Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/26

Doa 40 Hari 2006 edisi 26 (9-10-2006)

Melayu Jambi di Indonesia

                        Senin, 09 Oktober 2006

MELAYU JAMBI DI INDONESIA
=========================

Populasi Melayu Jambi di Indonesia: sekitar 800.000

Mayoritas Suku Melayu Jambi bermukim di propinsi Jambi yang terdapat
di tengah-tengah Sumatera Timur, Indonesia. Ibukota Jambi yang modern
memadukan kota tua (merupakan kedudukan bekas kesultanan Jambi yang
terdahulu) dan pusat pemerintahan Telanaipura yang baru di sebelah
barat. Propinsi ini terdiri dari sebuah dataran rendah dengan hutan-
hutan yang padat dan tanah lumpur yang menghubungkan ke Sungai
Batanghari dan anak-anak sungainya. Banyak Suku Melayu Jambi
menggantungkan hidup mereka pada pekerjaan yang berhubungan dengan
sungai-sungai di dekat perkampungan mereka. Salah satu aktifitas
ekonomi mereka adalah memancing dan menangkap sejenis ikan dengan
peralatan tradisional. Sebanyak 60% dari warga Jambi bekerja sebagai
petani, walaupun hanya 30% dari pemasukan propinsi berasal dari
pertanian. Mayoritas hasil bumi yang lain dari daerah ini adalah kayu,
plywood, karet, minyak kelapa, kopra, kopi, dan teh.

Sejumlah kecil Suku Melayu Jambi mengenyam pendidikan tinggi.
Kebanyakan sudah puas dengan gaya hidup mereka atau berpikir bahwa
mereka tidak dapat berbuat banyak untuk membawa perubahan secara
berarti. Mereka berbicara Bahasa Indonesia yang juga adalah bahasa
nasional, tetapi di dalam keluarga dan dalam masyarakat di
perkampungan orang Melayu Jambi berbicara dalam bahasa daerah Melayu
yang dikenal sebagai Bahasa Jambi.

Orang Melayu Jambi dikenal sebagai Muslim yang taat. Islam telah
dibangun sebagai agama di Jambi sejak abad ke-16 ketika para pedagang
Arab tiba di pulau tersebut. Sekarang, setiap desa dan hampir setiap
kampung dan rukun tetangga memiliki sebuah bangunan ibadah dan tempat
pelatihan untuk pengajaran dan praktek Islam, dilengkapi dengan
minimal satu orang ulama (pengajar dan ahli hukum Islam).

Suku Jambi Melayu sangat bangga dengan pedesaan mereka yang seluruhnya
Muslim. Tetapi warga di desa juga lebih mengutamakan dan mempraktekkan
mitos dan takhyul Islam daripada warga di kota-kota. Seperti di setiap
rukun tetangga mereka memiliki seorang ketua RT, mereka juga biasanya
memiliki seorang dukun. Dukun ini akan berdoa mewakili
pasien/pengikutnya, memohon kesembuhan dari Allah atau roh-roh. Para
pemimpin agama di mesjid menyediakan untuk para ibu-ibu jimat-jimat
untuk anak-anak kecil mereka agar anak-anak mereka terlindung dari
roh-roh jahat.

Beberapa aspek dari kebudayaan Jambi berpusat pada selembar kain yang
indah dan mewah disebut batik Jambi. Di desa, banyak para wanita
trampil bergabung bersama untuk membuat kain batik. Desain yang rumit
dan berwarna-warni diaplikasikan pada kain dengan proses yang lama
memakai lilin untuk membuat pola dan memakai pewarna yang terbuat dari
tumbuh-tumbuhan dan beri. Banyak kaum wanita memakai batik untuk
sarung dan menggendong bayi mereka selama mereka melakukan tugas
sehari-hari. Batik dengan kualitas unggul diproduksi untuk pesta-pesta
pernikahan.

POKOK DOA

* Berdoa untuk pekerja-pekerja Kristen jangka panjang untuk bekerja di
  antara Suku Melayu Jambi.

* Berdoa agar kasih Tuhan Yesus mengalir melembutkan hati mereka untuk
  menerima berita Injil.

* Berdoa untuk warga Melayu Jambi yang telah menerima Injil, sehingga
  mereka menjadi saksi yang aktif dan berani bagi suku mereka,
  sehingga dapat menghasilkan persekutuan orang percaya.

POKOK DOA INDONESIA

* Rumpun Jambi, suku-sukunya: Batin, Jambi, Penghulu, Pindah.

* Kota-kotanya: Jambi, Muara Bilian, Muara Bunggo, Kenaliasam, Kuala
  Tungkal.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org