Mukjizat Itu Nyata

Tahun 2012 adalah tahun yang penuh anugerah bagi saya dan keluarga saya, khususnya pada tanggal 29 Juni 2012, kami dikaruniakan anak yang kedua, Nathanael Brandon Liem.

Brandon lahir dengan sehat, hanya saja yang membuat kami sangat khawatir adalah terdapat benjolan di antara hidung dan mata sebelah kiri. Pada waktu melakukan USG 3 dimensi, kami memang sudah melihat ada tanda hitam di wajah Brandon. Namun, dokter USG menyatakan bahwa semuanya normal, mungkin memang hasil USG yang tidak begitu jelas pada area itu dan mungkin juga agar kami tidak terlalu khawatir. Benjolan yang berwarna biru keabu-abuan tersebut membuat Brandon tidak bisa membuka mata kirinya karena semakin hari semakin membengkak dan "belekan".

Pada tanggal 4 Juli 2012, salah satu dokter mata di Jakarta yang kami datangi menyatakan bahwa kemungkinan yang terjadi adalah tumor pembuluh darah (hemangioma capillary). Dokter ini menyarankan supaya kami melakukan CT-Scan terlebih dahulu. Dokter menginformasikan bahwa penyembuhannya tergantung dari perkembangan tumor tersebut, ada yang sembuh dengan suntikan (2 sampai dengan 7 kali) dan ada yang terpaksa harus dioperasi untuk pengangkatan tumor. Kami tidak bisa membayangkan bagaimana bayi yang belum genap 2 minggu sudah harus berhadapan dengan tindakan medis seperti CT-Scan, jarum suntik di mata yang pasti akan sangat sakit sekali, terlebih lagi dengan istilah operasi.

Saya percaya sekali ada bimbingan dari Tuhan Yesus sehingga suami saya menemukan artikel kesaksian kesembuhan dari seorang hamba Tuhan yang anaknya juga mengalami hal yang hampir mirip dengan Brandon, dan ini menguatkan iman kami bahwa Brandon pasti sembuh oleh kuasa-Nya. Melalui kontak dengan hamba Tuhan tersebut, akhirnya kami direkomendasikan untuk ke dokter mata yang pernah menangani anaknya. Tanggal 10 Juli 2012, kami berusaha mendapatkan tambahan pendapat dari dokter mata tersebut dan ternyata diagnosisnya memang berbeda bahwa yang dialami Brandon bukan hemangioma, melainkan dakriosistitis (dacryocystocele), yaitu terdapat saluran antara mata dan hidung yang tidak terbentuk sempurna dan hanya ada satu penyembuhan, yaitu melalui operasi. Kabar ini membuat keluarga kami bertambah stres. Sebagaimana dokter sebelumnya, dokter ini juga menyarankan agar dilakukan CT-Scan dan untuk mencegah pembengkakan benjolan yang lebih parah, dokter memberikan salep serta obat tetes. Akhirnya, kami pasrah dan mendaftarkan Brandon untuk di CT-Scan, yang akan dilakukan pada tanggal 12 Juli 2012. Inilah titik di mana saya benar-benar pasrah.

Setiap malam, kami sekeluarga berkumpul berdoa memohon kesembuhan bagi Brandon, dimulai dengan anak pertama kami Bryant (7 tahun) berdoa kepada Tuhan Yesus untuk kesembuhan adiknya dan menjauhkannya dari pisau operasi, kemudian doa diteruskan oleh suami. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh kakak-kakak saya, kakak pertama saya seorang Kristen dan kakak kedua saya seorang Katolik, kami melakukan doa bersama. Masing-masing kakak saya juga memohon bantuan doa untuk anak saya, Brandon. Dalam doa, kami percaya Tuhan akan menyembuhkan Brandon dan kami tolak pisau operasi.

Sejak hamil, saya sering terbangun pada jam 03.00 dini hari. Lalu, biasanya saya membaca Amsal dan Mazmur. Brandon senang dibacakan Alkitab sejak dalam kandungan. Dulu, sewaktu Brandon masih di dalam perut, setiap jam 03.00 dini hari, dia sudah menendang-nendang perut saya, dan saya tahu bahwa bayi dalam perut saya ingin dibacakan firman Tuhan. Di dalam doa, saya menyerahkan anak saya untuk dipakai Tuhan. Ketika Brandon lahir dengan benjolan itu, saya pasrah karena saya yakin Tuhan punya rencana yang hebat untuk anak saya ini.

Kamis, 12 Juli 2012, jam 03.30 subuh, Tuhan Yesus sungguh menyatakan kuasa-Nya. Puji Tuhan, mukjizat sungguh nyata, benjolan itu hilang tanpa operasi dan Brandon juga tidak perlu untuk menjalani CT-Scan yang kami daftarkan sebelumnya. Mukjizat terjadi dalam hidup Brandon, benjolan yang besar itu benar-benar hilang. Kami sangat bersukacita karena kasih Tuhan Yesus sungguh luar biasa dalam hidup Brandon. Pagi itu, saya memberi tahu kepada mama dan kakak-kakak saya bahwa Brandon sembuh. Akan tetapi, mereka semua berpikir bahwa saya sedang berkhayal lantaran tengah stres.

Selanjutnya, pada hari Sabtu, 14 Juli 2012. Kami kembali ke dokter mata. Dokter terheran-heran, dia belum pernah menemui kasus seperti ini. Dokter mengatakan bahwa benjolan tersebut sudah benar-benar bersih dan tidak menutupi saluran pernapasannya lagi, ini benar-benar mukjizat. Pasien yang ditangani dokter biasanya sembuh melalui operasi. Lalu, dokter tersebut meminta foto-foto Brandon.

Saya sungguh bersyukur karena banyak orang yang berdoa bagi kesembuhan anak saya. Tuhan Allah sungguh luar biasa dan Ia memiliki cara tersendiri untuk menjawab doa. Kesembuhan anak saya menjadi hadiah terindah dalam hidup saya pada hari ulang tahun saya pada tanggal 16 Juli 2012.

Tuhan senang bila kami memuji Dia dalam sebuah persekutuan. Kami mengadakan doa bersama lagi bersama kakak-kakak dan orangtua untuk mengucap syukur atas kesembuhan Brandon. Harapan kami adalah supaya kami bisa berdoa bersama keluarga besar setiap bulan karena sebelumnya belum pernah kami berdoa bersama antarkeluarga. Kami sadar kami menyembah Tuhan yang sama, menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran. Saya merasakan kedamaian saat bersekutu bersama keluarga.

Mengikut Yesus sungguh luar biasa. Sekarang, saya pribadi banyak belajar untuk lebih rendah hati dan mengasihi sesama saya. Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengasihi saya, maka saya pun harus membagikan kasih Kristus kepada sesama.

Terpujilah nama Tuhan Yesus untuk selama-lamanya. Amin.

"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu," (Mazmur 103:3)
<http://alkitab.sabda.org/?mazmur+103:3>

Diambil dan disunting dari:

Nama situs : GBI Tanjung Duren
Alamat URL : http://www.gbitanjungduren.com/kesaksian/19/mujizat-itu-nyata-kesaksian-bapak-steven-liem
Penulis artikel : Steven Liem
Tanggal akses : 10 Februari 2015

Tinggalkan Komentar