Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/23

Doa 40 Hari 2005 edisi 23 (17-10-2005)

Kaum Janggi (Gypsy) di Mesir

                        Rabu, 12 Oktober  2005

KAUM JANGGI (GYPSY) DI MESIR 
============================

Jumlah populasi: lebih dari sejuta jiwa

Di Timur Tengah, kalau seseorang menyebut kata "Janggi" maka hal itu 
dianggap suatu penghinaan besar. Sebenarnya, Janggi itu adalah nama 
suatu masyarakat yang berasal dari zaman dulu, yaitu kelompok bangsa 
yang semula berasal dari India, kemudian mengungsi ke Eropa dan ke 
Timur Tengah sekian abad yang lalu. Ada lebih kurang sejuta orang 
Janggi di Mesir, tetapi jumlah mereka tidak pernah dihitung setiap 
kali diadakan sensus penduduk dan mereka pun tidak terdaftar pada 
pemerintah. Mereka tidak mempunyai KTP atau surat lahir, dan tidak 
bisa mendapatkan pekerjaan. Hidup mereka dalam kelompok-kelompok marga 
di dalam atau dekat kota Iskandariah, Fayoum, Kairo dan Kota Salaam.  

Karena warna kulit mereka yang agak gelap dan rambut mereka yang 
kecoklat-coklatan, sering orang mengira mereka adalah orang India 
bagian Timur. Bahasa mereka masih turunan bahasa Sansekerta dan 
bahasa-bahasa dari India bagian Barat Laut. Beberapa kaum Janggi 
menetap di satu kota, sedangkan yang lainnya mengembara dari satu 
tempat ke tempat yang lain sambil mencari pekerjaan atau tempat 
perteduhan. Banyak orang Janggi suka berkumpul di ibukota Kairo dari 
berbagai penjuru Mesir pada hari kelahiran Nabi Muhammad, yang disebut 
Maulud Nabi. 

Kaum Janggi memakai berbagai nama lain untuk menyembunyikan 
jatidirinya, sehingga dianggap agak misterius. "Asyur" terkadang 
terlihat memainkan serulingnya dan mengiringi para penari pada pesta-
pesta tertentu. Lain kali dia adalah "Abu Seria" yang melayani tamu-
tamu dalam pesta yang lain, dari kedai kopi berjalan yang 
dioperasikannya di Delta Sungai Nil. Tetapi ketika mengerjakan 
pekerjaan besi tempa di Kairo, namanya sudah berganti menjadi "Abu 
Doma". Macam-macam pekerjaan mereka, umumnya berpenghasilan kecil. Ada 
yang menjual buah-buahan di tempat-tempat parkir di kota-kota seperti 
Kairo, sedangkan yang lain melakukan pekerjaan besi tempa. 

Janggi-janggi muda yang memberontak terhadap orang tuanya, banyak 
yang pada akhirnya melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian 
khusus atau terjerumus dalam perdagangan obat-obatan terlarang. Ada 
perempuan-perempuan yang menari pada petang hari dalam pesta-pesta 
keagamaan di kota Tanta, kemudian bekerja sebagai pelacur pada malam 
hari. Perempuan-perempuan Janggi sangat dicari karena mereka sanggup 
bekerja keras -- entah di bidang sales, pekerjaan pabrik atau 
pelacuran. Seringkali kaum pria Janggi tidak bekerja sama sekali, 
tetapi mereka hidup dari pekerjaan istri mereka. "Mencari kesenangan", 
itulah kehidupan sebagai besar Janggi pada intinya. Tujuan akhir 
pekerjaan mereka seringkali hanya untuk memberi kesempatan mencari 
kenikmatan, entah dengan bermalas-malasan, mengisap rokok, memakai 
obat-obatan terlarang atau melalui pelacuran. 

Nilai-nilai moral Kristen itu merupakan konsep yang masih asing bagi 
mereka, begitu juga soal mencari makna kehidupan. Gaya hidup mereka 
sering berakhir dalam kemelaratan. Wajah mereka mencerminkan adanya 
penolakkan dan rasa rendah diri, dan hal-hal itu sesungguhnya sudah 
berurat akar di hati mereka. Di negara Mesir kebanyakan Janggi 
mengatakan mereka adalah Islam Sunni, tetapi sebenarnya mereka sangat 
sedikit memegang agama. Karena mereka percaya benar akan hal-hal 
supranatural dan mujizat, sehingga ada pintu-pintu terbuka untuk 
menginjili mereka. Mereka paling suka mendengarkan cerita-cerita 
mengenai Yesus dan orang-orang suci Kristen yang melakukan mukjizat. 
Apabila mereka mulai menyadari bahwa mereka sungguh-sungguh dicintai 
dan diterima apa adanya, maka mereka pun menyambut orang lain ke dalam 
rumah mereka. Tentu saja, Tuhan Yesus sendiri yang sudah mati bagi 
mereka, akan senang bertemu dengan mereka!

POKOK DOA

* Doakan orang-orang Kristen Mesir, agar terus menjangkau orang-orang 
  Janggi di Mesir dengan kasih Kristus.   

* Berdoalah agar sosok Tuhan Yesus diperlihatkan kepada kaum Janggi 
  Mesir.

* Doakan mereka agar terlepas dari kuasa kegelapan.

* Berdoalah agar perempuan-perempuan Janggi bisa dimenangkan.

* Doakan agar orang Janggi yang bertobat akan membawa Injil kepada 
  masyarakat mereka sendiri.

* Berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus hancurkan roh okultisme, 
  praktek perdukunan, ramal, roh najis, roh penolakan, roh kemiskinan.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org