Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/27 |
|
Doa 40 Hari 2004 edisi 27 (31-10-2004)
|
|
Minggu, 31 Oktober 2004 SUKU MABA di NEGARA CHAD ======================== Sekitar pertengahan abad ke-17 seorang tokoh bernama Abdelkerim berhasil membawa suku Maba (yang juga disebut suku "Wadday") meninggalkan animisme mereka dan masuk Islam. Beliau membebaskan mereka dari penjajahan orang-orang yang menindas mereka, kemudian menjadi sultan mereka yang pertama. Konon beliau itu masih keturunan Abas, paman Nabi Muhammad. Hingga kini para sultan dalam kerajaan suku Maba tetap merupakan keturunan Abas. Hingga pertengahan abad ke-19 para sultan tersebut memerintah dari sebuah kota bernama Wara. Selama bertahun-tahun mereka membangun sebuah istana yang megah, sebuah mesjid besar dan gedung-gedung lainnya. Semua bangunan itu dibuat dengan bahan batu, padahal budaya mereka hanya mengenal rumah-rumah pondok beratapkan rumbia. Belakangan mereka meninggalkan Wara dan memindahkan pusat pemerintahan mereka ke Abéché, yang selanjutnya menjadi ibukota propinsi. Banyak orang Maba kemudian pindah ke negara tetangga Sudan. Hampir semua dari warga Maba yang berjumlah 500.000 jiwa itu menganut Islam, meskipun masih ada juga unsur-unsur animisme dalam kebudayaan mereka. Apabila mereka berada di dalam kota, orang- orang Maba memakai bahasa Arab Chad, yaitu bahasa perdagangan yang berlaku di hampir seluruh negeri (tingkat kemampuan baca tulis: 90 persen). Tempat kediaman orang Maba, yang disebut "Dar Wadday", terletak di sebelah Utara gurun Sahel, dengan curah hujan hanya 300- 400 mm. Mayoritas warga Maba menanam millet (sejenis gandum berbiji lebih kecil) sebagai makanan pokok mereka, juga kacang tanah, jagung, buncis, bawang, dan sayuran lainnya, juga memelihara kambing dan sapi. Air minum merupakan permasalahan terbesar bagi kebanyakan desa orang Maba. Desa yang terletak dekat sebuah wadi (dasar sungai yang sudah kering), harus menggali sumur sedalam 2-5 meter dari permukaan tanah. Tetapi mereka yang jauh dari wadi terpaksa berjalan kaki cukup jauh untuk mengambil air, atau harus menggali tanah yang sangat keras sampai 20-50 meter. Ada beberapa lembaga pengembangan masyarakat yang khusus bergerak di bidang pengadaan air dan pengolahan wadi-wadi untuk irigasi bagi pertanian, guna meningkatkan persediaan pangan bagi penduduk daerah pedesaan. Pemerintahan negara Chad berada di tangan mayoritas muslim, tetapi menurut konstitusi Chad bukanlah negara Islam. Mereka tetap mengijinkan kegiatan dari lembaga-lembaga pengembangan masyarakat dan pekabaran Injil. Di daerah tinggal suku Maba telah terbentuk kelompok kecil orang-orang Kristen dan ada beberapa warga Maba turut dalam persekutuan tersebut. Secara teoritis, ada kebebasan beragama di Chad yang mayoritas Islam ini, namun banyak orang Kristen di hina dan dicaci maki di depan umum, dilarang menjual barang-barang dagangan mereka di pasar. Terkadang mereka diseret ke pengadilan di hadapan Sultan, dilempari batu, dan diancam akan dibunuh. Tetapi pada waktu- waktu yang lain, orang Kristen dibiarkan, tanpa mendapat banyak gangguan. Topik-topik Doa --------------- * Doakan kelompok kecil orang-orang percaya dari suku Maba, supaya mereka terus tumbuh dalam iman dan tetap setia kepada Tuhan. * Minta Tuhan supaya memberikan lebih banyak hikmat marifat dan cinta kasih kepada para misionaris yang melayani di kawasan itu, agar mereka dapat mengajar orang-orang percaya bagaimana menghayati iman mereka secara kontekstual (sesuai dengan budaya setempat). * Melihat dari banyaknya mesjid, sekolah madrasah dan lembaga pendidikan Islam yang bermunculan (yang sebagian besar dibiayai dari luar negeri), tampaknya masyarakat cukup haus akan pengetahuan dan ingin maju. Berdoa agar kehausan itu membuka jalan bagi pekabaran Injil. * Alkitab belum juga diterjemahkan ke dalam bahasa orang Maba. Berdoa agar Tuhan menyediakan para penerjemah,yang melakukan pekerjaan penerjamahan Alkitab tersebut.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |