Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/28

Doa 40 Hari 2006 edisi 28 (11-10-2006)

Suku Rejang di Indonesia

                         Rabu, 11 Oktober 2006

SUKU REJANG DI INDONESIA
========================

Populasi Suku Rejang di Indonesia: 700.000 jiwa.
Muslim       : 99,9%
Kristen      : kurang dari 50 orang
Alkitab      : belum diterjemahkan
Film Yesus   : tidak tersedia bagi Suku Rejang
Gereja Rejang: belum ada

Suku Rejang (yang disebut juga dengan Djang) hidup di hutan tropis di
pegunungan bukit Barisan di Sumatera, pulau terbesar di Indonesia.
Hutan ini ditumbuhi Rafflesia, bunga terbesar di dunia (diameternya
hampir 1 meter). Pulau tropis Sumatera memiliki cuaca yang lembab dan
panas, walaupun di pegunungan cukup nyaman dan dingin.

Suku Rejang dibagi dalam 5 kelompok yang terletak di dataran tinggi
yang subur, Lembah Musi dan daerah pantai dekat Samudera Hindia. Untuk
berabad-abad, Suku Rejang terisolasi dari dunia sekitarnya. Bangga
akan sejarah mereka, mereka tidak tertarik pada kebudayaan lain dan
curiga terhadap orang luar. Baik pria maupun wanita berpakaian
tradisional batik yang berwarna-warni, disebut sarung atau kain.
Makanan utama mereka adalah nasi dengan sayur-mayur dan buah-buahan.
Hasil dari daerah ini termasuk beras, teh, kopi, minyak kelapa, kayu
eboni dan karet. Sebagian Suku Rejang bekerja di perkebunan dan yang
lain adalah pengrajin berpengalaman yang bekerja dengan kayu, metal,
kulit dan kertas.

Ukuran pedesaan Rejang bervariasi dari 15 - 900 rumah. Pedesaan yang
memiliki sistem irigasi memiliki lebih dari 4.000 orang yang tinggal
di dalamnya. Kepala desa dipilih oleh masyarakat. Setiap desa memiliki
sebuah balai desa di mana upacara tari-tarian dan perayaan diadakan.
Rumah tradisi Rejang dibuat dengan tiang-tiang sekitar 1,5 - 2 meter
di atas tanah. Memiliki serambi terbuka untuk menerima tamu. Dinding
luar rumah dihiasi oleh tiang-tiang mendatar yang diukir artistik dan
pilar-pilar yang indah warna-warni. Secara tradisional, seorang ayah
adalah kepala keluarga tetapi perjanjian pernikahan menentukan apakah
seorang anak akan menjadi milik keluarga sang ibu atau ayah atau milik
keluarga besar.

Pada mulanya, Suku Rejang melakukan praktek animisme. Mereka percaya
bahwa segala sesuatu yang alami, seperti batu, pohon dan binatang
memiliki jiwa yang tidak mati. Islam dibawa ke Sumatera oleh para
pedagang Muslim di akhir abad ke-13 dan sejak abad ke-20 seluruh Suku
Rejang, kecuali beberapa gelintir orang, sudah menjadi Islam. Tetapi
ritual animisme berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Sihir
dan okultisme dipakai untuk perlindungan dan untuk memerangi sakit
penyakit, ketidaksuburan dan para musuh. Malangnya, belum ada
terjemahan Alkitab yang tersedia dalam Bahasa Rejang, atau siaran
radio Kristen atau program TV. Beberapa misi lokal bekerja di antara
Suku Rejang, walaupun sampai saat ini mereka belum sepenuhnya
berhasil, tapi sudah ada sekitar 50 orang Kristen ada di antara suku
ini.

POKOK DOA

* Doakan agar Tuhan memanggil para pria dan wanita untuk bersaksi bagi
  Kristus di antara Suku Rejang.

* Doakan agar Tuhan menjaga, menguatkan dan mendorong orang-orang
  percaya Rejang yang seringkali hidup terisolasi di antara suku
  mereka. Biarlah mereka menemukan keberanian untuk bersaksi bagi
  Kristus di antara suku mereka.

* Mintalah kepada Tuhan untuk memanggil ahli bahasa untuk
  menterjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Rejang.

* Doakan agar terjadi terobosan rohani sehingga banyak orang menjadi
  terbuka bagi Injil.

POKOK DOA INDONESIA

* Rumpun Minangkabau, suku-sukunya: Bengkulu, Kerinci, Minanglabau,
  Muko-muko, Pekal, Rejang.

* Kota-kotanya: Bengkulu, Padang, Bangko, sungai penuh, Muarabungo,
  Solok Muao, Padang Panjang, Batusangkar, Payah Kumbuh.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org