Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/13

Doa 40 Hari 2004 edisi 13 (17-10-2004)

Fatalisme Dalam Islam

                   Minggu, 17 Oktober 2004

FATALISME DALAM ISLAM 
=====================

Islam mengajarkan bahwa sesungguhnya Sifat-sifat dan Kepribadian 
Allah tidak mungkin ditebak/ dikenal, karena jalan pikiran-Nya 
terlalu tinggi bagi pikiran manusia. Salah satu hal yang diakibatkan 
oleh pandangan ini ialah bahwa orang-orang yang menganut ajaran 
Islam pada umumnya akan sulit mengerti dan menerima belas kasihan 
serta pengampunan Tuhan (atas dosa-dosa mereka). Karena dalam 
pandangan Islam, mustahil untuk mengetahui sikap dan pikiran Allah 
terhadap manusia secara pribadi.

Mereka sering mengucapkan bahasa Arab, "insya Allah”, yang 
artinya "Semoga Allah menghendakinya demikian". Artinya 
"apa pun yang terjadi, itulah kehendak Allah (takdir). 
"Ungkapan ini hampir selalu diucapkan dalam berbagai keadaan.

Dalam menanggapi masa depan orang-orang Islam di seluruh dunia 
umumnya bersikap tidak pasti dan fatalistis (pasrah kepada nasib). 
Mereka mengaminkan yang dikatakan dalam Al Quran, bahwa "Allah 
menyesatkan siapa yang hendak disesatkan-Nya dan menuntun siapa yang 
hendak dituntun-Nya" (Sura 35:8). Orang Muslim umumnya sangat 
pasrah kepada "nasib". Contohnya, seorang wanita Muslim di 
kota Paris berkata bahwa kematian anaknya memang ditakdirkan oleh 
Allah. Padahal ia mengetahui bahwa anak itu sesungguhnya meninggal 
karena overdosis narkoba. Meskipun menyatakan keyakinannya bahwa 
anak itu meninggal dunia atas kehendak Allah, ia sangat terpukul 
oleh kematian anaknya. Peristiwa itu mau tak mau mempengaruhi 
gambaran yang dimilikinya mengenai Tuhan.

Pandangan fatalistis terdengar pada bulan Juli 1990, peziarah Muslim 
sebanyak 1.426 orang tewas di Mekah ketika sebuah terowongan ambruk 
pada akhir musim haji, tepatnya pada hari raya Idul Adha. Banyak 
peziarah meninggal dunia karena sesak napas atau mati terinjak-injak 
ketika mereka dengan paniknya berusaha menghindar, sementara ribuan 
peziarah lain dari luar justru berusaha masuk dan menjejali 
terowongan itu. Siaran berita dunia mengenai tragedi besar itu 
kemudian lebih menghebohkan lagi setelah dalam pengumuman pemerintah 
Baginda Raja Fahd dari Arab Saudi berkomentar bahwa kejadian itu 
jelas merupakan "kehendak (takdir) Allah", dan bahwa 
"seandainya para korban tidak meninggal dunia dalam terowongan 
itu, mereka toh akan mati di tempat lain pada saat yang telah juga 
ditakdirkan" (mengutip laporan tentang perdebatan yang 
berlangsung dalam parlemen Inggris karena peristiwa tersebut).

Umat Kristen di seluruh dunia sama-sama berpendapat bahwa kehendak 
Tuhan telah dinyatakan atau diungkapkan dengan sempurna melalui 
kehidupan dan pribadi Yesus Kritus. Kematian dan kebangkitan Yesus 
adalah jawaban Tuhan atas masalah dosa, kematian (manusia) dan Setan 
si Iblis. "Tiada sesuatu akan dapat menceraikan kita dari kasih 
Tuhan dalam Isa Almasih Junjungan kita Yang Ilahi" (Rum 8:38). 
Memang benar, kehendak Tuhan yang mahakuasa terkadang merupakan 
sebuah misteri (rahasia yang tersembunyi), tetapi dalam hal-hal 
tertentu cukup jelas dan tak perlu diragukan lagi.

Topik-topik Doa ---------------

* Berdoa agar banyak orang Islam akan dibebaskan dari pandangan yang 
membuat mereka berpikir fatalistis dan manipulatif mengenai Allah.

* Berdoa agar Tuhan memberikan kepada banyak orang Kristen kemampuan 
untuk mengerti jalan pikiran saudara Muslim, dan membantu mereka 
supaya dapat terlepas dari fatalisme (pemahaman yang 
"menyerah" kepada nasib). Jiwa-jiwa baru perlu dibantu 
supaya memandang Tuhan pengertian yang baru.

* Fatalisme ternyata ada dampak pengaruhnya atas segala aspek 
kehidupan dalam masyarakat Islam. Mulai dari urusan kesehatan sampai 
ke urusan ekonomi, segala sesuatu dikerjakan dengan mentalitas 
"insya Allah" (semoga). Dengan demikian, apa pun yang 
terjadi, mereka takkan pernah berniat untuk mengubah 
"nasib" mereka sendiri. Berdoalah agar terjadi perubahan 
dalam pola berpikir, sehingga tidak bersifat "nrimo" saja 
terhadap keadaan yang kurang baik.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org