Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bercerai? Ya Menikah Lagi Dong!

Edisi C3I: e-Konsel 364 - Pernikahan Kedua

e-Konsel: Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia. Akan tetapi, dalam kenyataannya, ada beberapa orang Kristen yang bercerai. Bahkan, ada juga yang setelah bercerai, menikah lagi.

Bagaimana pandangan Anda tentang pernikahan Kristen yang kedua? Apakah Anda setuju atau tidak? Apa dasar alkitabiah pandangan Anda?

Silakan sampaikan pandangan Anda. Saya tunggu ya ....

Terima kasih.

Komentar:

Theresia: Setahu saya, orang Kristen tidak boleh bercerai. Kalaupun ayat Alkitab mengatakan bahwa perceraian tidak boleh terjadi kecuali karena zina, sebenarnya itu karena kekerasan hati orang-orang Israel pada masa itu. Kalau seseorang yang ditinggal mati oleh pasangannya lalu menikah lagi, bagi saya tidak masalah. Namun, akan lebih baik jika dia tetap melajang hingga mati. Akan tetapi, daripada ia jatuh dalam dosa, lebih baik dia menikah saja. Begitu.

Nah, untuk beberapa gereja yang anggota jemaatnya ada yang bercerai, tolonglah untuk tidak menganggap mereka orang yang paling berdosa dan menjauhinya. Sebaliknya, rangkullah dan bimbinglah agar mereka tetap ada di dalam Kristus. Semoga membantu.

e-Konsel: Jadi, untuk menghindarkan seseorang dari dosa seksual, seseorang diperbolehkan menikah kembali ya, Theresia?

Theresia: Menurut saya begitu, sesuai dengan ayat di dalam 1 Korintus 7:9 yang menuliskan, "Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu."

e-Konsel: Baiklah, Theresia. Terima kasih untuk jawaban Anda.

Berlin: Saya tidak setuju dengan pernikahan kedua, kecuali alasan pasangan meninggal dunia. 1 Korintus 7 dengan jelas mengatur hal ini.

e-Konsel: Baiklah, Pak Berlin Berlian. Bagaimana jika salah satunya berselingkuh, Pak? Dan, pernikahan mereka tidak dapat dipersatukan lagi? Apakah tidak boleh memilih bercerai?

Katarina: Waduh hari gini mau menikah lagi?? Wanita tidak pernah mau menikah 2x karena wanita itu kunci bahtera rumah tangga dan pria adalah nakhodanya. Sebagai wanita tidak gampang lho cari suami ke-2. Kalau nakhoda ke-2-nya tidak beres gimana rasanya? Lebih baik menikah 1 kali janji ke Tuhan. That's it!!

e-Konsel: Untuk itu, perlu banyak pertimbangan ya. Apakah memang pernikahan kedua lebih baik untuk dilakukan? Terima kasih untuk masukan Katarina.

Vel Law: Kenyataan inilah yang makin menjauhkan saya dari gereja karena saya merasa tidak pantas dan merasa amat berdosa walaupun tidak menikah lagi.

e-Konsel: Salam kenal, Ibu Vel Law. Kalau menurut saya, Ibu tidak perlu menjauhkan diri dari ibadah di gereja. Ibu dapat mengonsultasikan apa yang Ibu rasakan kepada gembala atau majelis yang melayani di gereja Ibu. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak berdosa, tetapi yang lebih penting adalah kita terus berusaha melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dalam hal ini, Ibu memang bercerai, tetapi Ibu tetap melajang hingga sekarang. Artinya, bahwa Ibu berusaha melakukan apa yang tertulis di dalam Alkitab. Tetap setia mengasihi dan menyenangkan Tuhan, ya Bu. Tuhan Yesus memberkati.

Vel Law: Trims atas sarannya. Saya telah konsultasi dari mula, memang saya pernah putus berdoa dan masih beriman kepada Tuhan, tetapi sudah jarang menghadiri Misa kudus.

e-Konsel: Terima kasih kembali, Ibu Vel Law. Wah, kalau saya boleh memberi saran, kembalilah kepada Tuhan dan tetap mengikuti ibadah. Tuhan melihat hati kita, Bu. Dia peduli dan mengerti apa yang kita rasakan.

Berlin: Kalau boleh saya menambahkan masukan untuk Ibu Vel Law. Saya rasa yang perlu kita pahami sebagai orang yang percaya kepada Tuhan adalah bahwa kita diciptakan untuk "memiliki hubungan dengan Tuhan". Itu adalah TUJUAN UTAMA manusia diciptakan. Hubungan dengan sesama, baik sebagai suami istri, rekan, ataupun yang lain, hanyalah sekunder. Jika kita punya masalah dengan yang sekunder ini, alangkah lebih baik jika kita terus berusaha mempertahankan hubungan yang primer, yaitu hubungan kita dengan Allah. Dan, gereja adalah salah satu sarana yang menolong kita untuk tetap memiliki hubungan dengan Allah. Akan sangat disayangkan jika kita memilih untuk mengurangi intensitas hubungan kita dengan Tuhan dengan menghindari gereja. Akan tetapi, puji Tuhan kalau Ibu masih beriman kepada Tuhan. Semoga Ibu bisa menemukan jalan untuk semakin dekat dengan Tuhan.

e-Konsel: Saya sepaham dengan apa yang diutarakan Bapak Berlin. Jika kita dekat dengan Allah dan berfokus kepada-Nya, kita pasti akan dikuatkan menjalani hidup dengan atau tanpa pasangan kita. Tuhan memberkati kita semua.

Bagaimana menurut Anda, Sahabat Konsel?
Jika Anda memiliki pendapat lain, silakan tuliskan di
Facebook e-Konsel < https://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10152512747563755 >.
Terima kasih.

Komentar