Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/22 |
|
Doa 40 Hari 2004 edisi 22 (26-10-2004)
|
|
Selasa, 26 Oktober 2004 PARA PENYANDANG CACAT (ANAK-ANAK) di MESIR HULU =============================================== Muhammad kini berusia 16 tahun, tetapi di kursi roda tempat ia duduk itu, ia seperti anak berusia 11 tahun. Ia menderita sakit polio. Hari ini ada tamu asing yang ingin mengunjunginya (staf pekerja dari sebuah organisasi Kristen yang memberi santunan). Meskipun keadaannya demikian, Muhammad berusaha tersenyum lebar ketika menyambut kedatangan tamunya. Ibunya menyampaikan kepada para tamu bahwa Muhammad pernah menjalani suatu operasi yang sebenarnya tidak perlu, tetapi kemudian gagal juga. Kini ia tidak mampu mengendalikan aliran air seninya, sehingga malam hari terpaksa tidur di lantai beton beralaskan selembar karet busa yang sudah robek. Beberapa tahun terakhir ini terjadi kemajuan di Mesir dalam hal pemahaman serta penanganan bantuan yang seharusnya diberikan kepada para penderita cacat. Namun demikian, belum ada 1 atau 2 % dari semua penderita cacat di Mesir yang benar-benar mendapat pertolongan dari lembaga-lembaga kemanusiaan. Sekarang ada sarana-sarana khusus bagi para penyandang cacat yang mampu mengurus diri sendiri dan tidak memerlukan perawatan tambahan (misalnya orang buta, bisu tuli, atau cacat ringan). Tetapi bagi yang cacat ganda atau berat, hingga sekarang belum ada sarana. Hampir tidak ada yang mengerti mengenai manfaat dari upaya-upaya stimulasi dini. Sudah ada beberapa penderita cacat yang tinggal di Kairo atau Aleksandria yang kini menerima perawatan dini. Tetapi para penyandang cacat yang tinggal di wilayah Mesir Selatan kurang beruntung, karena hanya dapat mengandalkan bantuan sanak saudaranya, padahal sanak saudara tersebut kurang memahami kebutuhan khusus orang-orang seperti itu. Contohnya, Asma yang baru berusia tiga tahun belum juga mampu untuk duduk atau pun berbicara. Orang tuanya sudah mengupayakan banyak hal. Mereka telah konsultasi dengan beberapa dokter dan mencoba berbagai obat, bahkan pernah juga menjalani fisioterapi, tetapi semuanya sia- sia saja. Sedihnya, tidak ada dokter spesialis di rumah sakit Kristen yang mereka datangi untuk minta bantuan. Namun waktu itu kebetulan ada seorang wanita asing yang anaknya juga cacat, dan ia memberi petunjuk dan penjelasan kepada ibu Asma, mengenai sakit yang diderita dan bagaimana melakukan stimulasi dini. Dengan perawatan yang baik, kini ada harapan Asma bisa mengalami perkembangan dan masih bisa belajar banyak hal. Di Mesir para penderita cacat berat seringkali disembunyikan di dalam rumah. Sangat jarang keluarga mau diasosiasikan dengan penyandang cacat, karena merasa "malu". Selain itu, kehadiran seorang anak cacat mungkin mengurangi peluang dirinya atau saudara- saudaranya untuk mendapatkan jodoh dalam perkawinan. Pada hakikatnya, "Islam" berarti "tunduk terhadap kehendak Allah". Orang-orang Islam tidak biasa mengajukan pertanyaan seperti, "Mengapa gerangan Tuhan membiarkan orang- orang cacat menderita?" Orang tidak pernah bertanya, di mana keadilan Tuhan dalam membiarkan penderitaan tersebut. Dalam Alkitab, Tuhan digambarkan ikut menderita bersama mahluk ciptaanNya, namun demikian Ia juga Tuhan yang berdaulat atas kebutuhan atau kekurangan apapun dan yang telah mengatasi segala kayu salib dan kebangkitan- Nya dari kematian. Sebaliknya, dalam Islam yang terutama dilihat adalah bukan kasih Allah, melainkan kemahakuasaan- Nya. Topik-topik Doa --------------- * Doakan keluarga-keluarga dari Muhammad dan Asma, juga keluarga- keluarga lain yang menghadapi situasi yang sama. * Berdoa bagi dokter-dokter spesialis dan perawat-perawat Kristen yang diperlukan anak-anak cacat, agar mendengar panggilan Tuhan dan meresponinya. * Doakan prakarsa-prakarsa Kristiani yang sudah ada untuk melayani para penyandang cacat (di wilayah Beni Suef, Asiut, Assuan [Aswan]). * Berdoa supaya gereja-gereja meningkatkan keperdulian mereka terhadap perkara ini. Berdoalah juga bagi orang-orang Islam penyandang cacat yang Anda kenal secara pribadi.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |