Doa Jenderal Macarthur

Jenderal Douglas MacArthur dikenal sebagai panglima pasukan Sekutu yang berkedudukan di Filipina dalam Perang Dunia ke II dan kemudian sebagai panglima pasukan PBB dalam Perang Korea pada awal tahun 50-an.

Tidak banyak orang mengetahui bahwa Jenderal MacArthur pernah mengucapkan sebuah doa yang unik bagi generasi di bawahnya. Isi doa itu adalah sebagai berikut:

Ya Tuhan,

aku mohon supaya anakku jangan dibawa ke jalan yang mudah dan lunak,

melainkan dibawa ke jalan yang penuh desakan, kesulitan, dan tantangan.

Didiklah anakku supaya ulet berdiri di atas badai.

Bentuklah anakku menjadi manusia yang hatinya jernih, yang cita-citanya luhur,

anak yang sanggup memimpin dirinya sebelum sanggup memimpin orang lain.

Dengan demikian, aku, ayahnya akan memberanikan diri untuk berbisik, "Hidupku ini tidaklah sia-sia." Amin.

Keunikan doa ini terletak pada isi permohonan yang tidak begitu lazim. Biasanya, kita berdoa memohon agar Tuhan mengaruniakan kelancaran pada jalan hidup anak-anak kita yang sedang bertumbuh. Namun, dalam doa ini, MacArthur malah memohon yang sebaliknya.

MacArthur berdoa agar "anakku jangan dibawa ke jalan yang mudah dan lunak, melainkan dibawa ke jalan yang penuh desakan, kesulitan, dan tantangan".

Isi permohonan doa yang kurang lazim ini berlatar belakang pada keyakinan MacArthur sebagai seorang pendidik kepada generasi muda yang adalah nara didiknya. MacArthur berkeyakinan bahwa yang perlu diwariskan kepada generasi muda adalah semangat kerja yang ulet dan tekun. Dalam doa ini, MacArthur berkata, "Didiklah anakku supaya ulet berdiri di atas badai."

Hampir semua orang tua menghendaki agar anaknya berjiwa ulet dan tekun untuk bekerja keras. Namun, dalam kenyataannya, ulet dan tekun adalah sifat yang agak langka. Sifat yang banyak terlihat adalah justru kebalikannya, yaitu sifat santai, mencari kemudahan, dan memilih jalan pintas. Mungkin ini disebabkan karena banyak orang tua kurang memberi teladan atau kurang menciptakan suasana di mana keuletan dan ketekunan dapat berkembang. Banyak orang tua malah melindungi anaknya secara berlebihan, dan menciptakan suasana serba santai, serba tersedia dan serba dilayani. Akibatnya, banyak anak tumbuh ibarat tanaman dalam rumah kaca yang dilindungi dari hujan, angin, dan terik matahari. Padahal, tanaman yang berakar kuat adalah tanaman yang justru sering ditimpa hujan, angin, dan terik matahari.

Namun, keuletan dan ketekunan saja belum menjamin bahwa hidup seseorang benar di hadapan Allah; karena bisa saja terjadi bahwa seseorang ulet dan tekun dalam pekerjaan yang jahat. Karena itu, MacArthur berdoa, "Bentuklah anakku menjadi manusia yang hatinya jernih dan cita-citanya luhur ... yang sanggup memimpin dirinya ...."

Doa Jenderal MacArthur ini mengajak kita wawas diri dan bertanya, "Keteladanan dan nilai-nilai hidup apa yang sedang kita wariskan kepada generasi penerus? Apa doa kita untuk anak-anak kita?"

Diambil dari:

Judul buku : Selamat Pagi, Tuhan!
Penulis : Andar Ismail
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 2002
Halaman : 53 -- 54
Kolom e-publikasi: 
Situs: 

Komentar