Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/20 |
|
![]() |
|
Doa 40 Hari 2006 edisi 20 (3-10-2006)
|
|
Selasa, 03 Oktober 2006 ZAZA DI TURKI ============= "Apakah engkau orang Turki?" "Ya." "Apakah engkau orang Kurdi?" "Ya, tentu saja!" "Apakah engkau orang Zaza?" "Ya, itu pasti!" Semakin dekat kami dengan pusat permasalahannya, jawaban mereka semakin penuh tekanan. Kenyataannya adalah Kaum Zaza (atau Dimli) bukanlah Bangsa Turki atau Kurdi. Mereka tinggal di sebelah timur Turki, di Anatolia Timur. Dan memiliki bahasa, sejarah dan budaya mereka sendiri. Walaupun demikian mereka belum dan tidak dianggap sebagai kelompok suku yang terpisah. Mereka adalah suku dengan budaya oral/berbicara, yang berarti mereka tidak memiliki bahasa yang tertulis. Cerita-cerita mereka diturunkan dari satu generasi ke generasi dari mulut ke mulut secara oral. Malangnya, karena hal ini mereka cukup dirugikan dalam situasi politik Turki. Sejak keberadaannya, Republik Turki telah mencoba untuk berasimilasi dengan berbagai kelompok suku yang berbeda, sehingga riset sejarah dan kebudayaan suatu suku (secara tidak langsung merupakan riset identitas mereka sendiri) telah dilarang secara sistematis. Karena itu, Suku Zaza (Dimli) adalah suku yang tidak dikenal, walaupun mereka berjumlah kira-kira 3-5 juta di seluruh dunia: 250.000 dari mereka tinggal di Jerman. Kemungkinan setengah dari suku ini sudah berimigrasi ke dunia barat atau pindah ke kota-kota Turki yang lebih luas. Suku Zaza bukanlah sebuah suku yang seragam, tetapi dibagi dalam 2 kelompok menurut orientasi agama mereka: Warga Zaza Utara adalah pengikut Alevi, cabang dari Islam Shiite (yang dianggap banyak Kaum Sunni sebagai bukan Islam yang sebenarnya); Warga Zaza Selatan, seperti tetangga mereka Kaum Kurdi, anggota dari aliran Islam Sunni. Perpecahan agama ini juga tercermin dari realita kebudayaan etnik kedua kelompok ini yang cukup berarti karena kedua kelompok memiliki bahasa daerah yang berbeda. Perbedaan perbendaharaan kata dan tata bahasa begitu pentingnya (sebanding dengan perbedaan antara bahasa Jerman dan Belanda) sampai kedua kelompok mengalami kesulitan untuk mengerti satu sama lain. Film Yesus sudah bisa didapatkan dalam bahasa daerah Zaza Utara dan versi Zaza Selatan sedang terus dikerjakan. Jenis pelayanan melalui film ini sangatlah penting terutama untuk kebudayaan oral karena banyak yang tidak dapat membaca dan menulis dalam bahasa mereka sendiri. Walaupun beberapa keluarga imigran telah percaya kepada Yesus Kristus selama mereka berada di negara lain, tetapi hampir tidak ada laporan perkembangan yang sama di Turki, negara asal mereka. Diperkirakan hanya ada segelintir orang percaya di antara suku ini di Turki, Mendengar firman Yesus dalam bahasa asli mereka tentu saja akan membawa pengaruh yang besar, karena itu pekerjaan penterjemahan sangatlah penting. POKOK DOA * Doakan agar Tuhan membantu suku ini untuk menemukan identitas yang Tuhan sudah rencanakan bagi mereka dalam Kristus. * Berdoa agar Injil dapat dikabarkan dengan cara yang sesuai secara kebudayaan di antara Kaum Zaza. * Doakan agar film Yesus dapat diterima secara luas di antara warga Zaza Utara dan berdoa bagi penyelesaian terjemahan film tersebut untuk warga Zaza Selatan. * Berdoa bagi pertumbuhan dan kekuatan bagi umat Kristen yang ada dan bagi pembentukan jemaat-jemaat yang baru. * Berdoa bagi penterjemahan Alkitab yang sedang berjalan dalam bahasa daerah Zaza Selatan. POKOK DOA INDONESIA * Rumpun Bali, dengan Suku Bali. * Kota-kotanya: Denpasar, Singaraja, Bangli, Amlapura, Semarapura, Tabanan, Negara.
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |