Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/12

Doa 40 Hari 2006 edisi 12 (25-9-2006)

Lembah Ferghana di Asia Tengah

                       Senin, 25 September 2006

LEMBAH FERGHANA DI ASIA TENGAH
==============================

Selama berabad-abad, Lembah Ferghana adalah mata rantai perhubungan
yang penting bagi rute perdagangan yang disebut "Jalan Sutera" yang
dipakai oleh para pedagang yang melakukan perjalanan antara Eropa dan
Timur Tengah menuju dan dari Tiongkok. Dihubungkan dengan gunung, melewati
ke Oase Kashgar (Kashi) di Tiongkok Barat. Tashkent, Samarkand dan Boukara
adalah titik perhentian besar lainnya menuju ke barat.

Lembah ini adalah tempat kelahiran Babur (1483-1530) yang menemukan
Dinasti Mogul di India. Belakangan ini Lembah Ferghana dibagi antara
Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan. Sekarang ini terlihat sebagai
jantung Kota Uzbek, walaupun ada juga Bangsa Tajik dan Kyrgyz di sana.

Seluruhnya ada lebih dari 10 juta orang hidup di Lembah Ferghana.
Lembah ini hanyalah mewakili kurang dari 5% seluruh daerah di
Uzbekistan (kira-kira sebesar propinsi New Jersey di Amerika), tetapi
didiami lebih dari sepertiga dari warga negara Uzbekistan. Di sinilah
sepertiga dari seluruh Bangsa Tajik dan setengah dari Bangsa Kyrgyz
tinggal. Merupakan tempat di Asia Tengah yang paling padat penduduknya
dan mempengaruhi seluruh daerah. "Jika lembah ini lenyap, lenyap
pulalah seluruh Uzbekistan" ini adalah suatu gagasan yang sudah biasa
diterima di sana.

Lembah Ferghana ini 300 km panjangnya dan terdiri dari ribuan ladang
kapas di antara pohon-pohon mulberi, anggrek dan desa-desa terisolasi.
Merupakan pusat produksi sutera di Asia Tengah selain produksi
kapasnya. Lembah ini sangat subur dan pertaniannya berkelimpahan
karena irigasi air diambil dari sungai yang mengalir bersama-sama ke
dalam lembah untuk membuat Sungai Syr Darya, yang akhirnya mengalir
menuju Laut Aral yang berjarak 1000 km jauhnya. Malangnya, dengan
diperkenalkannya irigasi besar-besaran, perkembangan perkebunan kapas
dan pemakaian pestisida secara luas telah mencemari tanah di berbagai
daerah. Sebagian besar tanah tetap dipakai untuk kapas dan pertanian
gandum. Jutaan pekerja perkebunan - termasuk beberapa anak-anak kecil
seumur 8 tahun - menjadi "sukarelawan" untuk menanam, memotong dan
memetik kapas untuk sejumlah upah kecil, sementara keuntungan yang
besar disalurkan kepada para petugas dan orang tengah. Korupsi merebak
luas dan hukum sangat dibatasi, hal ini menyebabkan kecilnya
kesempatan untuk memiliki bisnis secara resmi.

Lembah Ferghana kaya akan sejarah dan kebudayaan, mereka bangga
sebagai penopang segalanya bagi Uzbek. Secara budaya, Bangsa Uzbek di
Lembah Ferghana memandang diri mereka sebagai orang-orang Uzbek yang
paling murni. Tetapi kebanggaan ini telah menghalangi Injil. Pandangan
umum saat ini di Uzbek adalah, "Menjadi seorang Uzbek berarti menjadi
seorang Muslim."

Kota Kokand yang besar, adalah pusat keagamaan (dengan populasi
200.000 orang, mereka sangat membanggakan 300 mesjidnya, salah satunya
dapat memuat 10.000 jemaah).

Sejarahnya, lembah ini telah menjadi ladang pembibitan Islam
konservatif dan melawan pemerintahan. Selama awal tahun 1900-an,
ketika komunisme memasuki seluruh daerah, mereka adalah salah satu
kelompok terakhir yang melawan kekuasaan komunis. Sesungguhnya mereka
menginginkan terciptanya masyarakat Islam.

Akhir-akhir ini telah terjadi protes-protes besar tentang masalah-
masalah politik dan ekonomi di kota-kota besar. Pergolakan di Kota
Andijon menimbulkan kekerasan yang menyebabkan ratusan demonstran mati
tertembak oleh tentara Uzbek. Saat ini telah ada beberapa orang Uzbek
yang telah menerima Juruselamat.

KESAKSIAN DARI LEMBAH FERGHANA

Aku berusia 38 tahun, dilahirkan di Kokand, sebuah kota kecil di
Lembah Ferghana dan aku sudah menikah dan memiliki anak-anak yang
masih kecil. Aku adalah seorang bekas penjahat dan pernah mendekam
dalam penjara selama bertahun-tahun. Kehidupanku yang dulu sangat
menyeramkan dan aku tidak memiliki siapa pun untuk bergantung kecuali
diriku sendiri. Bahkan orang tua dan saudara-saudara dekatku menolak
untuk turut campur dalam hidupku. Sebelum datang kepada Tuhan, aku
sangat agresif, kasar dan tidak jujur. Orang-orang takut kepadaku
karena reputasiku yang buruk.

Pada tahun 1996, untuk pertama kalinya aku mendengar tentang Yesus.
Pada waktu itu aku masih di penjara dan sesama narapidana menceritakan
tentang Yesus kepadaku. Dia menjelaskan bahwa Yesus telah mati di kayu
salib untuk keselamatan kita, supaya kita dapat memiliki hidup yang
sebenarnya dalam Dia. Aku mempelajari Alkitab bersamanya setiap hari,
sehingga ketika masih di penjara aku mulai berubah sedikit demi
sedikit. Para napi yang lain juga datang kepada Yesus. Sekarang Injil
kerajaan menyebar ke banyak desa-desa dan kota-kota kecil di Lembah
Ferghana. Tuhan melakukan banyak mujizat - menyembuhkan orang,
membebaskan mereka, dan mengubah hidup. Aku juga meluangkan banyak
waktu untuk melakukan konseling bagi kaum pria muda, yang belum pernah
mendengar tentang Yesus, karena aku rindu untuk melayani dan berbagi
dengan orang lain apa yang telah aku terima dari Tuhan.

POKOK DOA

* Berdoa bagi orang-orang percaya di Lembah Ferghana untuk berani
  bersaksi dan mengasihi dalam hubungan mereka dengan orang-orang yang
  belum percaya. Mayoritas besar kaum Muslim di Lembah Ferghana belum
  pernah mendengar Injil.

* Berdoa agar Roh Kudus menunjukkan kepada mereka di Lembah bahwa
  menjadi pengikut Yesus tidak akan mengurangi identitas mereka
  sebagai Bangsa Uzbek, Tajik atau Kyrgyz. Malahan akan membantu
  mereka untuk menemukan identitas mereka yang sebenarnya.

* Kaum Muslim di Lembah perlu mengalami Kerajaan Tuhan. Harapan mereka
  yang begitu dalam akan kedamaian dan keadilan hanya akan terpenuhi
  bila mereka telah menjadi milik sang Raja Damai.

* Berdoa agar jalan-jalan Tuhan yang akan menguasai dunia bisnis.

POKOK DOA INDONESIA

* Rumpun Tukang Besi dengan suku-sukunya: Bajau, Bonerate, Bungku,
  Kulisusu, Muna, Pancana, Tukang Besi Selatan, Tukang Besi Utara,
  Wawonlii, Wolio.

* Kota-kotanya: Kendari, Bau-bau, Kolaka.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org