasi. Pihak-pihak yang melakukan aksi teror memang menghendaki agar kerusuhan dapat dilanggengkan. Tapi sebagian besar masyarakat asli Maluku semakin menyadari bahwa kerusuhan hanya bertujuan untuk menghancurkan suku bangsa Maluku. Pada sisi lain semangat rekonsiliasi terus dibangun dan suasana serta kondisi kondusif hidup berdampingan terus dipelihara. POKOK DOA * Berdoa agar melalui pengalaman sulit tersebut, Roh Kudus memberikan kesadaran dan pengenalan akan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi bagi setiap orang Kristen Maluku sehingga terjadi pembaharuan di dalam roh mereka. * Doakan Gubernur dan Wagub, Pangdam dan tokoh-tokoh masyarakat Maluku agar diberi roh takut akan Tuhan dan pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Berdoa untuk pembangunan kembali infrastruktur dan pemulangan pengungsi ke tempat asal mereka. * Doakan pihak yang berwajib secara konsisten mengusut tuntas semua aksi teror di Maluku & seluruh jaringan teroris. * Doakan rekonsiliasi dan pemulihan kepercayaan antara kedua komunitas. * Berdoa mohon roh wahyu dan hikmat untuk mengenal Yesus dengan benar bagi orang Muslim asli Maluku. * Doakan generasi muda Kristen dan Islam agar memiliki semangat belajar yang tinggi guna mengejar ketertinggalan mereka selama masa- masa konflik. * Doakan anak-anak Islam dan Kristen Maluku yang terpaksa dibesarkan di luar daerah maluku di panti-panti asuhan, supaya mereka dipulihkan dan dipersiapkan sebagai generasi baru dalam Tuhan. * Doa mohon pengampunan dari Tuhan. * Berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus putuskan ikatan dan tuntutan hutang darah, perjanjian roh yang tidak kudus. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus hancurkan roh kekerasan, kesombongan, roh kepahitan, roh dendam.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |