Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Saya Ingin Menjadi Teman Macam Ini

Saya ingin menjadi teman yang selalu hadir, yang mengingat setiap hari ulang tahun, yang membuat surat-surat tulisan tangan yang indah, dan yang melontarkan percakapan asyik di Pinterest. Namun sebaliknya, saya adalah teman yang lupa untuk menelepon. Saya adalah teman yang terus-menerus menghilang. Saya adalah teman yang menanyakan alamat Anda kepada Anda berulang kali karena saya tidak pernah ingat untuk mencatatnya.

Saya rasa, saya dahulu adalah seorang teman yang lebih baik. Dahulu saya lebih sering menelepon, lebih sering menulis. Dahulu saya lebih sering mengundang orang ke rumah saya. Dahulu saya merasa sepertinya sayalah yang sering menjadi orang yang mengerjakan "semua bagian" dalam persahabatan saya, tetapi saya tidak merasakannya lagi dalam waktu yang lama. Saya rasa hal itu berarti teman-teman saya sudah mengambil peranan lebih banyak.

Jumlah waktu yang saya habiskan untuk berkomunikasi dan mengisi waktu dengan teman-teman mulai berkurang ketika saya mulai hamil tahun lalu. Trimester pertama benar-benar luar biasa. Saya jarang meninggalkan rumah dan terus-menerus menghilang dari antara teman-teman saya. "Saya ingin datang," tulis saya. "Saya berencana akan ada di sana!" Lalu, "Oh, saya tidak bisa. Maafkan saya." Lalu, beberapa bulan kemudian, suami saya dan saya mengetahui bahwa bayi kami tidak berkembang dengan baik dan kemungkinan akan mati sebelum waktu persalinan. Kami mendorong diri kami sendiri untuk bersenang-senang dengan teman-teman dan bersandar kepada mereka untuk memberikan selingan bagi kepedihan kami, tetapi sebagian besar musim panas dihabiskan bersama-sama, berhimpit-himpitan di depan TV. Saya lupa ulang tahun demi ulang tahun. Kami melewatkan beberapa pernikahan. Saya tahu seorang teman menelepon, tetapi membiarkannya masuk ke kotak pesan.

Setelah John meninggal, banyak dari teman kami berkunjung dan memperhatikan kami dengan membawakan makanan, mengirimkan pesan sms, dan menguatkan kami bahwa boleh-boleh saja mengambil waktu untuk tidak menghadiri pertemuan sosial. Untuk sesaat, saya merasa sangat bersalah tentang betapa saya telah menjadi malas dalam persahabatan saya. Saya tidak memiliki kekuatan untuk melakukan percakapan telepon yang panjang. Banyak dari teman saya begitu peduli dan mengikuti saya selama waktu-waktu tersebut, mampir ke rumah untuk melihat bagaimana keadaan saya dan menanyakan apa yang dapat mereka doakan. Masalahnya bukan karena mereka mengikuti saya! Masalahnya adalah bahwa setelah menceritakan isi hati saya kepada dua atau tiga orang, saya terkuras secara emosi dan menggumulkan tentang memiliki komunikasi yang berarti selama berhari-hari dalam suatu waktu.

Saya keras terhadap diri sendiri. Saya sudah berusaha menjadi teman yang baik. Saya tidak hanya ingin teman-teman saya mengetahui bahwa saya peduli kepada mereka, tetapi juga agar mereka dapat mendengar dan merasakannya. Saya juga ingin menjadi lebih kuat daripada ketika saya berada pada masa-masa itu. Sebelum bayi kami meninggal, saya telah mengajukan diri untuk menjadi pemandu klub buku untuk bulan Agustus. Pada saat harinya mendekat, saya benar-benar tidak ingin membatalkannya, meskipun saya telah kehilangan bayi saya beberapa minggu sebelumnya dan masih merasakan rasa sakit di bagian bekas operasi. Saya membuat makanan ringan yang mudah disajikan, meminum obat penghilang rasa sakit, dan bersandar di kursi malas saya. Yang saya ingat pada malam itu adalah, membuka pintu dan memberi tahu teman saya, Sally, bahwa saya membutuhkan dia untuk menjadi pemandu acara malam itu. Saya kemudian meletakkan kepala di atas meja dan beristirahat, sementara teman-teman saya mendiskusikan buku. Dengan manis mereka menggoda saya bahwa saya "terbius" dan menjadi lebih memahami tentang bagaimana malam itu bergulir.

Setelah sekian lama, saya mulai beristirahat dalam ketulusan yang ditunjukkan teman-teman saya kepada saya. Saya berkata kepada diri sendiri bahwa jika teman-teman saya tidak masalah memberi saya "tiket gratis", maka saya harus mulai memberi diri saya sendiri "tiket gratis" juga. Bagi saya, itu berarti tidak merasa bersalah jika saya membutuhkan waktu seminggu untuk kembali kepada seorang teman. Ini berarti terang-terangan kepada teman-teman saya tentang perjuangan saya untuk bersemangat dan banyak bicara. Ini berarti mempersilakan teman-teman untuk berkunjung kapan saja, bahkan ketika rumah saya berantakan, dan meminta mereka mencucikan pakaian atau piring untuk saya saat saya sedang dalam masa pemulihan.

Anda tahu? Saya membicarakan kembali apa yang telah saya katakan bahwa saya dahulu adalah seorang teman yang lebih baik. Ya, saya telah menghilang. Ya, saya telah melewatkan beberapa kejadian penting. Namun, saya telah membiarkan teman-teman saya mengambil peran pengikut dan memberi tahu diri saya sendiri bahwa tidak ada salahnya menjadi orang yang diikuti. Saya membiarkan teman-teman saya menemui saya pada saat saya menjadi rapuh, kesakitan, tetapi bukan menjadi orang yang tak berpengharapan. Saya membiarkan teman-teman saya melihat saya menangis, bermalas-malasan di rumah saya yang berantakan, dan mendengar saya berkata "Saya tidak bisa melakukan semuanya bersama-sama."

Sesuatu yang menarik terjadi ketika saya mulai mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada teman-teman saya atas kesabaran dan doa-doa mereka. Mereka berterima kasih kepada saya karena sudah terbuka dengan mereka mengenai pergumulan dan kesedihan saya. Saya pikir, di sini ada pelajaran berharga tentang persahabatan. Mungkin Anda berada dalam situasi kehidupan di mana Anda tidak menjadi teman "ideal" yang Anda inginkan. Mungkin Anda baru saja menjadi ibu atau mengerjakan tugas yang sulit, dan Anda terlalu lelah untuk bersenang-senang dengan teman-teman wanita Anda. Mungkin Anda seorang lajang atau janda, dan akan pergi ke acara pernikahan dengan membawa perasaan tidak aman dan kesepian. Saya tidak mengatakan bahwa Anda harus mengacuhkannya dan tetap hadir. Yang sedang saya mengatakan adalah bahwa ada sesuatu untuk dikatakan mengenai menjadi jujur dengan teman-teman Anda. Biarkan mereka melihat ke dalam hati Anda. Biarkan mereka berdoa dengan Anda, dan menawarkan penghiburan bagi Anda. Hal ini tidak hanya akan membawa Anda lebih dekat sebagai teman, tetapi juga sebagai saudara dalam Kristus. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : I Believe
Alamat URL : http://www.ibelieve.com/relationships/the-friend-i-want-to-be.html
Judul asli artikel : The Friend I Want to Be
Penulis : Laura Rennie
Tanggal akses : 2 April 2014

Komentar