Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/29

Doa 40 Hari 2006 edisi 29 (12-10-2006)

Suku Yao di Tanzania

                       Kamis, 12 Oktober 2006

SUKU YAO DI TANZANIA
====================

Populasi Yao di Tanzania: 500.000 di Tanzania (terdapat 1 juta orang
di Malawi dan 450.000 di Mozambiq.)

Suku Yao di Tanzania tinggal di sebelah selatan negara ini sepanjang
perbatasan dengan Mozambiq. Mereka biasanya adalah petani, peternak
dan bisnis kecil, sementara hidup di kelompok kecil keluarga-keluarga.
Kepala suku mereka adalah Mataka, Kanduru dan Mtalika. Tradisi
diturunkan dalam upacara inisiasi yang diselenggarakan dengan tarian
dan berbagai aktifitas.

Sekitar tahun 1800, Bangsa Arab memulai perdagangan budak-budak di
daerah Yao. Bangsa Yao memperbudak suku tetangganya dan menjual mereka
kepada orang Arab. Melalui perdagangan budak inilah Bangsa Yao mulai
mempraktekkan Islam; saat ini sekitar 95% dari Suku Yao di Tanzania
adalah Muslim. Islam telah menjadi pusat kebudayaan Suku Yao, sehingga
kalau seorang Yao berpaling dari Islam, dia berarti memutuskan
hubungan dengan suku dan keluarga besarnya. Dia akan dikucilkan secara
total dan tidak akan pernah menerima pertolongan dari mereka. Di
samping itu, dia akan diancam dengan berbagai macam cara agar dia
kembali kepada iman Islamnya.

Penghapusan perdagangan budak di Tanzania pada tahun 1873 tidak
menyenangkan Bangsa Yao dan menyebabkan hubungan yang negatif dengan
penguasa kolonial mereka. Kekristenan dibenci karena mereka
beranggapan itu adalah kepercayaan para penguasa yang adalah penjajah,
walaupun utusan-utusan Kristen telah memperkenalkan pemeliharaan medis
dan pendidikan bagi mereka. Bangsa Yao tidak mengizinkan anak-anak
mereka untuk sekolah karena kuatir mereka akan menjadi Kristen. Mereka
memandang umat Kristen tidak beradab, tetapi setelah beberapa tahun
situasi ini berubah dan sekarang untuk berhubungan dengan mereka sudah
jauh lebih baik. Umat Muslim dapat bertemu dengan umat Kristen untuk
berbagai keperluan seperti pemakaman dan pernikahan.

Pertama-tama Injil disebarkan kepada Bangsa Yao oleh umat Anglikan dan
Katolik. Sekarang terdapat beberapa gereja Injili dan Pantekosta, yang
banyak tertanam karena kesaksian para duta Injil dan pedagang Kristen
lokal. Gereja-gereja ini menyebarkan Injil melalui pertemuan-pertemuan
di tempat terbuka, kesaksian pribadi dan pelayanan radio Kristen dalam
Bahasa Yao. Beberapa pendeta Tanzania dan para pekerja Kristen berasal
dari Suku Yao.

POKOK DOA

* Sebagian para pria Yao sangat malas; tidak setia pada isteri mereka.
  Doakan agar para pria Yao melakukan peranan dalam keluarga dan
  masyarakat mereka.

* Kaum Yao tidak memandang sekolah sebagai sesuatu yang penting.
  Kadang orang tua harus dipaksa untuk mengirim anak-anak mereka ke
  sekolah. Doakan untuk perubahan pandangan mengenai pendidikan di
  antara Kaum Yao.

* Instruksi seks yang diberikan dalam acara ritual inisiasi cenderung
  mengarah pada kurangnya kode etik. Anak-anak muda mulai
  mengembangkan gaya hidup yang tidak bermoral sejak umur dini. Ketika
  ada televisi, itupun memberi pengaruh yang negatif kepada kaum muda.
  Doakan agar terjadi perubahan pada masyarakat Yao yang membawa pada
  gaya hidup yang lebih bermoral bagi kaum muda Yao.

* Umat Kristen yang baru, merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar
  mereka, yang mendorong mereka untuk kembali kepada Islam. Doakan
  agar gereja-geraja muda Yao dapat membangun kemampuan yang lebih
  besar untuk bekerja sama dan membantu umat percaya.

* Pelayanan radio Kristen sangat terbatas dalam waktu dan
  frekuensinya. Berdoa untuk lebih banyak lagi pekerja dan pendukung
  dana sehingga pelayanan ini dapat lebih luas dan menyentuh
  pendengar sehingga mereka berpaling pada Kristus.

POKOK DOA INDONESIA

* Rumpun Melayu Riau, suku-sukunya: Asahan, Bangka, Belitung, Deli,
  Melayu Riau, Talang Mamak.

* Kota-kotanya: Medan, Pekan Baru, Bangkinang, Pangkalpinang,
  Sungailiat, Tanjungpandan, Kuala Tungkal, Bengkali, Dumai.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org