Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagian C: Pernikahan: Menyongsong Pernikahan

Pernikahan: Menyongsong Pernikahan
Latar Belakang

Pernikahan adalah ikatan hidup panjang yang paling serius yang dapat dilakukan oleh sepasang kekasih sepanjang hidup mereka. Tetapi banyak pasangan memasukinya dalam keadaan kurang dewasa dan tidak cukup pengertian. Semakin meningkatnya jumlah perceraian, menunjukkan betapa penting mempersiapkan kaum muda memasuki pernikahan mereka.

Berikut adalah prinsip-prinsip pernikahan yang akan membantu mereka yang sedang menyongsong saat pengucapan janji nikah mereka:
  • Suatu pernikahan yang baik bukan terjadi di surga, tetapi di bumi. Kasih adalah bagian kemanusiaan kita yang rapuh yang perlu dipelihara dan dikembangkan terus-menerus. Tentu saja, mereka yang berniat menikah harus mengharapkan pimpinan Tuhan, tetapi keberhasilan pernikahan mereka akan sangat bergantung pada usaha pasangan itu sendiri menanggapi pimpinan Tuhan.
  • Suatu pernikahan yang baik tidak didasarkan atas angan-angan tetapi atas kenyataan. Terlalu banyak pasangan yang karena pengaruh dongeng-dongeng cinta, menikah dengan pengharapan yang terlampau tinggi, kemudian melewati tahun-tahun penyesuaian diri yang penuh dengan penderitaan.
  • Suatu pernikahan yang baik didasarkan oleh adanya rasa hormat terhadap diri sendiri dan terhadap pasangannya.

    Citra diri buruk yang diwarisi dari Latar Belakang keluarga penuh tekanan atau tidak dewasa, dapat membawa pengalaman penuh badai. Hubungan yang kokoh dengan Yesus Kristus disertai pengenalan diri yang benar akibat hubungan tadi, sangat berarti.

    Pengenalan diri yang miskin pada masing-masing pasangan, dapat pula menimbulkan kesalah mengertian dan ketegangan. Tanpa perlu terlalu banyak pengamatan, sudah jelas bahwa pria dan wanita berbeda secara jasmani: Namun berapa banyak yang siap menghadapi kenyataan bahwa calon teman hidupnya memiliki perbedaan-perbedaan emosional dan mental yang berarti? Masing-masing pasangan harus menyadari ini dan bersiap melakukan kelonggaran dan penyesuaian diri yang diperlukan. "Laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka . . . " (Kej 5:2).

  • Pernikahan yang pasangannya memiliki berbagai kesamaan, memiliki kesempatan lebih banyak untuk berhasil. Ini berarti perlu:
    Kesamaan Latar Belakang agama.
    Sama Latar Belakang budaya dan sosial.
    Tingkat ekonomi sebanding.
    Kesempatan pendidikan yang setaraf.
    Situasi rumah tangga yang mantap.
  • Pernikahan bukanlah tempat untuk memperbaiki diri! Seseorang yang menikah dengan tujuan memperbaiki masalah-masalah dalam kepribadiannya, sedang merayu masa depan yang penuh malapetaka. Apa yang tidak dapat dirubah sebelum menikah, tak mungkin pula akan berubah dalam pernikahan. Karena itu, bila tersangkut masalah-masalah alkohol, obat bius atau pelanggaran susila, harus dipertimbangkan secara serius sekali.
  • Pasangan yang menikah "dalam Tuhan" (1Kor 7:39) memiliki modal lebih besar untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik, dari pada mereka yang di luar Kristus.
"Suatu rumah tangga hanya akan mewujudkan maksudnya yang sejati, bila ia dikontrol oleh Allah. Singkirkanlah Yesus Kristus dari rumah tangga anda, maka rumah tangga anda akan kehilangan maknanya. Tetapi tempatkanlah Yesus Kristus dalam hati anda dan dalam kehidupan keluarga anda, maka Dia akan merubah rumah tangga anda."
_Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Ucapkan selamat padanya atas inisiatifnya mencari bimbingan menjelang pernikahannya. Bagikan prinsip-prinsip Alkitab berikut:

    Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18).

    "Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenal Tuhan." (Ams 18:22).

  2. Nasihatkan dia untuk menyerahkan hati dan hidupnya kepada Yesus Kristus, bila dia ingin mengalami penyertaan dan bimbingan Allah dalam hidup dan pernikahannya. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  3. Entah dia baru atau sudah lama menjadi Kristen, nasihatkan dia untuk bersikap mantap mengikut Kristus. Dia perlu pula membaca dan mempelajari Firman Tuhan, mendoakan segala perkara dan melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Semua hal ini akan memperkaya hidupnya, memungkinkan dia berbuat lebih banyak bagi hidup nikahnya.
  4. Bila dia segera akan menikah, pastikah bahwa pernikahan itu terjadi di dalam Tuhan (1Kor 7:39). "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2Kor 6:14).
  5. Sebelum menikah, yang bersangkutan harus memperbaiki faktor-faktor yang menjamin keberhasilan pernikahan, dengan:
    1. Meminta berkat dan kontrol Tuhan atas hidupnya dan hidup pasangannya, melalui permohonan doa.
    2. Memahami dan menghayati semua pengetahuan yang dapat di perolehnya tentang rumah tangga yang berpusatkan Kristus. Selidiki semua bagian Firman yang bicara tentang pernikahan dan rumah tangga.

      Bacalah buku-buku yang ditulis oleh para pembimbing dan pendeta Kristen.

      Bahan-bahan sedemikian dapat diperoleh dari toko buku Kristen terdekat.

      Banyak pula gereja yang memiliki perpustakaan dengan cukup banyak buku tentang rumah tangga dan pernikahan Kristen.

      Manfaatkan berbagai seminar, kursus, film yang membahas tentang pokok ini.

      Mintalah bimbingan dari pendeta, penyuluh tentang pernikahan atau psikolog Kristen yang berbobot. Bimbingan tentang nikah seharusnya meliputi sudut cakupan yang luas, termasuk masalah kepribadian, kerohanian, keuangan dan masalah-masalah seksual.

  6. Sesudah menikah, lakukan hal berikut:

    Kembangkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan yang di dalamnya pernikahan dapat bertumbuh secara rohani dan di mana seisi rumah tangga kelak, dapat diterima dan dipupuk oleh hal-hal kekal.

    Tetapkah hati untuk berkomunikasi secara bebas dan tulus dengan pasangannya, tentang segala aspek kehidupan: mental, emosional dan jasmani. Kebiasaan ini kelak akan sangat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam pernikahan.

  7. Berdoalah bersama orang yang anda layani, meminta berkat, penyertaan dan pimpinan Tuhan dalam hidup masing-masing dan dalam pernikahan yang segera akan dimasuki.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." (Ef 5:21,22)

"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1Pet 3:7)

"Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik." (Ams 24:3,4)

"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Am 3:3)

2Korintus 6:14,15

Komentar