Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/29 |
|
Doa 40 Hari 2010 edisi 29 (29-8-2010)
|
|
Minggu, 29 Agustus 2010 HARI KE-29: PENGHARAPAN ISLAM SYIAH MENGENAI AKHIR ZAMAN Umat Muslim Syiah adalah umat minoritas di dalam komunitas Muslim. Mereka berjumlah kira-kira 10-15% dari seluruh umat Islam di seluruh dunia. Mereka memisahkan diri dari aliran utama komunitas Islam segera setelah wafatnya Muhammad pada tahun 632 M. Karena perbedaan pendapat mengenai siapa yang tepat untuk menggantikan kedudukan Muhammad sebagai pemimpin umat Islam, maka jumlah yang terbesar menamakan kelompok mereka Islam Sunni. Mereka ingin agar seseorang yang pantas untuk menjadi pengganti Muhammad haruslah memiliki kesanggupan militer dan berasal dari suku Muhammad, suku Quraish. Kelompok yang kecil kemudian menamakan diri mereka Islam Syiah menginginkan pengganti Muhammad adalah seorang yang memiliki hubungan keluaga dekat dengan Muhammad. Walaupun demikian, pada saat wafatnya Muhammad tidak memunyai putra atau ipar yang dapat diangkat sebagai penerus Muhammad. Semua putra Muhammad telah meninggal dan kedua cucu yang dipeliharanya (Hassan dan Hussein) masih kecil pada waktu itu. Tiga Khalifah (penerus) pertama dari Muhammad adalah para Khalifah Sunni, yang keempat adalah Ali, sepupu Muhammad yang adalah menantunya karena telah menikah dengan putrinya Fatima beberapa tahun sebelumnya. Ali hanya sanggup mempertahankan posisinya secara singkat sebelum ia dibunuh pada tahun 661 M. Kaum Syiah percaya bahwa pemimpin yang tepat adalah Ali dan kesebelas keturunannya melalui cucu Muhammad. Hussein meninggal sebagai seorang martir di Irak pada tahun 680 M. Mayoritas kaum Syiah percaya garis penerus Hussein berlanjut sampai dengan turunnya Muhammad al-Mahdi, kesebelas "Imam yang benar" yang secara misterius menghilang mulai tahun 874 M pada usia 5 tahun. Ia berhubungan dengan orang-orang tertentu hingga tahun 941 M. Setelah itu harapan Syiah untuk memiliki pemimpin Islam sepenuhnya beralih kepada seorang pembimbing rohani yang tersembunyi dan tak tertihat yang namanya disebut Imam Mahdi (Mahdi = orang yang membimbing), yang akhirnya akan kembali. Pemimpin tak berdosa ini, Mahdi, akan mendirikan sebuah kerajaan damai dan keadilan Islam pada waktu kesudahan kelak. Menurut kebanyakan umat Islam (termasuk kaum Sunni), Mahdi itu akan dibantu oleh Yesus yang juga akan kembali ke bumi pada waktu Mahdi itu tampil. Keduanya, Mahdi dan Yesus, akan ditawan oleh Masih ad-Dajjal, sosok yang jahat dan bermata satu, yang pada akhirnya akan dibunuh, dan seluruh dunia akan tunduk kepada Islam. Beberapa waktu setelah kemenangan Mahdi itu akan terjadi kebangkitan umum orang-orang mati yang diikuti oleh penghakiman terakhir. Umat Muslim pada umumnya memiliki kepercayaan yang kuat bahwa mereka yang percaya pada masa depan akan berada di sebuah firdaus (surga). Bagi mereka yang tidak percaya akan ada hukuman kekal. Namun, kepercayaan mereka sangatlah berbeda dengan kepercayaan Kristen. Umat Islam Syiah pada umumnya memiliki harapan yang jauh lebih lengkap dan pengharapan yang terus-menerus mengenai waktu-waktu akhir zaman daripada Islam Sunni. Di Iran Kaum Syiah pada umumnya percaya bahwa sang Mahdi masih hidup saat ini, walaupun tidak terlihat (tersembunyi) dan ia sedang membimbing komunitas Syiah yang percaya. Imam tersembunyi itu mengalihkan pengetahuannya kepada orang-orang Syiah yang paling terkenal dan terpelajar pada masa kini sehingga mereka dapat mengajar para anggota Syiah lainnya. Sebelum tampilnya pemimpin agama Iran, Ayatollah Khomeini, komunitas Syiah menganut opini bahwa kepemimpinan yang benar tidak dapat ditetapkan di atas bumi sebelum kembalinya sang Mahdi itu, dialah yang membimbing secara benar. Khomeini mengklaim dirinya adalah wakil dari Imam Mahdi yang tersembunyi itu yang telah memberitahukannya untuk mendirikan kerajaan damai dan keadilan di atas bumi dengan berperang melawan musuh-musuh Islam. Umat Muslim Syiah mendapatkan motivasi untuk menentukan takdir mereka sendiri dan tidak hanya pasif menantikan kembalinya Imam tersembunyi itu. Saat menantikan kembalinya Imam itu, diadakanlah tindakan revolusi. Khomeini secara terbuka mendorong golongan rohaniwan untuk terlibat dalam perjuangan politik. Ia bertindak demikian karena pemahamannya yang baru dari tradisi Syiah. Harapan untuk sebuah bangsa Islam kelihatannya telah digenapi dalam pribadi Khomeini. Presiden Iran saat ini, Mahmoud Ahmadinejad adalah seorang pengikut Khomeini dan ia tampaknya memiliki ide-ide yang sama. Permohonan Doa * Di Iran terdapat sekitar 200.000 mukhlas (pemimpin agama) Syiah, dan ribuan mukhlas di Irak. Mereka memainkan berbagai peran yang sangat penting secara keseluruhan dari masyarakat Islam. Mereka dengan bersemangat mengajarkan umat untuk menempa keyakinan mereka pada Mahdi yang akan datang dan bergiat dalam mempraktikkan Islam. Berdoa untuk para muklas agar mereka datang, mengenal, dan menerima sang Juru Selamat, Yesus (Kisah Para Rasul 6:7). * Mesias adalah harapan akhir bagi keadilan dan kedamaian dunia. Alkitab mengatakan bahwa pada suatu hari nanti bumi akan dipenuhi dengan pengenalan pada Tuhan seperti menutupi lautan (Yesaya 11:9 dan Habakuk 2:4). Akan terdapat langit yang baru dan bumi yang (2 Petrus 3:13). Doakan agar kaum Shyiah Iran dan Irak berjumpa dengan Yesus yang hidup dan memerintah yang adalah harapan sejati dunia.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |