Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/25

Doa 40 Hari 2010 edisi 25 (25-8-2010)

Percakapan di Dubai


 Rabu, 25 Agustus 2010

 HARI KE-25: PERCAKAPAN DI DUBAI

 Baru-baru ini seorang Kristen menumpang taksi menuju bandara di
 Dubai. Beberapa menit kemudian dia bertanya kepada supir taksi,
 "Anda lahir di negara mana, Pak?" Supir itu menjawab "Pakistan,"
 lalu ia melanjutkan, "Pakistan benar-benar merupakan negara yang
 buruk, pemerintahnya dan orang-orangnya suka korupsi, ekonominya pun
 buruk. Itulah sebabnya mengapa saya ada di sini, di Dubai." Ia
 meneruskan, "Saya punya 4 anak: 3 laki-laki dan 1 perempuan. Yang
 perempuan dilahirkan 9 bulan setelah kepulangan terakhir saya
 setahun yang lalu. Saya di sini bekerja setiap malamnya mengemudi
 taksi selama 12 jam hanya untuk bertahan hidup dan mengirimkan uang
 kepada keluarga saya."

 Dalam percakapan selanjutnya ia mengatakan bahwa ia berasal dari
 daerah Peshawar di perbatasan Afghan yang merupakan sebuah tempat
 penting bagi kaum Islam militan dan keras. Ia menjelaskan dirinya
 sebagai seorang Pashtun, salah satu kelompok suku yang besar di Asia
 Selatan. Ia telah mengembangkan kemampuan bahasa yang cukup sehingga
 bisa berbicara dalam bahasa Inggris, Arab, dan Hindi di samping
 bahasa Urdu. Satu dari komentar terakhirnya sungguh memukul saya
 ketika ia berkata, "Bekerja sepanjang malam saya melihat banyak hal
 yang saya lebih suka untuk tidak melihatnya. Ada terlalu banyak
 pelacur di sini. Terlalu banyak Ruski (orang Rusia), terlalu banyak
 hal-hal ilegal pada malam hari."

 Dubai adalah negara-kota kecil di Uni Emirat Arab (UEA). Dalam
 tahun-tahun terakhir ini, Dubai telah menjadi sebuah kota kelas
 dunia dengan menara-menara yang bercahaya dan vila-vila yang
 dikitari tembok. Pusat-pusat perbelanjaan Dubai bahkan memiliki
 tempat peluncuran ski, akuarium, dan kebun binatang di bawah air
 yang dikelilingi dengan toko-toko mewah. Tapi sayangnya kota itu
 hanya tertihat indah dari luarnya saja. Sekitar 85% penduduknya
 bukan warga negara UEA. Mayoritas para pekerja asing berasal dari
 India, Pakistan, Bangladesh, dan negara-negara Arab lainnya. Banyak
 yang tinggal di perumahan padat atau di bawah standar dan bekerja
 dalam waktu yang luar biasa panjangnya.

 Umat Muslim di Dubai diperkirakan berjumlah lebih dari separo dari
 1,6 juta jiwa penduduknya, sementara di seluruh Uni Emirat Arab ada
 sekitar 5 juta penduduk yang terbagi menjadi: Muslim 65%, Hindu 17%,
 Kristen 9%, Buddha 4%, lain-lain 5%. Walaupun mayoritas pekerja
 asing adalah pria, namun wanita dari beragam negara telah datang dan
 kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pembantu atau layanan jasa
 lainnya sedangkan sebagian bekerja dalam kehidupan malam Dubai
 seperti yang digambarkan supir taksi Pakistan tersebut. Kota Dubai
 sudah pasti punya sisi gelapnya. Jumlah uang yang besar dalam pasar-
 pasar finansial dan properti Dubai menjadi daya tarik segala bentuk
 aktivitas yang legal maupun ilegal (1 Timotius 6:10).

 Permohonan Doa

 * Banyak para pekerja asing Kristen yang kerohaninya biasa saja,
 namun ada juga yang sepenuh hati menyerahkan hidup mereka pada
 Mesias. Doakan agar orang-orang Kristen di Dubai menjadi surat
 Kristus yang terbuka dan dapat dilihat dan di oleh saudara/i
 Muslim dan non-Muslim (Matius 4:16, Yohanes 8:12).
 * Berdoa agar pengenalan pada Tuhan dapat datang kepada orang
 orang Arab, orang Pakistan, dan orang Bangladesh. Masyarakat
 Emirat sebenarnya cukup terbuka dan dekat dengan pendatang, sekali
 pun ada pembatasan dalam hubungan secara terbuka antara warga
 negara dan nonwarga negara UEA. Berdoalah agar terjadi keterbukaan
 yang memudahkan semua kelompok masyarakat dapat berjumpa dengan
 Mesias.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org