Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/1

Doa 40 Hari 2004 edisi 1 (5-10-2004)

Melayu Singapura

                     Selasa, 5 Oktober 2004

FOKUS DOA: SITUASI di INDONESIA dan ORANG MELAYU 
================================================

Indonesia merupakan bangsa terbesar ke-4 di dunia dengan perkiraan 
populasi 230 juta (175 juta adalah muslim). Negara yang terdiri dari 
sekitar 13.500 pulau dan dilalui oleh garis khatulistiwa ini, 
memiliki beraneka ragam suku, agama, budaya dan bahasa. Dengan 
semboyannya, "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya 
"biar berbeda-beda tetapi satu", Indonesia memiliki bahasa 
persatuan, yakni bahasa Indonesia. Negara ini dibangun berasaskan 
PANCASILA sebagai dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia 
(NKRI).

Negara kepualuan yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia ini 
sedang membenahi dirinya dari berbagai krisis.

"Sesungguhnya Tuhan melihat penduduk pulau-pulau (Melayu dan 
Indonesia) dan berkata : Nyanyikanlah nyanyain baru bagi TUHAN dan 
pujilah namaNya, biarlah laut bergemuruh serta segala isinya dan 
pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah mereka memberi 
penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepadaNya di 
pulau-pulau. Tuhan keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang 
berperang ia membangkitkan semangatNya untuk betempur; Ia bertempik 
sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya, Ia membuktikan 
kepahlawananNya." (Yesaya 42:10,11,13)

MELAYU SINGAPURA 
================

Di antara 2.650.000 penduduk Singapura yang multietnik, 400.000 jiwa 
atau 15% adalah orang Melayu Singapura. Mereka tinggal tersebar di 
seluruh Singapura. Mereka adalah pemeluk agama Islam Sunni dan 
berbicara dalam bahasa Melayu Malaysia yang adalah salah satu bahasa 
pengantar utama di Singapura. Orang Melayu Singapura adalah para 
imigran yang datang pada beberapa abad yang silam. Mereka berasal 
dari Malaysia, P. Sumatra dan P. Jawa. Mereka tiba sebagai pendatang 
pertama di Singapura dengan jumlah yang tidak besar, dibandingkan 
dengan para imigran China dan India yang tiba pada tahun-tahun 
kemudian.

Lebih dari setengah orang Melayu Singapura bekerja pada sektor-
sektor umum, ada beberapa yang memiliki kedudukan tinggi dalam 
politik, masyarakat dan militer. Sebagian mereka bekerja pada 
perusahan modal asing. Untuk mencegah konflik rasial dalam 
masyarakat, pemerintah Singapura mengharuskan penduduknya untuk 
tinggal berbaur di apartemen- apartemen dan kompleks-kompleks, yang 
kesemuanya membawa pengaruh besar bagi cara dan gaya kehidupan orang 
Melayu.

Pembauran yang unik antara orang Melayu Singapura dengan penduduk 
Singapura membuktikan bahwa tingkat kelahiran dan kematian telah 
mengalami penurunan, yang sebelumnya berada pada tingkat cukup 
tinggi. Para wanita Melayu bekerja di luar rumah mereka, beberapa 
dari mereka terlambat untuk menikah dan membesarkan anak sendiri. 
Tingkat perceraian tergolong kecil, hal mana sangat kontras dengan 
cara hidup mereka.

Jumlah mereka bertambah dan menjadi populasi multirasial kedua 
terbesar di Singapura, sehingga mereka merupakan kekuatan yang cukup 
diperhitungkan di Singapura. Nilai-nilai agama Islam yang dipatuhi, 
disertai rasa kekeluargaan yang sangat kental dalam masyarakat 
mereka, dan masakan yang serba pedas merupakan karakteristik 
masyarakat Melayu Singapura.

Kebudayaan Melayu Singapura adalah kombinasi dari budaya Malaysia 
dan Indonesia. Pernikahan hanya akan dilangsungkan bila kedua calon 
sama- sama beragama Islam. Perkawinan sering terjadi antara orang 
Melayu dan orang Mamak. Pada beberapa dekade yang lalu, Singapura 
pernah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Keberhasilan 
tersebut telah berpengaruh pada Melayu Singapura. Keluarga-keluarga 
yang tadinya memiliki ikatan yang kuat terhadap masyarakat mereka 
kini mulai juga mengalami perceraian dan pemberontakan dari generasi 
mudanya.

Pengajaran Islam memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan 
keseharian dan juga sebagai praktik pengobatan dalam masyarakat 
Melayu. Orang Melayu akan menghabiskan waktunya berjam-jam untuk 
bersembahyang dan mempelajari Al-Quran serta memperingati hari besar 
Islam, seperti melakukan perjalanan haji ke Mekah, berpuasa selama 
bulan puasa, dan yang lainnya.

Pada tahun 2003, Singapura mengalami resesi ekonomi, yang 
mengakibatkan turunnya nilai ekspor dan terjadinya PHK. Orang Melayu 
Singapura adalah yang terbanyak terkena PHK tersebut. Hal ini 
disebabkan mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan China, 
yang adalah dua bahasa pengantar utama yang umum digunakan dalam 
sektor bisnis.Di antara 2.650.000 penduduk Singapura yang 
multietnik, 400.000 jiwa atau 15% adalah orang Melayu Singapura. 
Mereka tinggal tersebar di seluruh Singapura. Mereka adalah pemeluk 
agama Islam Sunni dan berbicara dalam bahasa Melayu Malaysia yang 
adalah salah satu bahasa pengantar utama di Singapura. Orang Melayu 
Singapura adalah para imigran yang datang pada beberapa abad yang 
silam. Mereka berasal dari Malaysia, P. Sumatra dan P. Jawa. Mereka 
tiba sebagai pendatang pertama di Singapura dengan jumlah yang tidak 
besar, dibandingkan dengan para imigran China dan India yang tiba 
pada tahun-tahun kemudian.

Lebih dari setengah orang Melayu Singapura bekerja pada sektor-
sektor umum, ada beberapa yang memiliki kedudukan tinggi dalam 
politik, masyarakat dan militer. Sebagian dari mereka bekerja pada 
perusahan modal asing. Untuk mencegah konflik rasial dalam 
masyarakat, pemerintah Singapura mengharuskan penduduknya untuk 
tinggal berbaur di apartemen-apartemen dan kompleks-kompleks, yang 
kesemuanya membawa pengaruh besar bagi cara dan gaya kehidupan orang 
Melayu.

Pembauran yang unik antara orang Melayu Singapura dengan penduduk 
Singapura membuktikan bahwa tingkat kelahiran dan kematian telah 
mengalami penurunan, yang sebelumnya berada pada tingkat yang cukup 
tinggi. Para wanita Melayu bekerja di luar rumah mereka, beberapa 
dari mereka terlambat untuk menikah dan membesarkan anak sendiri. 
Tingkat perceraian tergolong kecil, hal mana sangat kontras dengan 
cara hidup mereka.

Jumlah mereka bertambah dan menjadi populasi multirasial kedua 
terbesar di Singapura, sehingga mereka mempunyai kekuatan yang cukup 
diperhitungkan di Singapura. Nilai-nilai agama Islam yang dipatuhi, 
disertai rasa kekeluargaan yang sangat kental dalam masyarakat 
mereka, dan masakan yang serba pedas merupakan karakteristik 
masyarakat Melayu Singapura.

Kebudayaan Melayu Singapura adalah kombinasi dari budaya Malaysia 
dan Indonesia. Pernikahan hanya akan dilangsungkan bila kedua calon 
sama- sama beragama Islam. Perkawinan sering terjadi antara orang 
Melayu dan orang Mamak. Pada beberapa dekade yang lalu, Singapura 
pernah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Keberhasilan 
tersebut telah berpengaruh pada Melayu Singapura. Keluarga-keluarga 
yang tadinya memiliki ikatan yang kuat terhadap masyarakat mereka 
kini mulai juga mengalami perceraian dan pemberontakan dari generasi 
mudanya.

Pengajaran Islam memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan 
keseharian dan juga sebagai praktik pengobatan dalam masyarakat 
Melayu. Orang Melayu akan menghabiskan waktunya berjam-jam untuk 
bersembahyang dan mempelajari Al Quran serta memperingati hari besar 
Islam, seperti melakukan perjalanan haji ke Mekah, berpuasa selama 
bulan puasa, dan yang lainnya.

Pada tahun 2003, Singapura mengalami resesi ekonomi, yang 
mengakibatkan turunnya nilai ekspor dan terjadinya PHK. Orang Melayu 
Singapura adalah yang terbanyak terkena PHK tersebut. Hal ini 
dikarenakan mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan China, 
yang adalah dua bahasa pengantar utama yang umum digunakan dalam 
sektor bisnis.POKOK DOA

* Berdoa bagi orang-orang Kristen di Singapura agar dapat menolong 
orang-orang Melayu menemukan jalan untuk memperbaiki perekomian 
mereka. Berdoa supaya Kristus mengikat kembali keluarga-keluarga 
Melayu Singapura yang telah hancur.

* Berdoa bagi gereja Tuhan di Singapura agar mereka memiliki 
kerinduan untuk mendoakan dan semangat untuk memberitakan Kabar Baik 
bagi orang Melayu Singapura.

* Berdoa agar Tuhan menyingkirkan selubung yang menutupi mata rohani 
warga Melayu Singapura, sehingga hati mereka terbuka untuk menerima 
berita Injil dan mereka diselamatkan.

* Berdoa agar Tuhan Yesus secara adikodrati menyingkapkan diri-Nya 
baik melalui mimpi, penglihatan, dan lagu-lagu bagi orang Melayu
Singapura.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org