Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/10 |
|
Doa 40 Hari 2003 edisi 10 (25-10-2003)
|
|
Sabtu, 25 Oktober 2003 WAJAH POLITIK INDONESIA (BAGIAN 3) ================================== Berbagai konflik sosial yang terjadi, ikut menyuburkan budaya curiga di antara masyarakat. Hubungan yang semula harmonis di antara para tetangga mulai terganggu sejak dikeluarkannya fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1995 yang berisi larangan mengucapkan selamat hari raya kepada pemeluk agama Nasrani. Meskipun tidak semua orang Islam mengikutinya, namun perintah dari para ulama ini ikut menambah disharmonisasi sikap keluarga Muslim di tengah-tengah masyarakat yang bertetangga. Perijinan dan pembangunan gedung gereja tetap dipersulit, umat kristiani yang beribadah secara berpindah-pindah dengan menggunakan fasilitas umum pun, mendapat sorotan tajam bahkan pernah ada rencana penertiban SK pelarangan. Fenomena yang paling memprihatinkan dan menjadi momok adalah munculnya kelompok Islam radikal bersenjata semi militer seperti laskar jihad yang dipimpin Jafar Umar Thalib. Penampilan mereka sangat menyolok dengan senjata tajam seperti golok dan parang dalam setiap unjuk rasanya. Entah tekanan dari mana, gerakan ini mendadak bubar beberapa waktu yang lalu setelah peristiwa bom Bali (Oktober 2002). Diyakini, kelompok yang pernah beranggotakan 10.000 orang ini banyak ikut berperan dalam konflik sosial di Maluku dan Poso tiga tahun silam. Tak kalah menyedihkan, sepanjang tahun 2000-2003 rentetan bom yang terjadi di berbagai lokasi melanda Indonesia. Ledakan bom di 27 titik menjelang malam natal tahun 2000 yang dikenal dengan istilah "bom Natal", menghancurkan puluhan gereja dan menelan puluhan korban jiwa. Fasilitas umum seperti mal atau plaza, terminal, pelabuhan udara, kantor diplomatik negara asing, dan pusat perekonomian Bursa Efek Jakarta (BEJ) semuanya tak luput dari sasaran bom yang menewaskan puluhan jiwa, yang tidak tahu apa-apa. Peledakan bom Bali yang menewaskan 202 orang dan melukai 325 orang yang sebagian besar warga asing, ledakan di hotel JW Marriot Jakarta (Agustus 2003) menewaskan 13 jiwa, dan puluhan orang yang terluka. Bukti kepolisian menunjukkan keterlibatan Jemaah Islamiah (JI) sebagai pelaku utama peledakan bom dan selama ini menyusup ke Indonesia tanpa diketahui aparat keamanan. Tidak stabilnya keamanan Indonesia membuat suburnya kemunculan kelompok-kelompok tersebut dan membuat Indonesia dijuluki sebagai "negeri seribu bom". POKOK DOA * Doakan para Ulama dan pemimpin Islam radikal agar memiliki rasa takut akan Tuhan. "Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan, apa yang ditabur orang itu juga yang dituainya" (Galatia 6:7-10). Pepatah berkata "pohon dikenal dari buahnya", "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", berdoa meminta Tuhan menyingkapkan setiap pengajaran yang salah tentang Tuhan, dan pengajaran yang benar tentang Tuhan Yesus atau Isa Almasih. * Berdoa agar Tuhan Yesus berkenan menyatakan diri-Nya kepada setiap pemimpin Islam radikal, ada Saulus-Saulus yang akan berbalik dan melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya. (Kisah Para Rasul 9:1-19a) * Hubungan kemasyarakatan. Berdoa agar umat Kristen menjadi peka mendengar suara Tuhan, teguh dalam Firman Tuhan, menjadi solusi dalam setiap keadaan yang tidak baik, menjadi terang dan garam. * Berdoa agar pimpinan dan anggota laskar jihad akan mengalami perjumpaan adikodrati dengan Tuhan. Berdoa agar Tuhan memutuskan semua jaringan kerjasama di antara mereka, tolak semua roh bunuh diri dan kematian sia-sia dari orang-orang ini. * Berdoa minta Tuhan membubarkan semua komitmen dan bentuk jaringan kerjasama (otak perencana, pendanaan, sarana penunjang, teknisi, amunisi, pelaksana lapangan) mereka, baik dalam dan luar negeri. * Berdoa bagi polisi dari pimpinan tertinggi sampai daerah agar memiliki roh takut akan Tuhan, minta Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya pada mereka, perlindungan dan hikmat dari Tuhan, membongkar semua sindikat dan jaringan kejahatan dengan jujur. Berdoa bagi para penegak hukum agar memberikan keputusan hukum yang benar dan adil bagi setiap pelaku kegiatan bom.
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |