Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/2

Doa 40 Hari 2003 edisi 2 (17-10-2003)

Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

                       Jumat, 17 Oktober 2003

NANGROE ACEH DARUSSALAM (NAD)
=============================

Suku Aceh tinggal di ujung Pulau Sumatera (Propinsi Aceh). Kota Banda
Aceh yang semula bernama Kutaraja merupakan ibukota Propinsi Daerah
Istimewa Aceh, yang tahun-tahun terakhir ini berganti nama menjadi
Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Di masa lampau kota Banda Aceh
menjadi tempat persinggahan para muslim yang hendak pergi ke Mekah
dengan kapal laut. Itulah sebabnya kota ini dikenal dengan sebutan
"Serambi Mekah".

Orang Aceh berjumlah 3.500.000. diketahui ada 50 orang percaya dari
suku ini. Telah ada Alkitab dan film Yesus dalam bahasa Aceh.
Mayoritas mereka adalah pemeluk Islami Sunni yang fanatik, sampai-
sampai ada pernyataan bahwa menjadi orang Aceh adalah menjadi Islam.
Di Indonesia, Acehlah propinsi pertama yang menerapkan hukum Syariah
Islam. Penerapan hukum Syariah Islam ini mengakibatkan telah
ditutupnya 17 gereja yang berada di wilayah NAD pada tahun 2002.
Mereka sangat menolak kepercayaan atau agama lain. Orang Aceh yang
terang-terangan mengakui imannya di luar Islam akan sangat ditentang
bahkan tidak mustahil mendapat perlawanan fisik. Begitu kuatnya
pengaruh Islam sehingga muatan agama Islamnya dalam sistem pendidikan
jauh lebih banyak daripada sekolah-sekolah di daerah lainnya di
Indonesia.

Keinginan masyarakat Aceh untuk melepaskan diri dari Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir ini, telah menimbulkan kegelisahan hidup dalam
masyarakat Aceh. Kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI lebih
dikenal dengan nama Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Hal ini menimbulkan
ketegangan antara pemerintah RI dan GAM berlarut-larut. Akibatnya
penduduk sipil Tanah Rencong ini mengalami berbagai tekanan dan
berbagai kesulitan hidup di tanah kelahiran mereka sendiri. Banyak
korban jiwa yang berjatuhan baik dari pihak GAM, rakyat sipil maupun
aparat NKRI.

Masyarakat sipil hidup dalam ketidaktenangan, tiba-tiba mereka harus
mengungsi ke mesjid atau sekolah, tiba-tiba rumah mereka digeledah,
tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. Suasana tegang, cemas, ketakutan
dan trauma, sepertinya sudah menjadi kehidupan sehari-hari di Tanah
Rencong ini. Ratusan sekolah dibakar dan berbagai sarana dan prasarana
pribadi dan umum mengalami pengrusakan. Siapakah yang bertanggung
jawab? Seperti bunyi pepatah "lempar batu sembunyi tangan" tidak ada
pengakuan siapakah yang bertanggung jawab atas semua perbuatan yang
tidak terpuji tersebut.

Berbagai perundingan diplomatik yang melibatkan pihak luar negeri,
tekanan-tekanan militer yang diterapkan, tidak membuat GAM menyerah.
Seakan masing-masing bersikukuh dengan keinginannya.

POKOK DOA

* Doakan agar perundingan-perundingan damai masih dapat digunakan
  sebagai jalur penyelesaian, dan bukan dengan kekerasan semata.

* Berdoa bagi penduduk sipil, khususnya para wanita. Anak-anak yang
  pendidikannya terkatung-katung. Doakan agar ada pelayanan medis yang
  baik bagi mereka.

* Berdoa agar dalam bulan puasa ini orang-orang muslim Aceh akan
  mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus.

* Berdoa agar Bapa mengutus para pendoa syafaat, para pemuji penyembah
  yang akan menderapkan kaki mereka sambil meninggikan panji-panji
  Kerajaan Kekal atas tanah Aceh. (Mazmur 24:1-2)

* Deklarasikan Mazmur 24:7-10; 2Korintus 10:3-5. Berdoa minta lawatan
  Tuhan secara adikodrati dengan berbagai tanda dan mujizat bagi orang
  Aceh baik yang berada di NAD maupun di perantauan.

* Berdoa agar setiap benih yang telah ditabur dengan cucuran air mata
  bagi kehidupan orang Aceh tidak akan mati, tetapi akan tumbuh dan
  menghasilkan buah berlipat ganda. (Mazmur 126:5-6)

* Berdoa bagi minoritas umat percaya non Aceh, 50 orang percaya asli
  agar tidak meragukan kuasa Tuhan dalam memelihara kehidupan mereka
  (teguh beriman), dan menjadi surat Kristus yang terbuka.
  (Efesus 1:16-23)

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org