Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/24

Doa 40 Hari 2004 edisi 24 (28-10-2004)

Suku Dioula di Pantai Gading

                     Kamis, 28 Oktober 2004

SUKU DIOULA di PANTAI GADING 
============================

Sebagian besar warga suku Dioula (Jula) yang tinggal di negeri 
Pantai Gading (yang berpopulasi 841.000 jiwa) beragama Islam. Konon 
suku inilah yang telah menyebarkan agama Islam ke seluruh kawasan 
Afrika. Dalam bahasa penduduk Pantai Gading, sebutan "orang 
Dioula" dan "orang Islam" dapat dipakai silih 
berganti. Menyebut orang Dioula sama artinya dengan mengatakan orang 
Islam. Bagi warga Pantai Gading menjadi orang Islam sama artinya 
dengan menjadi orang Dioula. Warga etnik Dioula berasal dari daerah 
Kong di bagian Utara negeri itu. Semasa abad ke-15 hingga abad ke-18 
terdapat sebuah kerajaan besar di wilayah itu yang kini dipecah-
pecah menjadi tiga negara, yaitu Pantai Gading, Burkina Faso dan 
Mali. Mulanya perpecahan itu disebabkan oleh pemaksaan pemerintah 
untuk mengusir warga Dioula sesudah terjadinya jihad Islam yang 
diprakarsai oleh Samory Touré. Selain itu, pada dasarnya para 
pedagang Dioula memang suka berpindah-pindah tempat. Karena itu, 
pada akhirnya warga Dioula pun bisa ditemukan di hampir setiap kota 
yang terdapat di Pantai Gading. Secara tradisional, orang- orang 
Dioula memang terkenal sebagai pedagang dan pebisnis. Pengaruh 
mereka di bidang perdagangan di negara ini telah dan masih memainkan 
peran yang penting sampai sekarang. 

Dalam periode 1990-an, setelah wafatnya Felix Houphouët-Boigny 
(bapak bangsa dan pendiri negara Pantai Gading) dan sejak berdirinya 
sistim politik multi partai, ketegangan semakin meningkat antara 
suku-suku di sebelah Utara dan suku-suku di Selatan. Kemudian pada 
tanggal 19 September 2002 pecah konflik bersenjata di Pantai Gading. 
Setelah pertikaian berlangsung beberapa minggu, negeri itu nyaris 
terpecah menjadi dua bagian. Banyak orang terpaksa meninggalkan 
tempat kediaman mereka, banyak warga Dioula terpaksa meninggalkan 
Pantai Gading bagian Selatan karena menghadapi resiko cukup berat. 
Banyak pemuda Dioula bergabung dengan MPCI (Mouvement Patriotique de 
Côte d`Ivoire, Gerakan Patriotik Pantai Gading) bagian Utara pada 
waktu konflik mulai.

Topik-topik Doa 
---------------

* Karena timbulnya konflik tersebut di atas, hanya sedikit lembaga 
Kristiani yang masih bekerja melayani masyarakat Dioula saat ini. 
Banyak gereja di Pantai Gading telah ditutup dan kebanyakkan 
misionaris yang bekerja di negeri itu telah hengkang demi alasan 
keamanan. Doakan umat Kristen dan gereja-gereja yang masih bertahan 
di sana. Umumnya mereka diperlakukan dengan cukup baik oleh pasukan-
pasukan pemberontak. Para pendeta memerlukan hikmat marifat yang 
istimewa pada waktu memberikan nasihat dan mengajar. Doakan agar 
gereja-gereja tersebut dan para pemimpin di sana menjadi saksi yang 
berani bagi Yesus dalam masa rekonsiliasi dan pembangunan kembali 
ini. 

* Berdoa supaya sebagai akibat peperangan ini banyak orang Dioula 
mulai berpaling kepada Almasih, meskipun melihat contoh buruk dari 
banyak orang Kristen di Selatan yang memilih untuk membenci musuh 
dan tidak mengasihi mereka. 

* Berdoa bagi orang-orang Dioula yang telah percaya kepada Tuhan 
Yesus dan tetap setia kepada-Nya selama konflik ini, agar menjadi 
saksi yang berani bagi saudara-saudara mereka. 

* Banyak gereja di bagian Utara Pantai Gading mengalami pertumbuhan 
luar biasa, meskipun para misionaris telah meninggalkan negeri ini 
pada permulaan konflik. Puji Tuhan, karena terlihat adanya suatu roh 
baru untuk bersandar kepada Tuhan pada waktu ini. 

* Doakan para pemimpin negara. Negeri ini masih terbagi dua dan 
kedua pihak saling benci dan curiga. Rekonsiliasi harus mulai dalam 
hati orang-orang. Pemilihan presiden ditetapkan akan berlangsung 
pada bulan Oktober 2005, dan ada potensi besar untuk konflik yang 
berkelanjutan.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org