81 Tahun dalam Anugerah Tuhan

Ditulis oleh: Amidya

"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4)

Sungguh mengucap syukur untuk setiap hal dan setiap anugerah yang Tuhan berikan dalam kehidupan Ibu Kristien Ningsih. Tepat pada tanggal 09 Desember 1933, Ibu Kristien dilahirkan, dan pada tahun ini, 2014, Ibu Kristien telah berusia 81 tahun. Usia yang tidak muda lagi, tetapi Ibu Kristien masih setia untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Lahir dari keluarga yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, hingga akhirnya Tuhan memanggil Ibu Kristien dengan satu peristiwa yang sungguh ajaib. Berikut tuturan kisah Ibu Kristien tentang pengalaman pertobatan hingga terus hidup dalam Tuhan hingga sekarang beliau berusia 81 tahun.

"Saya lahir dari keluarga yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Sehingga ketika saya kecil, saya tidak mengenal siapa Tuhan Yesus itu. Hingga akhirnya, ketika saya berusia 14 tahun, saya mengalami sakit pada kaki saya. Kedua kaki saya sakit dan tidak dapat digerakkan. Sekian lama saya mengalami sakit di kaki saya dan karena sakit ini saya tidak masuk ke sekolah. Kedua orang tua saya juga bingung dengan sakit yang saya alami. Saya itu sehat, tapi tiba-tiba rasa sakit datang menyerang kaki saya. Kedua orang tua saya membawa saya dokter untuk berobat, tetapi saya masih mengalami sakit dan tidak bisa berjalan. Di tengah-tengah kesakitan yang saya alami, kemudian kakak perempuan saya pada hari Minggu ikut pergi ke gereja. Inilah kali pertama kakak perempuan saya pergi ke gereja. Pada saat di gereja, kakak saya mendengar khotbah dari Bapak Pendeta yang mengatakan, "Tuhan Yesus adalah tabib yang ajaib, Ia dokter di atas segala dokter!" Perkataan Pendeta ini, rupanya menggugah hati kakak perempuan saya."

"Sepulang dari gereja, kakak perempuan saya bercerita kepada kedua orang tua saya dan mengucapkan kembali khotbah yang disampaikan oleh bapak Pendeta di gereja tadi pagi. Kakak saya berkata kepada orang tua saya, "Papi, boleh tidak kalau Kristien di doakan oleh Pendeta? Saya tadi mendengar khotbah dari Pendeta kalau Tuhan Yesus itu tabib yang ajaib, Dia dokter di atas segala dokter." Lalu, orang tua saya menjawab, "Ya, boleh. Tidak apa-apa jika Pendeta itu datang ke sini untuk mendoakan Kristien." Mendengar izin yang diberikan oleh orang tua, minggu berikutnya ketika kakak saya pergi ke gereja, kakak saya menceritakan kepada Pendeta itu sakit yang alami. Hingga akhirnya Pendeta itu datang ke rumah saya untuk mendoakan saya. Melihat saya, Pendeta itu bertanya kepada saya, "Nanti kalau sudah sembuh ikut ke Sekolah Minggu ya?" Lalu, saya menjawab, "Ya, saya mau." Ketika saya menjawab ini saya masih tidak tahu karena saya masih kecil, saya tidak tahu apa itu Sekolah Minggu, yang penting saya menjawab "Ya".

Mendengar jawaban dari saya, bapak Pendeta kemudian mendoakan saya, usai berdoa kembali bapak Pendeta bertanya kepada saya, "Gimana, sudah enakan apa belum? Sekarang, ayo mulai berjalan!" Kaki saya memang sudah sudah terasa lebih enak dan tidak terlalu sakit, tapi saya takut untuk berjalan. Akhirnya bapak Pendeta kembali berkata kepada saya, "Kan sudah didoakan, sekarang berjalan. Jangan takut. Ayo, berjalanlah!" Akhirnya, saya pun mencoba untuk berjalan dan luar biasa, saya merasakah mukjizat kesembuhan dari Tuhan."

"Apabila saya mengingat sepanjang hidup saya, saya sungguh bersyukur kepada Tuhan. Semua yang saya miliki adalah pemberian dari Tuhan, sungguh Tuhanlah yang memberi. Mulai dari suami, anak, rumah dan semuanya adalah pemberian Tuhan. Dahulu saya tinggal di kota Delanggu, ketika anak-anak saya masih kecil, saya sering mengajak anak-anak saya naik becak dan berbelanja di Solo. Anak laki-laki saya, sering berkata, "Mami, beli rumah di Solo saja. Beli rumah yang besar." Saya pikir itu hanyalah perkataan anak saya yang masih kecil, rupanya Tuhan benar-benar memberikan saya rumah di Solo dan dapat membeli rumah yang besar. Saya mendapatkan rumah saya juga dengan cara yang tidak biasa. Suatu ketika sebuah rumah di dekat Pasar Nusukan ditawarkan, sehingga banyak orang yang menawar untuk membelikan. Saya pun ikut menawar dan saya menjadi penawar terakhir. Rupanya orang-orang yang sudah menawar pertama kali tidak diterima tawarannya dan tawaran saya lah yang diterima, sehingga saya bisa membeli rumah itu. Saya percaya itu semua adalah Tuhan yang memberi. Kerinduan saya, rumah yang saya miliki dapat dipergunakan untuk Sekolah Minggu dan persekutuan, dan sungguh itu semua dapat dipergunakan untuk persekutuan."

"Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh baik dalam hidup saya. Pertobatan dan pengenalan saya akan Kristus membuat saudara-saudara saya dan suami saya juga dapat bertobat dan sekarang mereka hidup dalam Tuhan. Saya bersyukur karena Tuhan sungguh baik, hingga sekarang saya sudah berusia 81 tahun, itu adalah anugerah dari Tuhan."

Demikian kesaksian dari Ibu Kristien Ningsih, seseorang yang menerima panggilan Tuhan dan beliau masih setia melayani pekerjaan Tuhan sampai saat ini. Segala hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan!

Sumber Kesaksian: Ibu Kristien Ningsih

Tinggalkan Komentar