Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/21

Doa 40 Hari 2004 edisi 21 (25-10-2004)

Fokus Doa: Kawasan Afrika

                 Senin, 25 Oktober 2004

FOKUS DOA: KAWASAN AFRIKA 
=========================

Dengan mudahnya, kita dapat menghabiskan seluruh bulan Ramadhan 
dengan hanya mendoakan umat Islam di Afrika. Pada tahun ini, hanya 
sepuluh artikel yang disiapkan untuk mendoakan warga Afrika, tetapi 
sebenarnya tidak sulit untuk menambahkan 990 artikel lain, khusus 
untuk benua Afrika! Mungkin hanya dengan demikian, kita mulai benar-
benar mengerti keberadaan Muslim di benua hitam ini dan berdoa 
dengan efektif bagi mereka. 

"Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan 
perbuatan- perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. 
Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, Kepada TUHAN sajalah kemuliaan 
dan kekuatan! Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, 
Biarlah orang berkata di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu 
Raja!" (Dari 1Tawarikh 16)    

SUKU BEJA di SUDAN 
==================

Daerah kediaman orang Beja berbatasan dengan Laut Merah di bagian 
timur laut Sudan, dan pusatnya adalah Port Sudan (Pelabuhan Sudan) 
yang letaknya di pesisir. Suku yang berpopulasi 1,5 juta jiwa ini 
mempunyai sejarah yang cukup panjang, bahkan hingga 4.000 tahun yang 
lalu. Di negeri Sudan suku ini merupakan salah satu suku terabaikan 
dengan jumlah populasi terbesar. Sebagian besar mereka hidup 
setengah nomaden (pengembara) dan kegiatannya adalah memelihara 
domba dan ternak lainnya. Sebagian orang Beja telah meninggalkan 
pekerjaan tradisional mereka untuk bekerja sebagai kuli pelabuhan di 
Port Sudan. Yang lainnya bekerja sebagai pedagang keliling. Air 
minum yang bersih sangat langka di daerah ini, dan banyak orang 
mendapatkan pasokan air mereka dengan truk tangki. 

Warga suku Beja menjadi penganut Islam (KTP) sejak abad ke-13, 
tetapi sebagian besar mereka sama sekali tidak mengerti ajaran-
ajaran dasar Islam. Sebagian besar mereka lebih menganut kepercayaan 
tradisional yang banyak berhubungan dengan ilmu gaib dan perdukunan, 
yang bercampur-baur dengan keyakinan Islami.

Dalam kebudayaan mereka, adalah pantang berhubungan dengan dunia 
luar. Tamu-tamu yang berkunjung ke desa-desa mereka dilarang keras 
untuk langsung mendatangi rumah warga. Tamu diharuskan berdiri di 
tengah alun-alun desa dan memanggil nama dari orang yang hendak 
ditemui. Jika yang dituju tidak mendengar namanya dipanggil, maka 
ada orang lain yang akan mencarinya. Orang yang dipanggil itu 
kemudian akan menaruh pisau di ikat pinggangnya, menyisir rambut dan 
memungut tongkatnya sebelum pergi ke alun-alun dan bertemu dengan 
tamu tersebut. Warga Beja pantang untuk berkunjung ke rumah orang 
lelaki lain tanpa diundang, bahkan ke rumah anggota keluarga 
dekatnya sekalipun. Satu- satunya kekecualian adalah jika ada yang 
sakit. 

Wanita-wanita Beja biasanya akan pergi meninggalkan rumahnya, 
sebelum tamu yang berkunjung itu diundang masuk. Wanita Beja tidak 
boleh disapa langsung oleh seorang pria, sekalipun hanya untuk 
menanyakan di mana suaminya. Tetapi di pasar para wanita bebas 
bertemu dengan wanita lainnya. Segera akan terlihat bahwa tidak ada 
banyak anak di jalanan, sedangkan sebagian besar wanita sendirian 
saja tanpa ada yang menemani. Sebagian wanita Beja biasa menaruh 
semacam ramuan yang disebut "saut" ke dalam mulut anak-
anaknya, supaya mereka segera tertidur sebelum sang ibu pergi 
berbelanja. Setelah kembali di rumah, ibu itu segera mengeluarkan 
ramuan tersebut dan mencuci mulut anaknya. Tak lama kemudian anak-
anak itu akan terjaga kembali! 

Orang Beja hanya boleh menikah dengan orang sukunya sendiri, karena 
mereka sungguh berusaha menjaga jati diri dan bahasa serta 
kebudayaan mereka (To-Bedawie). Mereka senang berpantun dan sering 
mendongengkan cerita-cerita zaman dulu serta merayakan tradisi 
sukunya di desa. Umumnya mereka buta huruf, dan baru belakangan ini 
ada upaya untuk menuliskan bahasa To-Bedawie. Hanya 25 persen dari 
orang Beja dapat berbicara bahasa Arab. 

       
Topik-topik Doa 
---------------

* Ada juga orang-orang percaya dari warga Sudan sendiri yang ingin 
menjangkau suku Beja, namun mereka kurang biaya untuk melakukan hal 
itu. Berdoa bagi orang-orang percaya tersebut, supaya tetap 
berkomitmen untuk menjangkau suku Beja dan agar mereka segera 
diperlengkapi dengan segala keperluan mereka.      

* Mungkin perlu bahwa bahasa To-Bedawie dituliskan kemudian 
diajarkan kepada generasi muda. Dengan demikian kelak akan terbuka 
peluang untuk menyediakan pendidikan kepada anak-anak dan para 
remaja. Berdoa agar Tuhan menyediakan ahli-ahli bahasa dan pintu 
peluang semakin terbuka.           

* Doakan beberapa warga Beja yang telah menjadi orang Kristen, agar 
mempunyai keberanian dan hikmat marifat untuk membagikan keyakinan 
mereka kepada orang lain. Berdoa agar mereka diterima dengan baik 
oleh masyarakat tersebut.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org