Mengajarkan Nilai-Nilai Pertemanan


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Edisi PEPAK: e-BinaAnak 686 - Mengajarkan tentang Pertemanan kepada Anak (I)

Teman adalah seseorang yang "memiliki keterkaitan dengan orang lain, berdasarkan perasaan, atau kasih, atau perasaan hormat pribadi". Seorang teman adalah seorang yang bersimpati, seorang penolong, atau teladan. Beberapa sinonim untuk kata teman adalah: kawan, sohib, sobat, pendamping yang diberi, kepercayaan, dan pasangan.

Dalam Alkitab, teman adalah orang yang saling mengasihi satu sama lain dan dapat dipercaya; seorang teman dekat atau kawan (Kejadian 38:12). Mungkin, persahabatan yang paling dikenal dalam Alkitab adalah kisah Daud dan Yonatan (1 Samuel 18:1-4). Abraham disebut Sahabat Allah (2 Tawarikh 20:7), dan Tuhan berbicara kepada Musa "muka dengan muka, seperti seseorang berbicara kepada temannya" (Keluaran 33:11). Yesus mengatakan bahwa kita adalah teman-Nya jika kita taat kepada-Nya (Yohanes 15:14).

Contoh Persahabatan dalam Alkitab

Persahabatan Daud dan Yonatan mungkin adalah persahabatan yang paling dikenal dalam sejarah manusia (1 Samuel 18:1-4). Mengapa kedua orang ini tertarik satu sama lain? Pengamatan sepintas mungkin akan mengatakan bahwa mereka tidak cocok atau tidak mungkin bersahabat. Yonatan lebih tua dari Daud. Dia adalah anak dari seorang raja, sedangkan Daud adalah anak seorang gembala miskin. Yonatan adalah seorang prajurit perkasa, sementara Daud seorang pemuda yang belum berpengalaman.

Namun, keduanya -- dan tentunya semua orang -- dapat membangun persahabatan karena bahan-bahan penting yang terdapat di dalam diri mereka untuk memiliki persahabatan yang abadi.

Pertama, Daud dan Yonatan menjadi sahabat karena mereka memiliki iman yang sama. Kedua laki-laki itu memiliki iman kepada Allah yang Mahakuasa (1 Samuel 14:6; 17:39). Yonatan menjadi pejuang di Mikhmas sendirian, dan Daud membunuh Goliat karena keduanya yakin bahwa pertempuran adalah milik Allah.

Kedua, persahabatan mereka terbentuk karena keduanya memiliki keberanian yang luar biasa (1 Samuel 14:7-13; 17:32-37). Tidak diragukan bahwa Yonatan melihat banyak hal yang ia tahu benar di dalam diri Daud, hal-hal berkualitas yang jarang dimiliki oleh manusia. Yonatan mengetahui bahwa Daud adalah orang yang dapat ia percaya, dan kepada siapa ia dapat mengandalkan diri di masa-masa sulit (Amsal 25:19).

Akhirnya, dan mungkin yang paling penting, persahabatan tersebut dibangun di atas sebuah kekaguman akan kebijaksanaan masing-masing, yang saling dirasakan satu sama lain (1 Samuel 14:28-31; 17:38-39). Agar persahabatan dapat lebih berkembang, masing-masing pribadi harus membawa sesuatu yang dapat memperkuat yang lain ke dalam hubungan persahabatan (Amsal 27:6,17). Persahabatan dibuat untuk perbaikan diri, penghiburan, dan pencapaian. Jarang sekali orang menjalin persahabatan tanpa saling memperhatikan kualitas mengagumkan, baik dari diri mereka sendiri maupun yang ingin mereka miliki.

Apa yang Dilakukan dalam Persahabatan?

Teman saling membantu (Amsal 17:17; 27:10). Seluruh rancangan persahabatan dibangun untuk menghindarkan diri dari kesendirian pada masa-masa sulit, pencobaan, dan bencana (Pengkhotbah 4:9-12). Orang yang memiliki seorang teman, sama seperti kabel yang memiliki 3 lilitan.

Teman berbagi segalanya. Ketika Yesus mengatakan perumpamaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang, Ia mengungkapkan kebenaran mendasar mengenai persahabatan (Lukas 15:6,9; Roma 12:15). Yesus menggambarkan kebenaran ini ketika ia menyuruh Petrus untuk membayar pajak Bait Allah (Matius 17:27). Teman berbagi suka dan duka, keuntungan dan kerugian. Apa yang saya dapatkan dari menjadi seorang teman adalah seseorang "yang akan memberikan kemejanya sendiri" dan "uang terakhir di sakunya".

Teman bersifat setia. Mereka tidak membuka rahasia (Amsal 11:13). Mereka tetap bersama dengan Anda di saat "hujan atau cerah", atau pada masa-masa baik dan buruk (Amsal 17:17). Ada sebuah kutipan terkenal dari James Bowie, pahlawan Alamo. Bowie mengeluh kerena teman-temannya meninggalkannya setelah kesalahan mengerikan akibat penghakiman dari dirinya. Karena terkejut atas keluhan Bowie, temannya berkata, "Nah, Anda tahu kalau Andalah yang bersalah." Bowie menjawabnya, "Benar, tetapi justru saat itulah saya sangat membutuhkan mereka!"

Persahabatan menawarkan penghiburan. Ayub menyesalkan kenyataan ketika teman-temannya datang untuk membantunya pada saat bencana, ternyata mulai menuduhnya berdosa, dibanding menghiburnya (Ayub 6:14-15). Mereka adalah "penghibur yang menyedihkan" karena mereka tidak memberikan penghiburan dan tidak menunjukkan belas kasihan (Ayub 16:2,20; 19:19). Ayub menanggung kegagalan hubungannya, seperti yang terjadi pada Daud (Mazmur 38:11) dan bahkan, pada Tuhan kita (Matius 26:56). Dari Yesus, kita belajar mengenai arti sahabat sejati (Yohanes 15:13). Sementara yang lain mungkin meninggalkan kita, kita selalu memiliki teman di dalam Yesus (Ibrani 13:5-6). Yesus belajar mengenai hal tersebut dari Bapa-Nya (Yohanes 16:32). Persahabatan dimaksudkan untuk menuntun dan membawa kita keluar dari jurang keputusasaan dan kesepian (Amsal 27:17).

Teman memberikan nasihat. Nasihat sering kali bernilai sama dengan harga yang harus Anda terima dan tampaknya, semua orang memiliki nasihat untuk diberikan. Jadi, seseorang membutuhkan teman-teman yang baik sebagai sumber nasihat yang dapat dipercaya, yang dapat ia andalkan (Amsal 27:9). Nasihat yang baik dari seorang teman dapat membuat seluruh perbedaan dalam kehidupan (Amsal 27:19). Nilai dari nasihat seperti itu adalah bahwa ia akan bersifat jujur dalam mengkritik, dan bertujuan demi kebaikan kita (Amsal 27:6; 17:9). Dan, seorang sahabat sejati tidak akan pernah menasihati kita untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan iman (Ulangan 13:6-9).

Mengajarkan Persahabatan

Mungkin, salah satu keterampilan terbesar yang akan kita berikan kepada anak-anak kita adalah membangun persahabatan. Untuk memulai, kita harus mengajarkan kepada anak kita tentang cara-cara untuk menjadi seorang teman (Amsal 18:24). Ini melibatkan dukungan kita terhadap dirinya, agar ia dapat mengembangkan atribut-atribut dari karakter yang akan membuatnya layak menjadi sahabat bagi orang lain (Mazmur 35:14). Sebagai orang tua, Anda harus memimpin anak-anak Anda untuk dapat dipercaya, baik, setia, berani, pria dan wanita yang memiliki iman dan kasih.

Anda harus memberikan pemahaman kepada mereka tentang perbedaan antara persahabatan dan kronisme (Amsal 6:1-2; 19:4, 6-7; Lukas 6:27-38). Selalu ada orang yang akan berpura-pura menjadi sahabat untuk memanfaatkan Anda (Amsal 6:3; 14:20). Di masa muda, kita sering kali bingung dalam membedakan antara popularitas dan persahabatan. Kita salah mengaitkan hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan dan persahabatan. Menjadi pusat perhatian dan diterima oleh semua pihak tidak selalu berarti bahwa seseorang memiliki banyak teman.

Pelajaran hidup penting lainnya yang perlu kita berikan kepada anak-anak kita adalah untuk mengontrol lidah, suatu kekurangan yang sering kali berdampak negatif terhadap persahabatan (Amsal 16:28; 17:9). Mereka harus belajar untuk tidak bergosip, melainkan untuk selalu memberi semangat dan menjadi bijaksana (Mazmur 141:3; Amsal 22:11).

Akhirnya, teladankan perilaku tersebut di hadapan anak-anak Anda sendiri (1 Timotius 4:12). Biarkan mereka melihat, melalui sikap Anda, bagaimana perilaku seorang teman. Maka, mereka pun akan siap untuk berteman (Amsal 27:10). (t/N.Risanti)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Bible Class Books
Alamat URL : http://www.bibleclassbooks.com/teaching-values/friendship.html
Judul asli artikel : Teaching Values: Friendship
Penulis artikel : Jeff Asher
Tanggal akses : 3 Juni 2014

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar